PMI Asal Bengkulu Meninggal
PMI Bengkulu Meninggal di Jepang, Gubernur Helmi Hasan Minta Warga Hati-Hati Kerja ke Luar Negeri
Gubernur Bengkulu Helmi Hasan geram atas kematian Adellia Mesya, PMI asal Seluma. Ia minta warga lebih cermat bekerja ke luar negeri.
Penulis: Muhammad Panji Destama Nurhadi | Editor: Ricky Jenihansen
Ringkasan Berita:
- Gubernur Helmi Hasan minta warga Bengkulu lebih berhati-hati mencari kerja di luar negeri.
- Pernyataan ini disampaikan usai meninggalnya Adellia Mesya, PMI asal Seluma, di Jepang.
- Helmi akan menindak oknum dugaan TPPO setelah pemulangan jenazah selesai.
- Pemerintah Provinsi Bengkulu bantu biaya pemulangan jenazah ke Seluma.
- Helmi juga berkoordinasi dengan KBRI Tokyo dan warga Indonesia di Jepang.
Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Panji Destama
TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan meminta masyarakat di Provinsi Bengkulu untuk lebih cermat saat mencari pekerjaan ke luar negeri.
Hal itu disampaikan setelah Pekerja Migran Indonesia (PMI) overstay bernama Adellia Mesya (23), asal Kampai, Kecamatan Talo, Seluma, Provinsi Bengkulu, meninggal dunia di Kota Sakai, Prefektur Ibaraki, Jepang, Sabtu (8/11/2025).
Adellia meninggal dunia akibat meningitis TB setelah dirawat di rumah sakit di Ibaraki, Jepang.
Helmi menyampaikan bahwa kejadian seperti ini tidak boleh terulang kembali di Provinsi Bengkulu. Masyarakat diminta untuk lebih berhati-hati dan cermat jika mendapat tawaran pekerjaan ke luar negeri.
“Kejadian seperti ini tidak boleh terulang kembali,” ungkap Helmi saat diwawancarai TribunBengkulu.com, Selasa (11/11/2025) pukul 11.29 WIB.
Helmi menjelaskan, pihaknya akan melakukan penindakan setelah proses pemulangan Adellia dan takziah almarhumah selesai dilaksanakan.
Penindakan terhadap dugaan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) ini akan dilakukan setelah dipastikan apakah proses keberangkatan dilakukan sesuai prosedur atau tidak. Jika ditemukan pelanggaran hukum, pihaknya akan menuntut para pelaku.
Hal ini dilakukan agar menjadi efek jera bagi oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dan melakukan tindakan yang melanggar hukum hingga menyebabkan korban.
“Upaya ini dilakukan agar menjadi efek jerah bagi oknum-oknum yang tak bertanggung jawab, di mana oknum ini melakukan tindakan yang tidak benar secara hukum hingga ada korban,” tutur Helmi.
Helmi juga menegaskan agar masyarakat Bengkulu yang mendapatkan tawaran kerja ke luar negeri memastikan lebih dulu apakah pekerjaan tersebut sudah melalui prosedur resmi atau belum.
Jika tidak mencari tahu, kata Helmi, hal itu bisa merugikan diri sendiri.
“Jika ada masyarakat Bengkulu yang menerima pekerjaan ke luar negeri untuk mencari tahu apakah pekerjaan ini sudah prosedural atau belum, tentu yang akan rugi diri kita sendiri,” jelas Helmi.
Oleh karena itu, masyarakat Bengkulu dipersilakan menghubungi dirinya jika membutuhkan informasi terkait pekerjaan ke luar negeri.
Tujuannya agar masyarakat tidak menjadi korban TPPO.
“Masyarakat Bengkulu silakan hubungi nomor handphone saya, 0811737646. Nomor handphone saya bisa di WhatsApp jika memerlukan informasi soal pekerjaan di luar negeri,” tutup Helmi.
Baca juga: Adellia Meysa, PMI Asal Seluma Meninggal di Jepang, Gubernur Bengkulu Helmi Hasan Turun Tangan
Gubernur Bengkulu Geram soal Dugaan Perdagangan Orang
Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, mengaku geram dengan dugaan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang terjadi di Bengkulu.
Sebelumnya, Pekerja Migran Indonesia (PMI) Adellia Mesya (23) meninggal dunia akibat meningitis TB di Kota Sakai, Prefektur Ibaraki, Jepang, Sabtu (8/11/2025).
Diketahui, Adellia merupakan salah satu PMI yang bekerja secara nonprosedural atau overstay di Jepang.
Terkait hal tersebut, Helmi akan menindak tegas oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab atas dugaan TPPO ini.
“Tidak ada himbauan, hal ini akan saya tindak,” ungkap Helmi.
Helmi menjelaskan, dirinya tidak terima jika ada warga Bengkulu yang berangkat ke luar negeri tanpa prosedur yang jelas, kemudian mendapat musibah di negeri orang.
Ia juga telah meminta Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) untuk segera menyelesaikan persoalan dugaan TPPO tersebut.
“Saya tidak terima jika ada warga Bengkulu dibuat seperti ini (bekerja di luar negeri tanpa prosedur yang jelas, red). Saya sudah perintahkan Disnakertrans untuk menyelesaikan persoalan ini. Hari ini SK-nya saya buat,” jelas Helmi.
Namun, untuk saat ini, pihaknya akan lebih dulu fokus pada proses pemulangan jenazah Adellia ke Indonesia sebelum membahas penindakan hukum lebih lanjut.
“Untuk soal ini jangan dibicarakan dulu. Tunggu dulu. Almarhumah kita pulangkan, fardu kifayah-nya kita selesaikan. Keluarga almarhum sudah memberikan izin, kita akan kejar oknum ini,” tutup Helmi.
Pemulangan Adellia ke Seluma
Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, saat ini tengah berupaya memulangkan jenazah Adellia Mesya (23), Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Kampai, Kecamatan Talo, Seluma, Provinsi Bengkulu, yang meninggal dunia di Kota Sakai, Prefektur Ibaraki, Jepang, Sabtu (8/11/2025).
Sebelumnya, Adellia meninggal dunia akibat meningitis TB setelah menjalani perawatan di rumah sakit di Ibaraki.
Helmi mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tokyo terkait pemulangan jenazah Adellia.
“Saya sudah lihat informasi di media massa soal almarhumah, sehingga saya panggil Disnakertrans untuk langsung datang ke rumah almarhum. Saya juga sudah berkoordinasi dengan Kedubes RI untuk Jepang,” ungkap Helmi.
Helmi menjelaskan, pihaknya ikut membantu keluarga Adellia dalam proses pemulangan jenazah ke Seluma.
Dalam proses ini, terdapat kendala biaya, sehingga Pemerintah Provinsi Bengkulu akan membantu meringankan beban keluarga.
“Ada biayanya yang muncul untuk memulangkan almarhumah. Kita ikut andil untuk membantu meringankan beban keluarga almarhumah dalam memulangkan jenazah,” tutur Helmi.
Helmi juga menyampaikan, pihaknya telah berkoordinasi dengan warga Indonesia di Jepang yang jumlahnya sekitar 48 ribu orang. Namun, ia mengaku khawatir karena lokasi tempat Adellia bekerja dikenal sebagai kawasan overstay, yaitu tempat tinggal bagi mereka yang melanggar izin tinggal resmi.
Karena status overstay tersebut, biaya pemulangan tidak bisa dikeluarkan secara resmi oleh pemerintah Jepang dan akhirnya menjadi tanggungan keluarga.
“Akhirnya kita hadir karena program Pemerintah Provinsi Bengkulu, salah satunya Bantu Rakyat. Salah satu rakyat seperti ini harus kita bantu,” jelas Helmi.
Rencananya, jenazah Adellia akan diterbangkan dari Jepang ke Bengkulu, lalu diantar menggunakan ambulans milik Pemerintah Provinsi Bengkulu ke rumah duka di Seluma.
Pemerintah Provinsi juga akan membantu proses pengurusan jenazah hingga malam ketiga.
“Fardu kifayah kita selesaikan dulu. Kita akan bantu soal fardu kifayah dahulu. Mungkin malam ketiga kita hadir ke sana,” tutup Helmi.
Gabung grup Facebook TribunBengkulu.com untuk informasi terkini
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bengkulu/foto/bank/originals/Helmi-berkoordinasi-dengan-KBRI-Tokyo-soal-Pemulangan-PMI-asal-seluma.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.