Pemilu 2024

Tukang Bangunan dan Karyawan Salon di Kota Bengkulu Maju Pileg 2024, Ingin Lawan Kezaliman

Seorang tukang bangunan dan karyawan salon, maju pada Pemilihan Legislatif (Pileg) Anggota DPRD Kota Bengkulu

Penulis: Jiafni Rismawarni | Editor: Yunike Karolina
Jiafni Rismawarni/TribunBengkulu.com
Tukang bangunan dan karyawan salon, maju pada Pemilihan Legislatif (Pileg) Anggota DPRD Kota Bengkulu pada Pemilu 2024 dari Partai Ummat. 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Jiafni Rismawarni 

 

TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Tukang bangunan dan karyawan salon, maju pada Pemilihan Legislatif (Pileg) Anggota DPRD Kota Bengkulu pada Pemilu 2024 nanti.

Keduanya merupakan caleg dari Partai Ummat Kota Bengkulu

Tukang bangunan ini, bernama Mahadi, ia mengambil Daerah pemilihan ( Dapil) 4,yang meliputi Kecamatan Ratu Samban, dan Kecamatan Ratu Agung. 

"Karena di Partai Ummat ada namanya melawan kezaliman dan tegakan keadilan. Jadi kita berpikir seorang tukang bangunan, jadi kezaliman yang terjadi di pekerja Bengkulu ini khususnya kota Bengkulu bisa dikurangi," ungkap Mahadi. 

Ia menjelaskan keinginan menjadi wakil rakyat sudah lama terpendam. Apalagi di kesehariannya, ia sering melihat diskriminasi dan hak -hak pekerja lepas seperti dirinya tidak terpenting. Untuk itu, dengan naungan Partai Ummat Kota Bengkulu. Ia memberanikan maju ke Pileg 2024.

Meskipun dia menyadari bahwa jalan yang ia tempuh ini tidak mudah. Apalagi sebagai pendatang baru, tentu ada banyak tantangan yang harus dihadapi. Termasuk bagaimana cara mendapatkan suara terbanyak saat Pemilu nanti. 

"Kalau trik buat kampanye, itu ya seperti silaturahmi ke rumah kawan-kawan dan kerabat. Optimistis, InsyaAllah kita bisa menang," paparnya. 

Senada dengan itu, Melia, juga memberanikan diri untuk maju sebagai caleg DPRD Kota Bengkulu dari Partai Ummat.

Dengan latar belakang pekerjaan sebagai karyawan salon, ia mencalonkan diri sebagai Caleg dari Dapil 2 , yakni di Kecamatan Singaran Pati dan Gading Cempaka. 

"Niat caleg sebenarnya dari awal sesuai semboyan tadi, tegakan keadilan lawan kezaliman. Memang di masyarakat sangat banyak yang tidak adil," bebernya.

Untuk itu, dia ingin memperjuangkan hak-hak masyarakat di Kota Bengkulu. Agar tidak ada lagi budaya nepotisme saat pembagian bantuan. Baik bantuan sosial maupun bantuan untuk anak sekolah. 

"Seperti pengalaman saya, saya ini memang benar-benar orang dari kalangan bawah. Jadi kita tahu rasanya, saat ada bantuan, Anak-anak juga itu banyak yang tidak merata di pendidikannya kurang, " ucapnya. 

Baca juga: Rawan Gempa dan Tsunami, Ini Titik Kumpul di Kota Bengkulu dan Tips Evakuasi saat Kondisi Darurat

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved