Tragedi Tali Lift Putus di Ubud

Sosok Linggawati Utomo Pemilik Ayu Terra Resort Ubud Bali, Tragedi Tali Lift Putus Tewaskan 5 Orang

Sosok Linggawati Utomo pemilik Ayu Terra Resort Ubud Bali dimana lokasi terputusnya tali lift yang menewaskan lima orang.

Penulis: Yuni Astuti | Editor: Hendrik Budiman
Kolase TribunBengkulu.com dan Bangkapos.com
Kolase foto Linggawati Utomo. Sosok Linggawati Utomo Pemilik Ayu Terra Resort Ubud Bali, Tragedi Tali Lift Putus Tewaskan 5 Orang 

TRIBUNBENGKULU.COM - Sosok Linggawati Utomo pemilik Ayu Terra Resort Ubud Bali dimana lokasi terputusnya tali lift yang menewaskan lima orang.

Linggawati Utomo berjanji akan bertanggung jawab untuk pembiayaan pengabenan pada korban tragedi tali lift putus.

Diketahui Linggawati merupakan warga asal Jakarta. Melansir dari Bangkapos.com, Ayu Terra Resort Ubud sendiri merupakan vila di Bali yang terletak di Jalan Raya Kedewatan No. 17A, Kedewatan, Ubud, Bali.

Vila ini menawarkan keindahan panorama alam yang asri, terutama lanskap Lembah Sungai Ayung yang dikelilingi rindangnya pepohonan tropis.

Sebagian besar ruangannya menggunakan kaca besar dan ini memungkinkan pengunjungnya menikmati pemandangan yang ditawarkan dari Ayu Terra Resort Ubud Bali.

Linggawati Utomo, berjanji akan bertanggung jawab atas insiden maut putusnya tali sling lift yang menewaskan lima karyawannya pada Jumat (1/9/2023) lalu.

Dia juga mengucapkan belasungkawa dan permohonan maaf kepada keluarga korban.

"Hari ini kami sudah bertemu dengan seluruh keluarga korban. Semua biaya upacara hingga pengabenan akan ditanggung semua oleh pihak perusahaan. Kemudian juga ada santunan kematian dan asuransi BPJS Ketenagakerjaan," tutur Linggawati dilansir dari Bangkapos.com

Linggawati juga menegaskan lift yang mengakibatkan kelima karyawannya yang meninggal itu telah melalui uji kelaikan.

Linggawati juga mengatakn jika kelaikan terhadap lift tersebut terakhir kali dilakukan pada November 2022 dan masih dinyatakan laik hingga akhir November 2023.

"Tiap tahun dilakukan pemeriksaan," tandasnya.

Ayu Terra Resort Tutup Total

Ayu Terra Resort Ubud yang berada di Desa Kedewatan, Kecamatan Ubud, Gianyar telah tutup total, pada Minggu (3/9/2023) usai insiden tali lift putus yang menewaskan pekerja Daily Worker (DW) Ayu Terra Resort Ubud.

Dikutip dari TribunBali.com, tidak ada aktivitas di dalam resort pasca pihak kepolisian melakukan penyelidikan tewasnya 5 pegawai akibat tali lift putus.

Namun terdapat beberapa sepeda motor yang diduga miliki korban serta kendaraan operasional resort.

"Pegawai, manegemen, humas maupun pemiliknya sudah tidak ada di sini. Sudah sepi, sudah tutup setelah petugas (kepolisian) pulang kemarin sore," ujar seseorang saat ditemui di depan resort pada Minggu 3 September 2023.

Ayu Terra Resort ini, berada di lokasi yang diminati oleh wisatawan mancanegara.

Lokasinya berada di atas tebing sungai ayung. Posisi resort ini juga menyesuaikan dengan kontur tanah lembah.

Yakni, setiap kamar hotel berada di lembah dan dari depan kamar, tamu akan menikmati lembah sungai ayung.

Sementara untuk menuju resort ini cukup mudah.

Sebab aksesnya ada di depan Jalan Raya Kedewatan dan dekat dengan warung-warung nasi langganan wisatawan.

Meski dekat dengan jalan raya, namun suasana resort ini tetap nyaman.

Sebab ada banyak pepohonan yang menyejukkan dan membelah kebisingan kendaraan di jalan raya.

Tak ayal, sebelum adanya insiden lift maut yang menewaskan lima pegawai, resort ini tak pernah sepi tamu.

Kronologi Tragedi Maut

Kronologi tragedi kecelakaan maut tali lift putus di Ubud Bali yang menewaskan 5 orang.

Kecelakaan itu terjadi di Ayu Terra Resort, di Desa Kedewatan, Kecamatan Ubud, Gianyar, Bali, Jumat (1/9/2023).

Sebanyak 5 orang yang meninggal itu merupakan pegawai housekeeping yang masih berstatus daily worker.

Kelimanya meregang nyawa saat hendak ke bagian bawah resort menggunakan lift terbuka.

Di mana lift dengan kemiringan 90 derajat, dan ketinggian sekitar 100 meter tersebut, talinya putus, sehingga kelima pegawai terjun beban ke dasar lift.

Dikutip dari TribunBali.com, begitu memasuki pintu gerbang resort, para karyawan di lobi tampak murung.

Ada yang duduk lemas di pojokan, dan beberapa dari mereka saling menenangkan.

Tak ada satupun dari karyawan yang bisa dimintai keterangan.

Sebab, jangankan untuk berbicara, untuk mengganti posisi duduk saja mereka seakan tak sanggup.

Dari tatapan kosong dan air mata yang mengering, dapat dilihat betapa syoknya mereka atas tragedi kecelakaan ini.

Kapolsek Ubud, Kompol I Made Uder, sendiri saat ditemui di TKP, mengatakan pihaknya kesulitan meminta keterangan pada karyawan setempat.

"Mereka masih syok, belum ada yang bisa memberikan keterangan, karena kejadian terjadi sangat tidak terduga," ujarnya.

Saat ditemui di TKP, Kompol Uder mengatakan, total korban ada lima orang. Tiga orang telah dibawa ke RSU Payangan, dan dua orang masih tergeletak di TKP dalam kondisi tak bernyawa.

Berdasarkan sejumlah sumber di TKP, diketahui beberapa korban ialah, Ni Luh Superningsih asal Banjar Peneca, Kecamatan Payangan.

Ni Kadek Yanti Pradewu asal Banjar Dinas Beji, Buleleng. Sang Putu Bayu Adi Krisna (19), asal Desa Kedewatan.

Serta dua orang lagi berasal dari Bangli dan Desa Lodtunduh Ubud, namun namanya belum diketahui.

"Orangnya masih muda-muda, semuanya di bagian housekeeping, statusnya pegawai DW," ujar seorang karyawan setempat setelah berhasil menenangkan dirinya.

Jenazah dua korban terakhir tersebut, dievakuasi oleh BPBD Gianyar, dibantu aparat kepolisian, lalu jenazah tersebut dibawa ke RSU Ari Santi Ubud menggunakan ambulans PMI Gianyar.

Para kerabat dan orangtua para korban pun, datang ke resort.

Mereka lemas dan hanya bisa menangisi kepergian para korban. Sementara pemilik resort juga sangat syok atas peristiwa ini.

Jero Bendesa Kedewatan, I Nyoman Sudiana mengatakan, resort tersebut telah beroperasi hampir delapan tahun, dan penggunaan lift terbuka tersebut sudah sejak lima tahun lalu.

Selama ini, antara resort dan desa adat terjalun hubungan yang sangat baik. Karena itu, ia mengetahui bahwa sebelum-sebelumnya, lift tersebut tidak pernah bermasalah.

"Baru kali ini ada kejadian seperti ini," ujarnya.

Pasca kejadian ini, pihaknya pun akan berkoordinasi dengan pihak resort terkait upakara penyucian wilayah.

Hal itu untuk mengindari kejadian serupa terjadi lagi.

Selain itu, ia juga akan menyarankan pada pihak resort, supaya mengavaluasi kemiringan lift jika memang akan kembali menggunakan lift model demikian.

"Nanti akan kami minta dievaluasi liftnya. Sebab kemiringannya kan saat ini cukup tajam, hampir 90 derajat dengan ketinggian hampir 100 meter. Jadi cukup riskan," ujarnya.

Korban Akan Menikah

Korban tragedi maut Tali Lift putus di Ubud Bali, pada Jumat (1/9/2023) ada yang akan gelar pernikahan dalam waktu dekat.

Kekasih korban yang meninggal dunia itu tak kuasa menahan tangis usai mendapat kabar duka tersebut.

Ngurah Krisna yang merupakan kekasih dari Ni Kadek Hardiyanti (24) asal Banjar Teruna, Desa Taman Bali, Kecamatan Bangli hanya terduduk lemas di samping pintu IGD.

Ngurah Krisna menuturkan, telah berpacaran dengan Hardiyanti alias Dek Ani sejak 6 tahun lalu.

Hubungan mereka pun sudah sangat dekat, dan rutin bertemu.

Karena itu, Ngurah Krisna sangat terpukul dan kehilangan atas kejadian kecelakaan tali lift putus ini.

"Sudah pacaran sejak 6 tahun. Setiap hari sama tiang. Saya sudah biasa ke rumah dia, dia juga begitu," ujarnya.

Ngurah Krisna mengatakan, sebelumnya tak ada firasat kekasihnya akan meninggal dunia dalam kondisi seperti ini.

Namun ia mengungkapkan, sebelum peristiwa naas menimpa Dek Ani, tingkah Dek Ani memang tampak relatif berbeda dari biasanya.

"Sehari sebelum kejadian, dia tiba-tiba jadi pelupa. Sejak beberapa hari lalu, biasanya tak suka bikin story di WA, tiba-tiba dia suka. Saya tak tahu apakah itu tanda-tanda," ujarnya.

Kecelakaan Jalur lift terbuka di Ayu Terra Resort, Desa Kedewatan, Ubud, Gianyar, Bali, yang menewaskan lima orang pegawainya, Jumat 1 September 2023. (Wayan Eri Gunarta/Tribun Bali)

Ngurah Krisna mengatakan, sebenarnya ia akan menikahi Dek Ani dalam waktu dekat.

"Dek Ani sangat mendukung saya bekerja ke luar negeri. Rencananya mau berangkat dulu, setelah setahun mau menikah," ujarnya lalu menitikkan air mata.

 

 

 

 

 

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved