Mesin Pabrik Sawit Meledak
Pabrik Sawit Meledak di Bengkulu Selatan, Disnakertrans Provinsi Bengkulu Turut Bakal Diperiksa
Hingga kini tepat 4 hari meledak mesin rebusan atau stabilozer PT SBS. Bahkan, polisi terus melakukan penyelidikan terhadap penyebab ledakan mesin.
Penulis: Ahmad Sendy Kurniawan Putra | Editor: Hendrik Budiman
Bupati Tinjau Pabrik
Diselah kesibukan seorang pemimpin daerah, Bupati Gusnan Mulyadi, menyempatkan diri melihat secara langsung lokasi ledakan mesin rebusan di pabrik sawit PT SBS.
Nampak,dalam kujungannya tersebut. Bupati Gusnan juga didampingi pihak manajemen PT SBS.
Bahkan, Bupati Gusnan Mulyadi, menitip pesan kepada pihak manajemen untuk segera memberikan hak-hak para korban, sesuai dengan aturan perusahan.
"Saya meminta kepada perusahan untuk segera menyelesaikan urusan kepada pihak keluarga korban," kata Gusnan kepada TribunBengkulu.com, Sabtu (22/10/2022).
Kedepanya, Bupati meminta kepada manajemen untuk segera melakukan perbaikan walau sedang dirundung duka. Karena, pabrik kelapa sawit tersebut sangat dibutuhkan orang banyak.
"Pertama manajemen segera memperbaiki kerusakan yang terjadi. Karena, banyak masyarakat sangat membutuhkan PKS berdiri di Bengkulu Selatan," jelas Gusnan.
Sementara, atas musibah yang sangat besar terjadi di PT SBS. Buapti Gusnan Mulyadi, mengucapkan duka yang sangat mendalam dan berharap keluarga yanh ditinggalkan dapat bersabar menghadapi cobaan ini.
Kesaksian Karyawan
Berikut kesaksian karyawan PT SBS yang bekerja di loding, saat ledakan terjadi tangga tempat naik tangki rebusan terpental lebih kurang dua meter.
"Beruntung, saat ledakan terjadi pihaknya sedang tidak memasukan buah TBS ke dalam lori untuk direbus. Jika, hal tersebut kami sedang memasukan buah TBS sawit. Maka kami pasti akan jadi korban," jelas karyawan PT SBS yang tidak ingin disebukan namanya.
Diduga, korban meninggal dunia tersebut juga sama nasibnya dengan tanki rebusan. Ikut terpental keatas sehingga terjatuh kedasar yang merupakan terbuat dari beton.
"Jika dilihat kondisi korban, pasti terpental ke atas mengenai atap yang terbuat dari besi dan terhempas mengenai beton yang betada di dasar. Lantaran, kedua korban tersebut sudah remuk," ungkap karyawan.
Sebelum memulai merebus, seperti biasa korban bermain dulu. Namun, tidak tau jika candaan pada siang kemarin adalah hari terakhir.
"Tidak ada tanda-tanda yang dicurigai sebelum korban meninggal. Bahkan, seperti biasa. Karena posisi kami berdekatan dengan korban, setiap pagi sebelum memulai kerja kami selalu bercanda," tutup karyawan PT SBS.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bengkulu/foto/bank/originals/Jri.jpg)