Kisah Warga Bengkulu Jadi TKW Ilegal di Malaysia, Makan Sekali Sehari, Kabur Lewat Gorong-gorong

Seorang warga Kota Bengkulu, Meily Christine menceritakan kisah sedihnya dan traumatis saat menjadi TKW ilegal di Malaysia.

Penulis: Romi Juniandra | Editor: Yunike Karolina
HO Pemkot Bengkulu
Warga Kota Bengkulu, Meily Christine menceritakan kisah sedihnya dan traumatis saat menjadi TKW ilegal di Malaysia. 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Romi Juniandra

TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Warga Kota Bengkulu, Meily Christine menceritakan kisah sedihnya dan traumatis saat menjadi TKW ilegal di Malaysia.

Kepada TribunBengkulu.com Meily mengatakan dirinya tidak berniat menjadi TKW ilegal.

Saat itu, awal Januari 2024 lalu, Meily mendapatkan informasi dari media sosial facebook adanya agen keberangkatan TKW ke Malaysia.

Meily yang tertarik dengan nominal gaji yang ditawarkan, yakni Rp 6 juta, kemudian tertarik untuk ikut berangkat. Apalagi, disebutkan biaya keberangkatan gratis ditanggung pihak agen.

Awal keberangkatan, agen ini mengatakan semuanya legal dan berizin.

Meily kemudian diberangkatkan ke Malaysia pada 7 Januari 2024, dan sempat sepekan di rumah penampungan agen.

Di rumah penampungan agen inilah, Meily mulai mendapatkan perlakukan tak menyenangkan. Semua dokumen disita, dan Meily tak boleh berkomunikasi dengan keluarga. Meily juga diminta uang pengganti atau tebusan sebesar Rp 22 juta.

Beruntung, saat itu Meily masih sempat menghubungi keluarganya di Kota Bengkulu. Pihak keluarga kemudian melaporkan di Kadis Sosial Kota Bengkulu, Sahat M Situmorang.

Di Malaysia, setelah sepekan di rumah penampungan agen, Meily ditempatkan sebagai ART di satu rumah di daerah Muar, Johor.

Selama di rumah majikan ini, Meily mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan. Dia harus bekerja seharian, dan hanya diberi makan 1 kali sehari, yakni pukul 3 sore.

Meily juga dilarang memakai pakaian yang menutup aurat, dan tidak diperbolehkan salat.

Mendapatkan perlakuan buruk ini, Meily mengaku tidak tahan, dan berencana kabur.

Setelah 3 hari bekerja, Meily akhirnya nekat kabur. Kebetulan, salah satu tugasnya adalah bersih-bersih rumput di halaman belakang, yang kemudian dimanfaatkan untuk kabur lewat gorong-gorong.

"Saya lari ke jalanan, minta tolong mobil orang disana, orang lokal Melayu. Awalnya mereka kira saya penipuan, tapi akhirnya ditolong dan dibawa ke rumah," ujar Meily, Jumat (9/2/2024).

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved