Kecelakaan Maut di Tol Cipularang

Misteri Tol Cipularang Kerap Alami Kecelakaan, Ada Mitos Soal Gunung Hejo di Kalangan Masyarakat

Misteri tol Cipularang yang kerap mengalami kecelakaan, ada mitos soal gunung Hejo di kalangan masyarakat

Editor: Yuni Astuti
TribunJabar
Kolase foto kecelakaan di Tol Cipularang. Misteri jalan tol Cipularang, ada mitos gunung Hejo di kalangan masyarakat 

TRIBUNBENGKULU.COM - Misteri tol Cipularang yang kerap mengalami kecelakaan, ada mitos soal gunung Hejo.

Insiden kecelakaan tol Cipularang atau tol Pubaleunyi KM 92, Jawa Barat, Senin (11/11/2024).

Kecelakaan maut Tol Cipularang, Jawa barat bukanlah kali pertama terjadi.

Bahkan saking seringnya, jalur Tol Cipularang atau Tol Purbaleunyi disebut sebagai jalur tengkorak yang angker dan penuh misteri.

Adanya tol Cipularang atau tol Purbaleunyi membuat jarak antara Jakarta dengan Bandung bisa menjadi lebih dekat.

Diketahuo Tol Cipularang ini baru mulai beroperasi di tahun 2005 dengan memiliki panjang 64,4 kilometer.

Banyaknya kecelakaan maut di Tol Cipularang atau Tol Purbaleunyi membuat sebagian masyarakat mengaitkannya dengan mitos di lokasi tersebut.

Adapun mitos yang berkembang di kawasan Cipularang adalah mengenai keberadaan Gunung Hejo di kawasan tol tersebut. 

Gunung Hejo dipercaya menjadi tempat petilasan Prabu Siliwangi.

Pada saat pembangunan Tol Cipularang, masyarakat sekitar dijanjikan untuk dibuatkan jalan ke arah Gunung Hejo dan membangun sebuah Musala. 

Namun, janji tersebut tidak terlaksana sehingga ada anggapan bahwa penunggu Gunung Hejo marah dan meminta tumbal.

Selain itu, cerita mistis saat tol dibangun juga sempat berkembang. 

Ada yang menyebut kontraktor berusaha mengeruk Gunung Hejo agar jalan tol menjadi lebih lurus dan pendek sehingga biaya pembangunan dapat ditekan. 

Namun berbagai upaya termasuk menggunakan alat berat tidak dapat menembus Gunung Hejo.

Baca juga: Mobil Terguling 2 Kali, Tio dan Keluarga Selamat dari Kecelakaan Maut di Tol Cipularang Km 92

Kronologi kejadian

Detik-detik kecelakaan di Tol Cipularang sempat terekam oleh salah satu dashcam mobil dan beredar di media sosial. 

Berdasarkan rekaman yang tersebar, tampak truk melaju di lajur kanan Tol Cipularang

Kondisi jalan saat itu terlihat basah akibat hujan. 

Mobil yang merekam kejadian lalu meyalip truk dari lajur kiri, tetapi di depannya ada kendaraan yang berhenti karena jalanan macet. 

Dalam video, truk yang sebelumnya disusul tampak seperti gagal mengurangi kecepatan. 

Sopir langsung mengarahkan truk ke bahu jalan sisi kanan dan menabrak beberapa mobil di depan yang sedang berhenti.

Korlantas Polri akan melakukan olah TKP kecelakaan maut di Tol Cipularang KM 92 arah Jakarta, pada Selasa(12/11/2024)  pagi. 

Hal tersebut disampaikan oleh Kakorlantas Polri Irjen Aan Suhanan mengecek langsung korban Laka beruntun  di RS Abdul Radzak Senin(11/11/2024) petang.

Berdasarkan temuan sementara, Kakorlantas menyebut kondisi truk diduga kuat gagal melakukan pengereman atau rem blong.

"Setelah kita cek kendaraan tronton, kita cek perseneling ada di gigi 4. Artinya dengan turunan seperti ini, pengemudi tidak menggunakan engine break secara maksimal," ujar Aan 

Dengan kondisi seperti itu, Aan mengindikasikan  diduga pengemudi gagal melakukan pengereman. Hal ini juga bisa berakibat rem mengalami blong.

"Kemungkinan sopir tak bisa melakukan pengereman atau bisa dikatakan  rem blong," ucapnya.

Meski demikian, pihaknya masih akan menyelidiki lebih lanjut terkait penyebab pasti tabrakan beruntun tersebut. 

"Kita belum bisa menyimpulkan secara pasti tabrakan diakibatkan kelalaian sopir atau bukan, nanti kita selidiki besok saat olah TKP," katanya.

"Tapi hasil penyelidikan sementara  Faktanya seperti itu, perseneling tinggi artinya di 4 termasuk tinggi, engine break tidak maksimal," imbuhnya

Seperti diketahui, kecelakaan beruntun tersebut, melibatkan 17 kendaraan dan menyebabkan 1 orang anak meninggal dunia, 3 luka berat dan 24 luka ringan. Semua korban saat ini berada di RS Abdul Radzak Purwakarta.

Suasa saat kecelakaan di tol Cipularang.
Suasa saat kecelakaan di tol Cipularang. (Kompas.com)

Dugaan Penyebab Kecelakaan

Dugaan sementara penyebab kecelakaan di Tol Cipularang, polisi sebut sopir tak maksimalkan Engine Brake.

Kecelakaan tersebut tepatnya terjadi di Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Senin (11/11/2024) pukul 15.10 WIB.

Dari kecelakaan ini, 28 orang mengalami luka dan satu orang dinyatakan tewas.

Tiga dari 28 yang luka ringan mengalami luka berat.

Terbaru ini, Korlantas Polri bakal menerjunkan Traffic Accident Analysis (TAA).

Hal tersebut dilakukan  untuk mendalami penyebab kecelakaan beruntun ini.

"Kami gunakan metode TAA dan scientific crime investigation yang melibatkan tim polda dan mabes pada olah TKP yang berlangsung besok, Selasa (12/11)," kata Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri, Irjen Aan Suhanan.

Mengutip TribunJabar.id, olah TKP juga dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti kecelakaan beruntun.

Dari pemeriksaan sementara, posisi transmisi truk tronton bermuatan kardus berada di atas atau persneling dalam posisi tinggi di jalan yang menurun.

"Posisi persneling truk tronton bermuatan kardus ini berada di gigi empat, tentu itu posisi yang tinggi untuk kondisi jalanan yang menurun," ucap Aan.

Dengan gigi yang tinggi tersebut, Aan menuturkan bahwa sopir diduga tak memaksimalkan engine brake.

"Dalam posisi menurun, persneling seharusnya berada di posisi rendah untuk memaksimalkan engine brake,"

"Artinya di turunan seperti ini, pengemudi tidak menggunakan engine brake secara maksimal," katanya.

Kini, sopir truk yang angkut kardus, Rouf (43) ini dirawat di RS Abdul Radzak Purwakarta.

"Olah TKP akan kami lakukan, semuanya akan kami selidiki, apakah kecelakaan terjadi karena faktor jalan, cuaca, manusia atau kendaraannya," ucapnya.

Diketahui, seluruh korban mendapatkan perawatan di RS Abdul Radzak Purwakarta.

Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Kisah Mistis Tol Purbaleunyi, Ada Janji yang Belum Tuntas Hingga Pengemudi Wajib Bunyikan Klakson

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved