Berita Mukomuko

DBD di Mukomuko Belum Berstatus Wabah, Peringkat 4 Penyebaran Kasus se Provinsi Bengkulu

DBD belum berstatus wabah di Mukomuko, Dinkes minta masyarakat mulai gerakan 3M plus.

|
Panji Destama/TribunBengkulu.com
PWI Mukomuko lakukan Gerakan 3M Plus di sekitar Sekretariat PWI Mukomuko guna mengantisipasi peredara DBD, Jumat (26/4/2024). 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Panji Destama

TRIBUNBENGKULU.COM, MUKOMUKO - Dinas Kesehatan (Dinkes) Mukomuko belum menetapkan status kasus demam berdarah dengue (DBD) sebagai wabah di Kabupaten Mukomuko.

Kabupaten Mukomuko masuk ke dalam peringkat ke 4 terkait penyebaran kasus DBD se Provinsi Bengkulu.

Hal itu berdasarkan laporan yang diterima pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mukomuko.

Dari data yang diterima pihak dinkes, tercatat di bulan Januari tercatat ada 54 kasus, Februari 100 kasus dan Maret 71 Kasus atau 225 kasus dari total kasus sudah 2 orang meninggal dunia.

“Untuk di bulan April 2024 belum direkap,” ungkap Kabid Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mukomuko Hamdan. A saat diwawancara, Jumat (26/4/2024).

Hamdan menjelaskan, dengan total kasus DBD yang sebabkan oleh nyamuk aedes aegypti, pihaknya belum menetapkan status wabah DBD di Mukomuko.

Hanya saja dinkes tetap mengingatkan masyarakat untuk selalu menjaga lingkungan.

“Kita belum menetapkan status DBD ini sebagai wabah di Kabupaten Mukomuko, karena masih ada beberapa kajian yang harus dilakukan untuk menetapkan status tersebut,” tutur Hamdan.

Hamnda juga menjelaskan pihaknya juga masih melakukan koordinasi dengan stakeholder yang berkaitan dengan DBD ini.

Tak hanya itu ia mengingatkan untuk masyarakat menerapkan 3M plus di lingkungan sekitar rumah.

“Tetap kita mengingatkan masyarakat untuk melakukan 3M plus atau gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN),“ jelas Hamdan.

Gerakan 3M plus ini, seperti menguras dan menyikat tempat penampungan air secara rutin, menutup rapat semua tempat penyimpanan air.

Lalu memanfaatkan limbah barang bekas yang bernilai ekonomis (daur ulang).

Kemudian memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat anti nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi.

Lalu, gotong royong membersihkan lingkungan rumah dan sekitarnya, melakukan pengecekan di tempat penampungan air.

Tak hanya itu masyarakat juga diminta untuk menanam tanaman yang dapat mengusir nyamuk, meletakan pakaian bekas di wadah tertutup.

Memberikan larvasida pada penampungan air yang dikuras, serta melakukan perbaikan saluran dan talang air yang tidak lancar.

Terpisah, BPBD Mukomuko juga mengingatkan kepada masyarakat tetap menjaga lingkungan sekitar rumah.

Hal itu diungkapkan Kabid Kedaruratan BPBD Kabupaten Mukomuko Ahmad Hidayat Syah.

Menurutnya dengan menjaga lingkungan sekitar dapat mencegah perkembang biakkan nyamuk aedes aegypti.

“Dengan kondisi cuaca saat ini dari BMKG yang kita terima, memang cuaca saat ini kerap berubah dari panas dan hujan, hal itu menyebabkan perkembang biakkan nyamuk aedes aegypti tumbuh dengan cepat,” jelas Ahmad.

Dengan cuaca yang tak menentu saat ini, banyak menimbulkan genangan air di lingkungan sekitar rumah.

Terkait hal itu, BPBD meminta masyarakat untuk tanggap dalam menanggulangi persoalan DBD dengan menjaga lingkungan.

“Gerakan sepeti 3M plus perlu dilakukan minimal satu kali dalam seminggu, kita juga menghimbau teman-teman dari kecamatan hingga desa untuk mulai mensosialisasikan gerakan 3M plus tersebut,” ujar Ahmad.

Baca juga: Peternak di Mukomuko Diwarning Tak Lepas Liarkan Hewan Ternak, Polisi: Ancaman Pidana

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved