Bengkulu Krisis BBM

Krisis BBM! Gubernur Bengkulu Helmi Hasan Langsung Panggil Pertamina, Kapal 3 Ribu Kiloliter Tiba

Gubernur Helmi Hasan panggil Pertamina untuk atasi antrean panjang, Kapal 3.000 KL BBM tiba di Bengkulu Minggu (9/11/2025) pagi

Dok Pemprov Bengkulu
GUBERNUR BENGKULU - Gubernur Helmi Hasan panggil Pertamina untuk atasi antrean panjang pada Sabtu (8/11/2025) malam. Pertamina berjaji, kapal 3.000 KL BBM tiba di Bengkulu Minggu (9/11/2025) pagi. 
Ringkasan Berita:
  1. Gubernur Bengkulu Helmi Hasan memanggil Pertamina menyusul antrean panjang BBM di sejumlah SPBU.
  2. Kapal pengangkut 3.000 kiloliter BBM (2.000 KL Pertalite, 1.000 KL Pertamax) dijadwalkan tiba di Pelabuhan Pulau Baai, Minggu (9/11/2025) pagi.
  3. Sales Area Manager Retail Bengkulu, Mochammad Farid Akbar, menyatakan setelah kapal bersandar, distribusi BBM akan segera dipulihkan.

 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Panji Destama

TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU – Gubernur Bengkulu Helmi Hasan langsung memanggil Pertamina menyusul antrean panjang BBM di sejumlah SPBU.

Kapal pengangkut 3.000 kiloliter BBM—2.000 kiloliter Pertalite dan 1.000 kiloliter Pertamax—dijadwalkan tiba di Pelabuhan Pulau Baai, Minggu (9/11/2025) pagi, untuk mengembalikan pasokan normal dan meredakan kepanikan masyarakat.

“Besok kapal akan tiba membawa 2.000 kiloliter Pertalite dan 1.000 kiloliter Pertamax,” ungkap Sales Area Manager Retail Bengkulu, Mochammad Farid Akbar, seusai menghadiri Rapat Koordinasi Forkopimda Provinsi Bengkulu membahas isu kelangkaan BBM, Sabtu (8/11/2025), dalam rilis yang diterima TribunBengkulu.com.

Farid menjelaskan, setelah kapal bersandar, Pertamina akan segera melakukan proses recovery distribusi agar antrean di SPBU dapat berkurang.

Ia juga mengakui adanya gangguan teknis pada 3 November 2025 yang sempat menyebabkan keterlambatan penyaluran BBM ke sejumlah wilayah di Bengkulu.

Namun kini, kondisi telah berangsur normal. Dua terminal utama, yakni Lubuk Linggau (Sumsel) dan Kabung (Sumbar), telah kembali beroperasi, sehingga distribusi BBM ke Bengkulu dapat berjalan optimal.

“Kami mengimbau masyarakat agar tidak melakukan panic buying, karena stok BBM di Bengkulu dalam kondisi aman,” jelas Farid.

Sementara itu, Gubernur Bengkulu Helmi Hasan menyoroti terulangnya masalah kelangkaan BBM di wilayahnya.

Ia meminta Pertamina menyiapkan langkah mitigasi lebih dini untuk mencegah kepanikan masyarakat.

“Kelangkaan seperti ini sudah dua kali terjadi sejak saya menjabat gubernur. Jangan sampai terjadi yang ketiga,” kata Helmi.

Helmi juga menekankan pentingnya transparansi dan komunikasi dari Pertamina agar masyarakat mendapat informasi sejak awal jika terjadi kendala distribusi.

“Jangan tunggu masyarakat panik baru dijelaskan. Seharusnya seperti BMKG yang memberi prakiraan cuaca lebih dulu agar semua bisa bersiap,” papar Helmi.

Ia berharap ke depan Pertamina lebih terbuka dan responsif terhadap potensi gangguan pasokan energi di Bengkulu.

“Kedepan saya minta Pertamina lebih terbuka kepada publik, sampaikan sejak awal jika ada kendala. Jangan ada yang ditutupi,” tutup Helmi.

Bengkulu Krisis BBM

Sebelumnya diberitakan, antrean panjang kendaraan di sejumlah SPBU di Kota Bengkulu dalam beberapa hari terakhir menyebabkan kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di tingkat eceran.

Akibat kondisi ini, harga BBM eceran jenis Pertalite melonjak tajam hingga mencapai Rp15.000 per liter.

Fenomena antrean panjang di SPBU tampak jelas di beberapa titik utama Kota Bengkulu.

Berdasarkan pantauan pada Sabtu (8/11/2025), antrean kendaraan terlihat padat di SPBU Bumiayu, SPBU KM 8, SPBU KM 6,5, hingga SPBU Tanah Patah.

Panjang antrean bahkan meluas hingga ke bahu jalan, menimbulkan kemacetan di sekitar lokasi.

Sejumlah pengendara rela menunggu berjam-jam demi mendapatkan BBM, sementara sebagian lainnya memilih menyerah dan beralih membeli BBM eceran.

Kenaikan harga di tingkat eceran menjadi topik hangat di kalangan warga. Sebelumnya, harga BBM eceran jenis Pertalite hanya berada di kisaran Rp12.000 hingga Rp13.000 per liter.

Kini, para pedagang menaikkan harga menjadi Rp15.000 per liter dengan alasan sulitnya memperoleh stok akibat antrean panjang di SPBU.

“Harganya sudah Rp15 ribu per liter, bang. Kami juga kesulitan dapatnya di SPBU,” ungkap Yeyen, salah satu penjual BBM eceran di kawasan Gading Cempaka, saat ditemui Sabtu (8/11/2025).

Yeyen mengaku baru menaikkan harga sehari sebelumnya karena stok di SPBU menipis dan dirinya harus antre berjam-jam untuk mendapatkan pasokan.

“Antrean panjang banget. Kadang saya antre dua jam, tapi pas sampai giliran malah habis. Kalau nggak naik harga, ya rugi,” kata Yeyen.

Pantauan di lapangan menunjukkan kondisi serupa terjadi di berbagai titik lain. Banyak pom mini menempelkan tulisan kosong atau habis di depan mesin penjualannya.

Hanya segelintir kios yang masih menjual BBM dengan harga tinggi. Para pengendara yang tidak ingin membuang waktu di antrean terpaksa membeli di harga tersebut.

Salah satunya, Hendra, seorang warga yang sedang membeli BBM eceran, mengatakan antrean panjang di SPBU Bengkulu menjadi kendala utama dalam menjalani aktivitas harian.

Ia mengaku sudah mencoba beberapa SPBU, namun selalu mendapati antrean mengular.

“Kalau antre di SPBU bisa lebih dari satu jam, kadang malah nggak kebagian. Jadi lebih baik isi eceran meskipun mahal,” kata Hendra.

Menurutnya, selisih harga Rp5.000 per liter bukan hal kecil, tetapi waktu yang terbuang di antrean jauh lebih merugikan.

“Kita kan mau kerja, bukan mau nunggu terus di pom. Jadi ya terpaksa isi eceran saja,” ujar Hendra.

Ia berharap agar kondisi ini segera ditangani oleh pihak terkait agar tidak semakin parah seperti kejadian serupa sebelumnya.

Gabung grup Facebook TribunBengkulu.com untuk informasi terkini

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved