Produksi Jahe Tanaman Biofarmaka di Rejang Lebong Capai 150 Ton

Rejang Lebong dapat memproduksi jahe merah dan jahe gajah sebanyak 150 ton per tahun, terbanyak di kawasan Lembak.

Penulis: Muhammad Panji Destama Nurhadi | Editor: M Arif Hidayat
HO Dinas Pertanian dan Perikanan Rejang Lebong
Kelompok tani Subur Makmur Desa Duku Ulu bersama Kadis Pertanian dan Perikanan Rejang Lebong, Zulkarnain saat panen jahe. 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Panji Destama 

 

TRIBUNBENGKULU.COM, REJANG LEBONG - Produksi jahe atau tanaman biofarmaka yang dihasilkan petani di Rejang Lebong, Bengkulu per tahunnya mencapai 150 ton. 

 

Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Rejang Lebong, Zulkarnain menjelaskan ada dua jenis jahe yang ditanam petani. 

 

"Setiap tahun produksi jahe di Rejang Lebong cukup tinggi, ada dua jenis jahe yang paling banyak ditanam adalah jahe gajah dan sebagai lagi jahe merah," ungkapnya saat dihubungi, pada Sabtu (14/1/2023). 

 

Lanjutnya, sentra budidaya tanaman jahe di Kabupaten Rejang Lebong, berada di wilayah lembak seperti di kecamatan Sindang Beliti Ulu, Sindang Beliti Ilir dan Kota Padang. 

 

Selain itu, tanaman jahe ini juga ada di 12 kecamatan lainnya, namun luas lahannya tak seluas di tiga kecamatan di wilayah lembak tersebut. 

 

"Budidaya jahe ini dilakukan dengan sistem tumpang sari di antara tanaman kopi, aren dan sayuran," tuturnya.

 

Untuk produktifitas tanaman jahe gajah, jika dilakukan dengan cara mandiri atau tidak tumpang sari dengan tanaman lain dalam setiap hektarenya bisa menghasilkan 15-20 ton. 

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved