Elpiji 3 Kg Langka

Harga Elpiji 3 Kilogram di Curup Rejang Lebong Bengkulu Tembus Rp 40 Ribu per Tabung

Harga elpiji 3 kilogram di Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu tembus Rp 40 ribu per tabung di tingkat pengecer.

Penulis: M Rizki Wahyudi | Editor: Yunike Karolina
M Rizki Wahyudi/TribunBengkulu.com
Sidak ketersediaan gas elpiji subsidi 3 kg di pangkalan dan warung pengecer yang ada di Kabupaten Rejang Lebong beberapa waktu lalu. Harga elpiji 3 kg di Rejang Lebong tembus Rp 40 ribu per tabung. 

Padahal menurut yang ditetapkan dalam SK Gubernur Bengkulu, HET yang ditetapkan untuk Kabupaten Rejang Lebong sebesar Rp 20 ribu.  

Namun di beberapa pangkalan menjualnya berkisar Rp 22 ribu bahkan lebih. Sejumlah pangkalan beralasan harga tersebut merupakan hasil kesepakatan bersama. 

Mendapati hal tersebut, perwakilan agen gas yang ikut dalam sidak mengaku sangat menyayangkan temuan itu.

Disampaikan salah satu perwakilan agen gas Nowan, pihaknya akan memberikan peringatan kepada pangkalan-pangkalan itu.

Peringatan hingga sanksi tegas akan diberikan jika masih ada yang melanggar aturan. 

“Pastinya kami akan memberikan peringatan hingga sanksi jika masih melanggar dan nakal,” kata Nowan.

Sementara itu, Kepala Disdagkop-UKM Rejang Lebong Anes Rahman juga mengatakan hal yang sama.

Ia meminta baik pangkalan maupun pengecer untuk menjual gas elpiji subsidi sesuai dengan HET yang telah ditetapkan.

Melarang adanya oknum yang sengaja mengambil keuntungan dengan menaikan harga jauh di atas HET.

Untuk pengecer, ia memaklumi adanya harga di atas HET, namun harus tetap dalam batas wajar. 

"Memang tidak boleh, jangan sampai lagi ada yang jual di atas HET," ingat Anes. 

Anes juga menjelaskan penyebab kelangkaan gas melon ini akibat dari panic buying masyarakat.

Karena pada saat sidak, kuota tidak ada pengurangan dan gas elpiji tetap tersalurkan seperti biasanya.

Biasanya saat mendekati hari-hari besar memang kerap terjadi kelangkaan gas seperti sekarang ini. 

"Kemungkinan masyarakat panik karena untuk menghadapi Natal dan tahun baru, seperti saat bulan puasa kemarin dan lebaran juga terjadi. Masyarakat mungkin membeli gasnya lebih dari satu untuk stok di rumahnya," beber Anes. 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved