Kabar Keluarga Inses Rejang Lebong: Tolak Cuci Kampung dan Sang Ayah Tidak Mau Pisah dengan Putrinya

Keluarga menolak cuci kampung dan membayar denda adat, ayah RI juga emosi dan tidak mau dipisahkan dari putrinya. Mereka juga meminta anaknya KH yang telah menghamili adik kandungnya jangan dihukum berat.

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, M. Rizki Wahyudi 

TRIBUNBENGKULU.COM - Inilah kabar terbaru keluarga inses di Rejang Lebong saat ini, pasca terbongkarnya hubungan inses kakak hamili adik kandung hingga 3 kali sampai punya anak.

Setelah terbongkarnya hubungan inses adik kakak di Rejang Lebong, Bengkulu, warga setempat mulai resah dengan keberadaan keluarga tersebut.

Apalagi ternyata rencana rehabilitasi untuk RI (16), korban inses yang dihamili adik kandung oleh Kementerian Sosial (Kemensos) juga gagal.

Gagalnya rehabilitasi RI karena saat bertemu dengan orang tuanya, RI berubah sikap, menangis menolak tidak mau direhabilitasi.

Padahal rehabilitasi bertujuan untuk memulihkan kondisi mental RI, sekaligus mengajarinya agar dapat membedakan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan sesuai norma yang berlaku.

Mengingat RI merupakan anak di bawah umur dan telah disetubuhi oleh kakak kandungnya sejak usia 14 tahun, kuat dugaan orang tua RI juga menutupi hubungan inses tersebut.

Oleh karena itu, pihak terkait seperti Badan Musyawarah Adat (BMA), Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3APPKB Rejang Lebong) dan unsur masyarakat telah berembuk.

Keluarga inses di Rejang Lebong, Bengkulu tersebut diminta untuk membayar denda adat dan melakukan cuci kampung kembali.

Seperti diketahui, keluarga inses di Rejang Lebong ini pernah dijatuhi hukuman cuci kampung karena RI melahirkan anak tanpa diketahui siapa yang menghamili.

Baca juga: Cepat Pulang Kak Lirih Korban Inses Bengkulu Peluk Kakak Kandung yang Menghamilinya

Belakangan baru terbongkar, ternyata yang menghamili RI adalah kakak kandungnya sendiri dan warga resah dengan kenyataan memalukan tersebut.

"Iya banyak masyarakat kita yang mengadukan, itu kan perbuatan tidak benar, dulu pernah cuci kampung,"sampai kepala desa setempat.

Kades menyebut, sesepuh dan masyarakat desa mendesak agar segera dilakukan cuci kampung kembali.

Cuci kampung merupakan sebuah adat tradisi upacara ritual tolak balak yang bertujuan agar semua warga kampung terhindar dari bencana.