Sumur Warga Kepahiang Tercemar BBM
8 Sampel Air di Kepahiang Dicek, Pertamina Dukung Pihak Berwenang Tindak Lanjuti Aduan Masyarakat
Pertamina telah bekerjasama dengan pihak-pihak terkait serta telah mengambil sebanyak 8 sampel disekitar lembaga penyalur BBM
Penulis: Jiafni Rismawarni | Editor: Yunike Karolina
Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Jiafni Rismawarni
TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel mendukung langkah pihak berwenang dalam menelusuri aduan warga, untuk pengecekan di SPBU 24.39.112 yang berlokasi di jalan lintas Kepahiang-Pagar Alam, Provinsi Bengkulu.
Juga terus memberikan update informasi kepada pihak berwenang, terkait laporan warga pasar Kepahiang itu.
Area Manager Communication, Relation & CSR Sumbagsel, Tjahyo Nikho Indrawan menyatakan bahwa Pertamina telah bekerjasama dengan pihak-pihak terkait serta telah mengambil sebanyak 8 sampel disekitar lembaga penyalur BBM di SPBU 24.391.12.
"8 sampel yang diambil mulai dari radius 5 meter, 80 meter hingga 160 meter dari titik SPBU," ujar Nikho, Selasa (12/9/2023).
Nikho menambahkan Pertamina saat ini tengah melakukan hydrotest pada 4 unit tangki pendam SPBU tersebut.
Untuk memastikan bahwa tidak ada kendala pada tangki pendam di lembaga penyalur tersebut.
"Kami menyerahkan hasil pengecekan kepada pihak yang berwenang serta Pertamina siap untuk mendukung seluruh proses investigasi," kata Nikho.
Untuk itu, pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang, serta menggunakan BBM sesuai kebutuhan.
Pertamina juga meminta masyarakat tidak melakukan pembelian secara berlebih karena pasokan energi tersedia aman dan tercukupi.
Baca juga: Sumur Warga di Kepahiang Diduga Tercemar BBM, Polisi Periksa 4 Saksi, DLH Tunggu Hasil Lab
Polisi Periksa 4 Saksi
Polisi memulai penyelidikan dugaan pencemaran sumur warga di Kelurahan Pasar Kepahiang Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu.
Penyelidikan sumur tercemar diduga karena BBM dari SPBU menindaklanjuti laporan dan keluhan warga.
Kasat Reskrim Polres Kepahiang Iptu Doni Juniansyah mengatakan, saat ini pihaknya telah memeriksa keterangan 4 orang saksi.
"Untuk keterangan dari 4 orang saksi sudah kita terima, untuk saat ini masih laporannya masih dilakukan penyelidikan," ungkap Doni, saat diwawancara pada Senin (11/9/2023).
Setelah mengambil keterangan saksi dari pihak warga dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kepahiang, polisi juga akan memanggil pihak lain untuk dimintai keterangan terkait dugaan pencemaran tersebut.
"Pemeriksaan akan dilanjutkan, kita juga akan meminta keterangan dari pihak SPBU, Pertamina dan juga pihak ahli. Agar nanti bisa diketahui apakah sumur ini tercemar dari SPBU atau tidak," jelas Doni.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kepahiang Swifanedi Yusda mengatakan, untuk saat ini pihaknya masih menunggu hasil investigasi dari pihak Pertamina.
"Saat ini kita tidak bisa menduga-duga, apakah itu tercemar dari SPBU atau bukan. Kita tunggu hasil investigasi pihak Pertamina," ungkap Swi.
Swi juga menjelaskan, jika hasil investigasi sudah keluar, baru pihaknya akan berkoordinasi dengan Bupati Kepahiang.
Nanti Bupati Kepahiang akan berkirim surat kepada Gubernur Bengkulu dan Dinas ESDM Provinsi Bengkulu untuk mencari solusi persoalan ini.
"Pasti nanti kita akan berkirim surat ke provinsi, karena tugas kita di daerah hanya pengawasan," jelas Swi.
Penjelasan Manager SPBU
Manager Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pasar Kepahiang, Erwin menanggapi persoalan air sumur warga yang diduga tercemar bahan bakar minyak (BBM) dari SPBU-nya.
Pihaknya juga sudah melakukan pengecekan bersama pihak Pertamina dari Bengkulu dan Sumatera Selatan.
"Tadi kita bersama dengan Pertamina Bengkulu dan Sumatera Selatan, ke beberapa rumah warga dan masjid yang diduga terdampak bahan bakar minyak," ungkap Erwin, saat diwawancarai, pada Rabu (6/9/2023).
Erwin menjelaskan, pihaknya mengambil beberapa sampel air dari rumah warga dan masjid Jamik yang berada di Kelurahan Pasar Kepahiang.
Dari hasil kasat mata yang dilakukan pihaknya memang ada bau seperti bahan bakar minyak.
"Kami langsung melakukan pengecekan di tempat kontrol di SPBU, hasilnya tidak ada kebocoran," tuturnya.
Ia menjelaskan, jika adanya kebocoran dari SPBU yang dikelolanya ini, maka pihaknya juga merugi.
Pasalnya setiap SPBU memiliki alat secara otomatis yang memberikan informasi, minyak masuk ataupun keluar.
"Kalau bocor kami rugi, kami ada alat kontrol, dimana minyak yang masuk misal 8000 ton maka ada informasi kalau keluar juga 8000 ton, laporannya hingga kemarin masih sama pemasukan minyak dan pengeluarannya sama," jelasnya.
Namun pihaknya belum bisa menyimpulkan apakah sekitar SPBU Pasar Kepahiang ini, terdampak pencemaran dari bahan bakar minyak yang diduga dari SPBU nya.
Pasalnya menurut Erwin, saat diambil sampel airnya tak lebih mengarah ke bahan bakar minyak solar.
"Di SPBU ini kami menjual hanya 3 jenis bahan bakar minyak, mulai dari pertalite, pertamax dan Dex," kata Erwin.
Ia juga meminta untuk bermediasi dengan warga di sekitar Kelurahan Pasar Kepahiang, memperlihatkan bagaimana pihaknya mengkontrol bahan bakar minyak.
"Kalau memang adanya kebocoran, kami juga pasti merugi karena beberapa liter minyak kami hilang karena bocor," jelasnya.
DLHK Kepahiang Uji Sampel
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kepahiang melakukan uji sampel sumur warga yang diduga tercemar Bahan Bakar Minyak (BBM).
Air sumur warga Kelurahan Pasar Kepahiang tepatnya di RT 06 RW 02, diduga tercemar BBM dari SPBU yang berada dekat dengan rumahnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kepahiang Swifanedi Yusda, saat dihubungi pada Rabu (6/9/2023) menjelaskan, pihaknya telah melakukan pengambilan sampel air dari sumur warga yang diduga tercemar limbah BBM dari SPBU yang berada di Kelurahan Pasar Kepahiang, Kecamatan Kepahiang.
"Hari Selasa 5 Agustus 2023 kemarin, tim kami sudah turun untuk melakukan pengecekan di rumah warga. Sudah ada sampel air yang diambil dari beberapa sumur warga, untuk selanjutkan kita lakukan pemeriksaan laboratorium," ungkap Swifanedi Yusda, saat dihubungi Rabu (6/9/2023).
Sampel air sumur warga yang diduga bercampur BBM dari SPBU itu saat ini sudah dilakukan pengiriman ke laboratoriun untuk dilakukan pemeriksaan kadar cemaran BBM yang ada dalam air sumur milik warga.
Hasil dari pemeriksaan sampel nanti yang menjadi dari dasar pihaknya untuk mengambil langkah selanjutnya atas persoalan lingkungan ini.
"Untuk hasilnya nanti, menunggu hasil dari laboratorium, nanti juga yang menjadi dasar kami untuk permasalahan dugaan pencemaran lingkungan yang dialami warga," jelas Swifanedi.
Ditanya terkait persentase kandungan BBM yang diduga mencemari air sumur warga Kelurahan Pasar Kepahiang, pihak DLH belum bisa memberikan penjelasan lebih lanjut, karena masih di laboratorium.
"Kalau persentase kami belum tahu, karena masih ada pemeriksaan dari laboratorium dulu. Saat ini masih dilakukan pemeriksaan untuk sampelnya," kata Swifanedi.
Sebagai upaya tindak lanjut dari pencemaran lingkungan yang diduga berasal dari SPBU ini, DLH Kepahiang berencana akan membuat analisa staf dan akan mengirimkan surat ke pihak pengelolaan SPBU, ESDM Provinsi Bengkulu dan pihak Pertamina Bengkulu.
"Nanti kita lihat hasil pemeriksaan keseluruhan. Jika pencemaran lingkungan sudah melebihi ambang aman manusia, pasti ada upaya tegas yang akan kita berikan kepada pengelolaan SPBU yang diduga aktivitasnya mencemari lingkungan," ujar Swifanedi.
Keluhkan Sumur Tercemar
Warga RT 6 RW 2 Kelurahan Pasar Kepahiang Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu mengeluhkan air sumur yang diduga tercemar Bahan Bakar Minyak (BBM).
Rumah warga ini sendiri berdekatan dengan SPBU yang berada di Kelurahan Pasar Kepahiang. Hanya dipisahkan oleh jalan raya, yang luasnya sekitar 10 meter.
Samaun (60) mengatakan sumur miliknya ini sudah tak bisa digunakan sejak 10 tahun terakhir.
"Tidak bisa digunakan lagi, karena airnya sudah bau bensin, kalau airnya dibakar hidup," ungkap Samaun saat diwawancarai oleh TribunBengkulu.com, Selasa (5/4/2023).
Lanjut Samaun, air dari dalam sumurnya ini tampak berwarna kehitaman biru sehingga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari ia dan keluarganya terpaksa membuat sumur bor yang baru.
"Terpaksa buat sumur bor, sumur yang lama sudah nggak digunakan lagi, karena takut mengkonsumsinya," tutur Samaun.
Air yang berasal dari sumur milik Samaun ini, bisa terbakar dengan mudah, saat dipicu dengan korek api.
Tak hanya air sumur rumah Samaun yang mengalami pencemaran air di lingkungannya, namun rumah Sela (36) yang juga merupakan warga Kelurahan pasar Kepahiang ikut terdampak.
Bahkan Sela harus menggunakan air galon untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Pakai air galon, 5 sampai 6 galon sehari, karena takut kenapa-kenapa kalau digunakan untuk kebutuhan sehari-hari," kata Sela.
Selain di rumah warga, saluran air yang diduga tercemar ini, juga berdampak ke Masjid Jamik di Kelurahan Pasar Kepahiang.
Empat Tangki BBM SPBU Kepahiang Dilakukan Hydro Test, Tak Ditemukan Adanya Kebocoran |
![]() |
---|
Cek Kebocoran, 3 Tangki BBM Milik SPBU di Kepahiang Dilakukan Hydro Test |
![]() |
---|
Pertamina: Hasil Tinjauan Bersama, Tidak Terindikasi Ada Kebocoran Tangki di SPBU Kepahiang |
![]() |
---|
SPBU Pasar Kepahiang Diduga Cemari Sumur Warga, Bersedia Dipindahkan ke Lokasi Lain |
![]() |
---|
Tangki SPBU yang Diduga Cemari Sumur Warga Dicek, Ketua RT Sebut Tak Pernah Terima Hasil Lab |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.