Obat Sirup dan Kasus Ginjal Akut Anak
BREAKING NEWS: Balita Usia 4 Tahun di Lebong Bengkulu Suspek Gagal Ginjal Akut
Kepala Dinkes Provinsi Bengkulu, Herwan Antoni mengatakan laporan suspek tersebut, berasal dari Kabupaten Lebong.
Penulis: Jiafni Rismawarni | Editor: Yunike Karolina
Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Jiafni Rismawarni
TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Meskipun hingga saat ini belum ditemukan kasus gagal ginjal akut anak akibat mengkonsumsi obat sirup paracetamol di Bengkulu, namun Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bengkulu sudah menerima laporan suspek gagal ginjal akut pada anak.
Kepala Dinkes Provinsi Bengkulu, Herwan Antoni mengatakan laporan suspek gagal ginjal akut pada anak berasal dari Kabupaten Lebong.
"Sampai sekarang kita belum mendapatkan kasus. Namun ada laporan suspek (gagal ginjal anak, red) dari RS Lebong. Baru diduga, tapi itu belum bisa kita jadikan kasus. Kita masih menunggu, dan tim (tim terpadu penyelidikan epidemiologi,red) hari ini turun ke lapangan," ungkap Herwan Antoni, Jumat (21/10/2022).
Herwan menjelaskan, jika tim terpadu penyelidikan epidemiologi ini ditugaskan untuk melakukan investigasi terkait suspek gangguan ginjal akut pada anak.
Sehingga didapati validasi, apakah suspek tersebut merupakan kasus gagal ginjal akibat sirup paracetamol atau bukan.
"Itu balita usia 4 tahun, tim langsung lakukan penyelidikan. Termasuk riwayat obat apa saja yang diminum," jelas Herwan.
Diakuinya, kabar heboh sirup paracetamol yang diduga menyebabkan gagal ginjal pada balita, juga sempat membuat khawatir warga Bengkulu.
Herwan memastikan untuk saat ini di Bengkulu belum ada kasus yang ditemukan.
"Laporan kita itukan sumbernya ada dari rumah sakit. Ada balita yang dirawat dengan gejala indikasi itu. Namun juga kita melakukan penyelidikan lebih lanjut, terhadap kasus tersebut," jelasnya.
Dalam penyelidikan epidemiologi ini akan diselidiki apakah ada memang riwayat balita tersebut minum obat paracetamol cair, atau sirup. Hal itu harus digali lebih lanjut melalui tim penyelidikan epidemiologi, tim terpadu.
"Kita sudah perintahkan tim terpadu untuk menyelidiki suspek di Lebong itu, balita usia 4 tahun, " kata Herwan.
Baca juga: Waspada Kasus Ginjal Akut Anak, BPOM Cek Penarikan 5 Produk Obat Sirup di Bengkulu
Baca juga: POPULER Lokal 20 Oktober 2022: Pengusutan Dugaan Korupsi Samisake-Hasil Investigasi Bawaslu ke KASN
Balita Positif Gagal Ginjal Akut Meniggal
Seorang balita berusia 4 tahun, yang merupakan warga Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu, meninggal dunia usai dinyatakan mengidap gagal ginjal akut.
Balita berinisial AB tersebut dinyatakan positif mengidap gagal ginjal akut setelah dilakukan penyidikan oleh Tim Epidemiologi, yang sudah berangkat langsung ke Kabupaten Lebong.
Dari penelusuran yang dilakukan oleh tim ini, ternyata riwayatnya AB sempat menggunakan obat-obatan warung untuk mengobati batuk yang dialami.
Ternyata obat yang dikonsumsi AB tersebut merupakan salah satu obat yang diminta oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk ditarik dari peredaran.
Merek obat yang dikonsumsi AB yaitu Unibebi Cough Sirup yang sebelumnya dinyatakan memiliki kandungan ED dan DEG melebihi ambang batas.
"Orang tua AB membeli obat batuk sirup tersebut di Apotek tanpa melalui resep dari dokter," ungkap Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, Herwan Antoni, Sabtu (22/10/2022).
Namun menurut Herwan, meskipun AB memiliki riwayat telah meminum obat batuk yang memiliki kandungan EG dan DEG diluar ambang batas tersebut, namun tidak dapat dipastikan kematian AB akibat meminum obat tersebut.
Apalagi AB juga memiliki riwayat penyakit lain, yaitu kelainan jantung yang sudah ia derita sebelumnya.
"Kalau sebagai salah satu penyebabnya mungkin, karena penggunaan EG dan DEG yang melebihi bang batas bisa membuat gangguan pada fungsi organ kita, yang bisa membuat gangguan pada organ kita," ujar Herwan.
Jika sudah terkena gagal ginjal akut, maka akan banyak kendala yang terjadi seperti saluran urine terganggu, susah kencing, bahkan sesak nafas.
Hal inilah yang bisa memicu meninggalnya pengidap gangguan ginjal akut yang saat ini diwaspadai menyerang anak-anak.
"Makanya kita mengingatkan agar dalam membeli obat sebaiknya dengan melalui resep dokter. Untuk saat ini hindari dulu obat yang berbentuk sirup," kata Herwan.
Tak Miliki Dokter Spesialis Ginjal
Ternyata saat ini rumah sakit rujukan yang ada di Provinsi Bengkulu masih belum memiliki dokter spesialis ginjal dan hipertensi.
Dikatakan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bengkulu, Herwan Antoni menyatakan, hal tersebut karena penyakit gagal ginjal masih tergolong sedikit di Bengkulu.
Bahkan biasanya penyakit gagal ginjal ini hanya diidap oleh orang dewasa, sangat berbeda kondisi dengan saat ini.
Saat ini masyarakat sedang dihantui dengan kabar potensi gagal ginjal akut yang rentan menyerang anak-anak.
Sebagai akibat dari konsumsi obat sirup, dengan kandungan EG dan DEG melebihi ambang batas
Meninggalnya balita berinisial AB (4) warga Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu, akibat dinyatakan positif mengidap gagal ginjal akut, menjadi pelajaran penting bagi beberapa pihak terkait.
Pasalnya setelah kasus ini, barulah terkuak bahwa sebenarnya rumah sakit rujukan di Provinsi Bengkulu masih belum memiliki dokter spesialis ginjal.
Selama ini jika ada pasien yang mengalami gagal ginjal akut, maka akan langsung dirujuk oleh rumah sakit setempat ke rumah sakit yang memiliki dokter spesialis ginjal.
"Saat ini ada 14 Rumah Sakit yang memiliki dokter spesialis ginjal, untuk Bengkulu biasanya yang terdekat dirujuk ke Palembang atau Jakarta," ungkap Herwan.
Jika telah terdiagnosa bahwa seorang pasien mengidap penyakit gagal ginjal, biasanya akan langsung dirujuk dari Kabupaten/Kota ke Rumah Sakit dr M Yunus Bengkulu.
Selanjutnya pihak Rumah Sakit dr M Yunus yang akan merujuk pasien ke Palembang atau Jakarta.
Biasanya untuk awal, pihak rumah sakit akan melakukan penanganan terlebih dahulu jika ada potensi yang membahayakan bagi pasien.
"Setelah itu, barulah rumah sakit akan merujuk pasien ke rumah sakit yang memiliki dokter spesialis ginjal," kata Herwan.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bengkulu/foto/bank/originals/Herwan-anton.jpg)