Kabar Selebriti

Profil Jack Marpaung Penyanyi Legendaris Batak Meninggal, Jadi Pendeta Usai Pensiun jadi Penyanyi

Editor: Hendrik Budiman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jack Marpaung berpulang. Profil Jack Marpaung Penyanyi Legendaris Batak Meninggal, Jadi Pendeta Usai Pensiun jadi Penyanyi

Jack Marpaung telah memiliki cucu laki-laki dari Novita Dewi Marpaung buah hatinya dengan Alex Rudiart Hutajulu yang lahir pada 7 Oktober 2015.

Cucu laki-laki Jack Marpaung itu diberi nama Jay Zachary Benzion Hutajulu.

Diketahui, Novita Dewi kelahiran 15 November 1978 itu menikah dengan Alex Rudiart Hutajulu pada tahun 2014.

Selengkapnya kondisi Jack Marpaung bisa dilihat dalam video ini

Jack Marpaung kelahiran Porsea, Kabupaten Toba, Sumatera Utara, pada tahun 1930.

Sementara, tangal lahirnya ada yang menyebut 15 Juli dan ada yang menyebut 15 April.

Jack Marpaung putra dari seorang tentara.

Masa kecilnya sering berpindah-pindah mengikuti ayahnya yang dinas.

Pernah tinggal di Kota Medan, Kota Cane, Kota Siantar, dan sejumlah daerah lainnya.

Kerap dalam kesaksiannya dalam pelayanannya di gereja-gereja, bahwa dirinya mengaku adalah "anak kolong". 

Jack Marpaung mengaku memiliki masa lalu yang kelam di balik kesuksesannya saat ini menjadi maestro musik Batak.

Seperti yang dikutip dari kisahnya Jack Marpaung yang ditayangkan pada 5 November 2010 dalam acara Solusi Life di O'Channel, kehidupan Jack Marpaung awalnya begitu keras dan hidup di jalanan menjadi preman seperti halnya dengan mendiang Olo Panggabean.

Jack Marpaung mengaku pernah lupa diri dengan gemerlapnya kehidupan dunia hiburan, sesuatu yang tidak pernah diduganya dan membuat karirnya terpuruk.

“Orangtua saya keras orangnya. Kalau umpanya rumah kotor, dia ambil sapu, saya disuruh duduk lalu dihajar,"ujarnya.

"Makanya saya kasar di luar untuk cari perhatian. Kalau saya agak kalah main gundu, saya hajar orang itu dari belakang. Lalu ada orang ngadu sama mama. Mama ambil sapu, lalu menghajar saya sampai patah sapu itu. Habis itu baru bapak saya gantian pukulin saya. Kepala kopel itu nancap di kepala saya hingga berdarah,” kisahnya.

Halaman
1234