Prada Lucky Tewas Dianiaya Senior

Surat Terbuka, Forum Pemuda NTT Kutuk Sikap Senior yang Aniaya Prada Lucky hingga Tewas

Surat terbuka untuk Prada Lucky Cepril Saputra Namo, amnggota TNI tewas diduga dianiaya senior. Kematiannya menyisakan luka mendalam bagi keluarga.

Editor: Yunike Karolina
Kompas.com (Sigiranus Marutho Bere)
PRADA LUCKY TEWAS - Upacara pemakaman Prada Lucky di (TPU) Mapoli, Kecamatan Kota Raja, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (9/8/2025) petang. Surat terbuka untuk Prada Lucky Cepril Saputra Namo, amnggota TNI tewas diduga dianiaya senior. 

TRIBUNBENGKULU.COM - Surat terbuka untuk Prada Lucky Cepril Saputra Namo, anggota Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan 834/Wakanga Mere yang tewas diduga dianiaya puluhan seniornya.

Kematian prajurit muda ini menyisakan luka yang mendalam baik bagi keluarga yang ditinggalkan maupun masyarakat Kabupaten Nagekeo. 

Kasus kematian Prada Lucky Namo yang diduga menjadi korban penganiayaan sejumlah oknum seniornya di Batalyon yang baru berdiri beberapa bulan di Aeramo, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo itu menjadi sorotan banyak pihak termasuk Forum Pemuda NTT Kabupaten Nagekeo. 

Mereka bahkan menulis surat terbuka menyampaikan permintaan maaf, penghormatan terakhir dan ucapan terima kasih kepada almarhum Prada Lucky Cepril Saputra Namo. 

Ketua DPD Forum Pemuda NTT Kabupaten Nagekeo, Agustinus Bebi Daga mengutuk keras peristiwa yang mencoreng institusi dan juga nama Kabupaten Nagekeo sendiri. 

"Kita mengutuk sikap senior-seniornya terhadap almarhum, kalau memang beliau ini salah tindakannya bukan seperti itu," tegas pria yang biasa disapa Gusti Daga di Mbay, Minggu (10/8/2025).

Lebih jauh Gusti mengatakan, kehadiran Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan 834/Wakanga Mere sendiri masih menjadi perdebatan di tengah masyarakat Kabupaten Nagekeo terkait persoalan nama Wakanga Mere. 

"Itu sampai hari ini menjadi perdebatan serius di Nagekeo, terus dengan kejadian ini ada yang menarik kesimpulan bahwa pemberian nama juga menjadi salah satu penyebab karena tidak direstui leluhur yang mempunyai tanah disitu, akhirnya kita coba ambil kesimpulan bahwa hal-hal seperti ini harus kita lawan terutama soal kematian beliau," ujar Gusti.

Ia bahkan menyebut, kronologi kematian Prada Lucky penuh rekayasa karena berdasarkan video yang beredar, ayah Prada Lucky mengungkapkan fakta lain yang mengejutkan yakni orang yang pertama kali mengantar Prada Lucky ke rumah sakit di wilayah itu bahwa Prada Lucky jatuh dari pohon. 

Berdasarkan kejanggalan-kejanggalan yang mulai terungkap, Bebi Daga menyebut Forum Pemuda NTT Kabupaten Nagekeo secara tegas menginginkan keterbukaan proses kasus yang cukup menghebohkan ini. 

"Apalagi ini menyangkut marwah, bagi kami orang Nagekeo, kehadiran Batalyon inikan baru, jangan sampai menjadi preseden buruk kedepan, sehingga anak-anak Nagekeo yang mau jadi tentara, orang tuanya kuatir, berangkat dari itu kami sebagai putra-putri Nagekeo merasa simpati," ujarnya.

Baca juga: Pengakuan Kakak Prada Lucky Namo Tewas Diduga Dianiaya 20 Senior: Ginjal dan Paru-paru Hancur

Selain nama Batalyon yang masih menjadi perdebatan, kasus lahan di Desa Tonggurambang bersama pihak TN AD untuk pembangunan markas Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan 834/Wakanga Mere juga hingga saat ini belum terselesaikan. 

Sebagian masyarakat, kata Gusti masih merasa kuatir dan takut karena antar sesama anggota TNI AD saja terjadi peristiwa yang mengakibatkan hilangnya nyawa Prada Lucky.

"Sesama mereka saja begitu apalagi kalau ada masalah dengan masyarakat, ini yang sangat kita kuatirkan, supaya tidak ada lagi Lucky-Lucky yang lain kita meminta agar kasus ini di usut tuntas dan diproses sesuai aturan yang berlaku di militer," pungkas Bebi.

Berikut kutipan lengkap Surat Terbuka untuk Almarhum Prada Lucky:

FORUM PEMUDA NTT NAGEKEO

Surat Terbuka untuk Almarhum Prada Lucky

Kepada Yth.

Almarhum Prada Prada Lucky Cepril Saputra Namo

Di Tempat Peristirahatan Terakhir

Dengan hati yang berduka dan mata yang basah, kami, Forum Pemuda NTT Nagekeo, menyampaikan penghormatan terakhir kepada adik tercinta, Prada Lucky.

Terima kasih yang sebesar-besarnya kami haturkan atas pengabdianmu selama bertugas di bumi Nagekeo. 

Kehadiranmu, kerja kerasmu, dan dedikasimu menjadi bagian dari sejarah daerah ini. 

Engkau telah menjadi salah satu putra bangsa yang menjaga keamanan dan ketertiban di tanah ini dengan penuh tanggung jawab.

Namun, di tengah pengabdian itu, kami merasa sangat bersalah dan terluka. 

Kami memohon maaf karena tidak mampu menjaga adik di tanah kami, sebagaimana mestinya tamu dan saudara dijaga. 

Kami menunduk malu karena engkau justru mendapat perlakuan yang tidak manusiawi dari oknum-oknum yang seharusnya menjadi rekan dan pelindungmu.

Kami mengutuk sekeras-kerasnya tindakan biadab para pelaku penganiayaan yang merenggut nyawamu. 

Tindakan itu adalah noda hitam yang memalukan institusi, melukai hati masyarakat, dan menghina nilai kemanusiaan. 

Tidak ada alasan, tidak ada pembenaran, dan tidak ada ampun bagi kekerasan seperti itu. Keadilan harus ditegakkan tanpa pandang bulu.

Kepergianmu adalah kehilangan besar, bukan hanya bagi keluarga dan kesatuan mu, tetapi juga bagi seluruh masyarakat Nagekeo yang mencintai kedamaian. 

Semoga kepergianmu menjadi pengingat bahwa kekerasan antar sesama manusia adalah musuh kita bersama.

Selamat jalan, adik kami, sang prajurit muda.

Semoga Tuhan Yang Maha Kasih menempatkan mu di tempat terbaik di sisi-Nya, di mana tidak ada lagi air mata, tidak ada lagi rasa sakit, dan hanya ada damai yang abadi.

Tana ngesi KE’TA, watu ngesi JA’

(Tanah ini ikut menangis, batu pun ikut berduka).

Oka weta, ine ame

(Doa kami mengiringimu)

Roh leluhur akan menyambut mu di gerbang langit.

Kami lepaskan engkau dengan tangisan,

kami kenang engkau dengan doa,

dan kami perjuangkan keadilan mu hingga tuntas.

Ndora, 10 Agustus 2025

Hormat kami,

Forum Pemuda NTT Nagekeo

Agustinus Bebi Daga

(Ketua DPD Forum Pemuda NTT Kabupaten Nagekeo) (bet)

Identitas Terduga Penganiaya Prada Lucky

Identitas 20 nama senior terduga penganiaya Prada Lucky Namo hingga tewas.

Sebelum tewas, Prada Lucky Namo sempat dirawat intensif di RSUD Aeramo karena mengalami luka sayatan dan lebam di beberapa tubuh sampai akhirnya ia meninggal pada Rabu (6/8/2025) sekitar pukul 11.23 WITA.

Dalam laporan intelijen yang ditujukan kepada Asintel Kasdam IX/Udayana, diperoleh TRIBUNFLORES.COM Jumat (8/8/2025) merinci nama-nama terduga pelaku yang diduga menganiaya korban hingga tewas.

Nama-nama tersebut viral berbagai platfom media sosial.

Adapun personel yang terlibat dalam pemukulan terhadap Prada Lucky Chepril Saputra Namo di antaranya:

Pemukulan mengunakan selang:

a. Letda Inf Thariq Singajuru

b. Sertu Rivaldo Kase

c. Sertu Andre Manoklory

d. Sertu Defintri Arjuna Putra Bessie

e. Serda Mario Gomang

f. Pratu Vian Ili

g. Pratu Rivaldi

h. Pratu Rofinus Sale

i. Pratu Piter

j. Pratu Jamal

k. Pratu Ariyanto

l. Pratu Emanuel

m. Pratu Abner Yetersen

n. Pratu Petrus Nong Brian semi

o. Pratu Emanuel Nibrot Laubura

p. Pratu Firdaus

2.Pemukulan dengan tangan:

a. Pratu Petris Nong Brian Semi

b. Pratu Ahmad Adha

c. Pratu Emiliano De Araojo

d. Pratu Aprianto Rede Raja

Kronologi Kejadian

Sebelumnya, jumlah terduga pelaku ini terungkap dalam laporan kepada Asintel Kasdam IX/Udayana yang kini ramai beredar di media sosial. Ada 20 orang dengan pangkat masing-masing.

Danki C Yonif 834/WM, Lettu Inf Rahmat yang dikonfirmasi TribunFlores.com, Jumat (6/8/2025) pagi soal laporan tersebut kini ramai beredar di media sosial menyebut saat ini Sub Denpom Ende masih melakukan pendalaman kasus dugaan penganiayaan yang menewaskan Prada Lucky Namo.

"Untuk itu masih didalami," kata Lettu Inf Rahmat singkat.

Ia juga menyebut belum bisa memberikan penjelasan lebih lengkap karena saat ini dirinya masih berada di Markas Sub Denpom Ende untuk penyelidikan terkait kematian korban. 

Kronologi kasus dugaan penganiayaan tersebut berdasarkan laporan kepada Asintel Kasdam IX/Udayana yang kini ramai beredar di media sosial bermula pada saat  Staf-1/Intel melakukan pemeriksaan terhadap Prada Lucky Chepril Saputra Namo yang diduga mengalami penyimpangan seksual (LGBT) pada Minggu 27 Juli 2025 pukul 21.45 WITA.

Sayangnya, dalam laporan tersebut tidak secara gamblang dijelaskan perilaku penyimpangan seksual (LGBT) yang dilakukan almarhum Prada Lucky Namo

Keesokan harinya, Senin, 28 Juli 2025 sekira pukul 06.20 WITA, Prada Lucky Chepril Saputra Namo kabur saat ijin ke kamar mandi untuk buang air besar. Hal itu diketahui oleh anggota Staf Intel, Serda Lalu Parisi Ramdani saat mengecek kamar mandi. Mengetahui juniornya kabur, Serda Lalu Parisi Ramdani kemudian melaporkan kejadian tersebut kepada Sertu Thomas Desambris Awi.

Sekira pukul 09.25 WITA dihari yang sama, Serda Lalu Parisi Ramdani melaporkan kejadian perihal kaburnya Prada Lucky Chepril Saputra Namo kepada Danki A, Lettu Inf Ahmad Faisal, kemudian Danki A memerintahkan para organik Kipan A melaksanakan pencarian di sekitar wilayah Pelabuhan, arah kota dan beberapa tempat yang pernah didatangi oleh Prada Lucky. 

Sekira pukul 10.45 WITA, Prada Lucky ditemukan di rumah salah satu warga yang bernama Ibu Iren yang merupakan ibu asuh dari Prada Lucky Chepril Saputra Namo. 

Setelah ditemukan keberadaannya, Prada Lucky dibawa kembali ke Marshalling Area oleh Sertu Thomas Desambris Awi, Sertu Daniel, Serda Lalu Parisi S. Ramdani dan Pratu Fransisco Tagi Amir. 

Sekira pukul 11.05 WITA, Prada Lucky kembali diperiksa di kantor Staf-1/Intel. 

Saat itu tiba-tiba datanglah beberapa senior Prada Lucky dengan membawa selang dan memukulnya secara bergantian.

Sekira pukul 23.30 WITA, Danyonif TP/834, Letkol Inf Justik Handinata memerintahkan Danki C Yonif 834/WM, Lettu Inf Rahmat untuk datang ke kantor Staf-1/Intel agar memerintahkan anggotanya untuk tidak melakukan tindakan pemukulan serta memberikan penekanan agar tidak ada kekerasan dalam mendidik junior. 

Prada Lucky bersama rekannya Prada Ricard Junimton Bulan akhirnya menjalani hukuman di sel tahanan di kesatuan tersebut tepatnya di rumah jaga kesatrian. 

Dua hari kemudian tepatnya Rabu, 30 Juli 2025 sekira pukul 01.30 WITA, sebanyak empat anggota Batalyon TP 834/WM Nagekeo diantaranya Pratu Petris Nong Brian Semi, Pratu Ahmad Adha, Pratu Emanuel De Araojo dan Pratu Aprianto Rede Raja mendatangi rumah jaga kesatrian tempat Prada Lucky dan Prada Ricard Junimton disel dan melakukan pemukulan terhadap keduanya menggunakan tangan kosong. 

Tiga hari kemudian, tepatnya Sabtu, 02 Agustus 2025 sekira pukul 09.10 WITA, Prada Ricard Junimton Bulan mengalami demam sedangkan Prada Lucky Chepril Saputra Namo mengalami muntah-muntah hingga keduanya dibawa ke Puskesmas Kota Danga untuk menjalani pemeriksaan. 

Usai pemeriksaan tersebut, Prada Ricard Junimton diijinkan pulang, sedangkan Prada Lucky Namo harus dirujuk ke RSUD Aeramo karena Hemoglobin (Hb) rendah. Setelah mendapat perawatan, keesokan harinya tepatnya Minggu, 03 Agustus 2025 kondisi Prada Lucky Namo sudah dikabarkan mulai membaik setelah ditangani dokter di rumah sakit tersebut. 

Prada Lucky bahkan sempat tertawa dan bercengkrama dengan Ibu Iren yang diketahui sebagai ibu asuhnya yang datang menjenguk Prada Lucky di RSUD Aeramo pada Senin, 04 Agustus 2025 sekira pukul 19.00 WITA hingga pukul 21.30 WITA. 

Ibu Iren bahkan sempat memberikan semangat kepada anak asuhnya tersebut dan sempat menyuapi makan Prada Lucky Namo.

Sayangnya, sekira pukul 23.30 WITA, kondisi Prada Lucky Namo menurun sehingga dipindahkan ke ruang ICU. Bahkan, dilakukan pemasangan ventilator guna menunjang pernapasan Prada Lucky pada Selasa, 05 Agustus 2025 sekira pukul 04.47 WITA. 

Saat ini Staf-1/Intel Yonif 834/WM sedang melaksanakan pemeriksaan terhadap personil yang terlibat dalam dugaan penganiayaan hingga menyebabkan Prada Lucky Chepril Saputra Namo meninggal dunia. 

 

Artikel ini telah tayang di Pos-Kupang.com

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved