Sopir Truk Maut Tabrak Rumah Warga-Tewaskan Ibu Hamil di Bengkulu Belum Ditetapkan Tersangka

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Beta Misutra

TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Sopir mobil truk tronton yang tabrak rumah warga di Jalan RE Martadinata Kelurahan Muara Dua RT 06 Kecamatan Kampung Melayu Kota Bengkulu, hingga tewaskan seorang ibu hamil Jumat (6/12/2024) lalu belum ditetapkan sebagai tersangka.

Sopir truk dengan plat nomor BD 8454 CZ tersebut diketahui bernama Sopyan (56) yang merupakan warga asal Jalan Melinjo Kelurahan Bumiayu Kecamatan Selebar Kota Bengkulu.

Kasubnit Gakkum Satlantas Poltesta Bengkulu Ipda Suwandi menyampaikan, hingga hari ini Senin (9/12/2024) status sang sopir masih sebagai saksi.

Suwandi mengatakan penetapan tersangka masih belum bisa dilakukan karena pihak korban masih belum bisa memberikan keterangan kepada pihak kepolisian.

Korban yang selamat yaitu Defri Helmi (35) masih belum bisa memberikan keterangan kepada pihak kepolisian karena masih menjalani perawatan.

Atas dasar itulah pihak korban belum memenuhi panggilan polisi untuk memberikan keterangan atas kasus kecelakaan tersebut.

"Karena memang untuk pemeriksaan saksi, kita harus mengambil keterangan dari korban dulu, baru nanti kita akan ambil keterangan dari sopir truknya," ungkap Suwandi, Senin (9/12/2024).

Diakui Suwandi pihaknya juga masih memaklumi belum datangnya pihak korban ke Polresta Bengkulu untuk memberi keterangan.

Pihaknya juga masih akan menunggu sampai dengan kondisi korban memungkinkan untuk memberi keterangan.

"Pihak keluarnganya termasuk pemlilik rumah yang merupakan orangtua korban juga sampai saat ini belum datang untuk kita mintai keterangan," kata Suwandi.

Sementara itu untuk barang bukti, sementara ini yang sudah diamankan oleh pihak kepolisian baru sepeda motor milik korban, BPKB truk tronton, dan SIM milik sopir.

Sedangkan untuk truk tronton sendiri sampai hari ini masih belum diamankan, dan saat ini posisinya masih berada di rumah korban.

Hari ini pihak kepolisian juga sudah memanggil pihak perusahaan pemilik truk tersebut untuk membicarakan terkait pemindahan truk tersebut.

Dengan tujuan ada jaminan dari pihak perusahaan terhadap rumah korban, apabila terjadi kerusakan terhadap rumah korban apabila truk tersebut dievakuasi.