Kecelakaan Maut di Tol Cipularang

3 Penyebab Sopir Truk Diduga Jadi Biang Kerok Kecelakaan Maut di Tol Cipularang Km 92

Kecelakaan ini melibatkan 17 kendaraan dan mengakibatkan satu orang meninggal dunia serta 28 orang terluka, di mana tiga di antaranya mengalami luka

Editor: Hendrik Budiman
HO TribunBengkulu.com/Istimewa
Kolase Kecelakaan Maut di Tol Cipularang. 3 Penyebab Sopir Truk Diduga Jadi Biang Kerok Kecelakaan Maut di Tol Cipularang Km 92 

TRIBUNBENGKULU.COM - Kepala Korlantas Polri, Irjen Aan Suhanan mengungkapkan dugaan penyebab tragedi kecelakaan beruntun di Tol Cipularang Km 92  atau Tol Purbaleunyi dari Bandung menuju Jakarta di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Senin (11/11/2024) pada pukul 15.00 WIB.

Kecelakaan ini melibatkan 17 kendaraan dan mengakibatkan satu orang meninggal dunia serta 28 orang terluka, di mana tiga di antaranya mengalami luka berat.

Korlantas Polri telah menerjunkan tim Traffic Accident Analysis (TAA) untuk menyelidiki penyebab kecelakaan tersebut.

Rem Blong

Kecelakaan maut yang dipicu rem blong truk trailer pengangkut kertas karton tersebut menyebabkan jatuhnya korban sebanyak 29 orang. 

Adapun sopir truk yang menyebabkan kecelakaan beruntun tersebut, Rouf (43), kini telah diamankan pihak kepolisian.

Tanpa Didampingi Kernet

Aan Suhanan menyebut, saat mengendarai truk tersebut, Rouf seorang diri tanpa didampingi kernet.

“Untuk pengemudi juga termasuk yang kita rawat ada di sana ini pengemudi kita dapatkan tadi di kendaraan tersebut hanya sendirian artinya tidak ada kernet kita tadi ke TKP di situ turunan kurang lebih 5 kilo sampai TKP,” ucap Irjen Aan kepada wartawan, Senin (11/11/2024).

Tak Maksimalkan Engine Break

Berdasarkan pemeriksaan sementara, Aan menyebut, posisi persneling pada truk tronton yang bermuatan kardus diduga menjadi pemicu utama kecelakaan.

Persneling truk berada dalam posisi tinggi padahal sedang melaju di jalan menurun.

"Posisi persneling truk tronton bermuatan kardus ini berada di gigi empat, tentu itu posisi yang tinggi untuk kondisi jalanan yang menurun," ucap Aan, Senin.

Dengan demikian, sambung Aan, sopir diduga tak memaksimalkan penggunaan engine brake.

"Dalam posisi menurun, persneling seharusnya berada di posisi rendah untuk memaksimalkan engine brake." 

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved