Berita Bengkulu

Fenomena Childfree Meningkat Capai 71 Ribu Perempuan Termasuk di Bengkulu, Ini Respon Menteri Wihaji

71 ribu Perempuan di Indonesia terdampak fenomena childfree termasuk di Bengkulu, Wihaji tawarkan program Tamasya.

Panji Destama/TribunBengkulu.com
CHILDFREE - Momen Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga) atau Kepala BKKBN, Wihaji saat mendengarkan alasan mahasiswi di Bengkulu memilih Childfree, di Gedung Serba Guna (GSG) Universitas Bengkulu, Jumat (14/11/2025). 71 ribu Perempuan di Indonesia terdampak fenomena childfree termasuk di Bengkulu, Wihaji tawarkan program Tamasya. 

“Saya ada program Tamasya atau Taman asuh sayang anak, mereka yang takut nanti punya anak harus berhenti kerja, dirinya menyiapkan tempat penitipan anak, yang takut tak bisa mengasuh anaknya, saya siapkan tempat asuh,” jelas Wihaji.

“Intinya negara hadir, pemerintah hadir, tamasya hadir yang merupakan jawaban (childfree, red) masyarakat jangan cemas karena childfree. Saya selaku manusia menghormati childfree, tapi selaku menteri harapan saya, ayo ini adalah kehidupan, kita jalani berbagai dinamikan dan dialegtinya Insyallah akan baik-baik saja,” tutup Wihaji

Apa Itu Childfree?

Childfree merujuk pada individu atau pasangan yang memilih untuk tidak memiliki anak, baik secara biologis maupun adopsi.

Childfree tidak ada kaitannya dengan kesehatan fertilitas, melainkan karena pilihan hidup.

Istilah childfree sering kali dikaitkan dengan isu feminisme, di mana perempuan yang tidak mengurus anak, memiliki kesempatan besar untuk mengeksplorasi peran sosial di luar keluarga, seperti karir dan pendidikan.

Peningkatan jumlah perempuan yang memilih untuk childfree dipengaruhi oleh penemuan alat kontrasepsi yang aman, meningkatnya akses pendidikan, serta meluasnya advokasi tentang kesetaraan gender.

Dampak Positif dan Negatif Childfree

Dikutip dari E-Journal UIN Suska yang berjudul Fenomena Childfree di Era Modern, childfree bisa berdampak positif dan negatif. Berikut dampaknya:

1. Dampak Positif

Dapat menekan laju populasi manusia, sehingga bisa mengurangi konsumsi Sumber Daya Alam (SDA), pencemaran lingkungan, angka pengangguran, serta kepadatan penduduk.

Menghilangkan sikap egois orang tua yang sering lepas dari tanggung jawabnya sebagai orang tua. 

Anak seringkali dibebani dengan kewajiban, baik dalam hal tenaga, waktu, maupun finansial, terutama saat orang tua memasuki usia lanjut.

Menurunkan tingkat kemiskinan karena tanggungan dalam suatu rumah akan menjadi lebih sedikit.

Menurunkan angka kematian anak di usia dini akibat orang tua yang belum siap memiliki anak.

2. Dampak Negatif

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved