Wali Kota Bengkulu Dedy Wahyudi

Cerita Wali Kota Bengkulu Ikuti KP2D di Jakarta dan Singapura, Tentang Disiplin hingga Keteladanan

Wali Kota Dedy memaparkan pelajaran disiplin, kebersihan, dan keteladanan usai mengikuti KP2D di Jakarta–Singapura.

Penulis: Bima Kurniawan | Editor: Ricky Jenihansen
M Bima Kurniawan/TribunBengkulu.com
PELAJARAN KP2D — Wali Kota Bengkulu, Dedy Wahyudi, saat diwawancarai TribunBengkulu.com pada Kamis (20/11/2025). Dedy membagikan sejumlah pelajaran penting yang ia dapatkan selama mengikuti KP2D Angkatan II 2025. 

Ringkasan Berita:
  1. Wali Kota Bengkulu Dedy Wahyudi mengikuti KP2D Angkatan II Tahun 2025 di Jakarta dan Singapura.
  2. Ia menjadi satu dari 25 kepala daerah terpilih mengikuti program yang digelar Lemhannas RI.
  3. Program berlangsung 4–18 November 2025 dan berfokus pada peningkatan kapasitas kepemimpinan daerah.
  4. Dedy menyoroti kualitas SDM, disiplin, dan budaya kebersihan sebagai kunci kemajuan Singapura.

 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, M. Bima Kurniawan

TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Wali Kota Bengkulu, Dedy Wahyudi, membagikan sejumlah pelajaran penting yang ia dapatkan selama mengikuti Kursus Pemantapan Pimpinan Daerah (KP2D) Angkatan II Tahun 2025 yang digelar di Jakarta dan Singapura.

Diketahui sebelumnya, Wali Kota Bengkulu Dedy Wahyudi menjadi satu dari 25 kepala daerah di Indonesia yang terpilih mengikuti Kursus Pemantapan Pimpinan Daerah (KP2D) Angkatan II Tahun 2025.

Program ini digelar pada 4–18 November 2025, mencakup sesi pembelajaran di Jakarta dan Singapura.

Kursus Pemantapan Pimpinan Daerah atau KP2D merupakan program pelatihan kepemimpinan yang diselenggarakan oleh Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI).

Program ini dirancang khusus untuk para pemimpin di tingkat daerah, seperti bupati dan wali kota. Dengan mengikuti program ini, para kepala daerah berkesempatan meningkatkan kapasitas kepemimpinan mereka.

Selama mengikuti program tersebut, banyak hal yang dapat dijadikan inspirasi untuk memperkuat pembangunan daerah, terutama dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan tata kelola pemerintahan.

“Singapura itu kota kecil, luasnya tak jauh berbeda dengan wilayah Benteng. Tapi hari ini mereka menjadi negara maju karena kualitas SDM-nya. Orang pintar di sana banyak, dan pendidikan mereka benar-benar dipress. Anak-anak belajar ilmu pengetahuan dan kemampuan literasinya sangat baik,” ucap Dedy.

Ia menekankan bahwa kemajuan Singapura tidak terlepas dari kedisiplinan masyarakatnya.

“Mereka disiplin dan taat aturan. Kalau ada kesepakatan jam 08.00 WIB, sebelum itu semuanya sudah siap. Mereka terbiasa disiplin dari hal-hal kecil,” terang Dedy.

Selain disiplin, Dedy juga menyoroti budaya menjaga kebersihan sebagai faktor penting.

“Kesadaran menjaga lingkungan sangat tinggi, mereka terbiasa membuang sampah pada tempatnya. Pasar-pasar pun tertata rapi, gaya hidup mereka sudah terbentuk oleh aturan yang jelas dan ditaati. Itu yang membuat mereka maju,” kata Dedy.

Di sisi lain, Dedy juga menilai bahwa keteladanan pemerintah Singapura menjadi kunci keberhasilan pembangunan.

“Pemerintahnya kuat dan memiliki keteladanan yang nyata,” ujar Dedy.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved