Namun kini, karena rotasi Bumi lebih cepat, kita berpotensi menyaksikan untuk pertama kalinya dalam sejarah: negative leap second.
Artinya, waktu astronomi akan terlalu cepat dan harus dikurangi satu detik untuk kembali sejalan dengan waktu atom. Hal ini memicu kekhawatiran besar, terutama bagi industri teknologi.
Tahun 2012, penambahan detik kabisat sempat membuat sistem Linux dan server lainnya kacau.
Meta bahkan memperingatkan, “Negative leap second bisa berdampak besar pada perangkat lunak yang mengasumsikan waktu selalu bertambah.”
Apa yang Bisa Kita Harapkan?
Meski tak akan terasa dalam kehidupan sehari-hari, perubahan milidetik ini krusial bagi astronom, insinyur sistem, dan ahli geodesi.
“Prediksi akurat tentang panjang hari lebih dari enam bulan ke depan saat ini belum memungkinkan,” kata Stamatakos.
Dengan segala kerumitannya, rotasi Bumi mengingatkan kita bahwa bahkan hal paling konstan dalam hidup kita—panjang satu hari—ternyata tidak sepenuhnya tetap.
Matahari memang akan tetap terbit besok, tapi berapa lama ia akan bersinar setiap hari? Jawabannya masih menjadi misteri yang menantang sains modern.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com