Kontroversi Pimpinan Ponpes Al Zaytun

Kemenag Ancam Cabut Izin Ponpes Al-Zaytun Jika Menyimpang, Buntut Kontroversi Panji Gumilang

Ancaman pencabutan izin tersebut, jika terbukti menyebarkan paham keagamaan yang diduga sesat, maka Kemenag bisa membekukan nomor statistik.

Editor: Hendrik Budiman
HO TribunBengkulu.com/Istimewa/Kolase
Kolase Panji Gumilang. Kemenag Ancam Cabut Izin Ponpes Al-Zaytun Jika Menyimpang, Buntut Kontroversi Panji Gumilang 

Sosok Pak Kumis yang disebut-sebut sebagai bekingan Panji Gumilang saat ini tengah ramai diperbincangkan.

Adapun Pak Kumis tersebt diduga kuat sebagai sosok penting yang membuat Ponpes Al Zaytun terkesan tak tersentuh sama sekali selama puluhan tahun.

Padahal, Pimpinan Ponpes Al Zaytun telah berkali-kali melakukan berbagai tindakan yang memicu kontroversi.

Lantas, siapa sebenernya sosok pak Kumis yang disebut sebagai sosok penting negara hingga jadi bekingan dari pimpinan ponpes Al Zaytun, Panji Gumilang?.

Perbincangan soal sosok Pak Kumis Al Zaytun mencuat setelah salah satu tokoh menyinggung sosok 'bekingan' Panji Gumilang.

Hal tersebut diungkap Pendiri Yayasan Pesantren Indonesia, Imam Suprianto dalam sebuah tayangan di YouTube TV One yang berjudul 'Menguak Misteri Ajaran Menyimpang Ponpes Al Zaytun'

Dikatakan Imam Suprianto, bekingan Ponpes Al Zaytun merupakan salah satu tokoh elite di Indonesia.

"Orang umum di elite itu sudah 'hei jangan mainin Zaytun lho, itu kan punya Pak Kumis, katanya gitu kan. Orang tahu itu siapa Pak Kumis itu," ujarnya seperti yang dikutip TribunBengkulu.com dari YouTube TVOne, Kamis (22/6/2023).

Imam mengatakan sebenrnya orang-orang sudah tahu siapa sosok yang disebut sebagai Pak Kumis tersebut.

Namun ternyata saat ini pak Kumis sudah mendelegasikan kewenangannya untuk mengurus Ponpes Al Zaytun kepada generasi muda saat ini.

Dalam hal ini Imam juga menyebut nama Kepala staf Presiden (KSP) Moeldoko yang sekarang memiliki kaitan dengan Mahad Al Zaytun.

"Nah sekarang, sekarang itu yang sangat dekat sekali dan punya posisi yang sangat menentukan di pemerintahan ini yaitu seorang Kepala Staf Presidenan,"

"Pak Moeldoko yang saya sendiri prihatin masih kemarin membangga-banggakan dan sebagainya. Ini Pak Moeldoko bagaimana?" lanjut Imam.

Bahkan Imam mengungkapkan dirinya mendapat informasi jika Moeldoko adalah orang yang diduga membuka akses saat Panji Gumilang meminta bantuan.

"Saya dapat informasi bahwa Pak Moeldoko ini kapan Panji Gumilang perlu bantuan ke Polres ke Polda, ke Mabes Polri itu tinggal telpon saja," beber Imam.

Saat ditanya apakah itu sudah terbukti dan bukan tuduhan semata, Imam dengan santainya mengatakan jika hal itu sudah terbukti.

"Ya itu sudah terbukti, kemaren aja padahal yang dari masyarakat itu yang rencana tiga ribu ternyata hanya ratusan aja kan,"

"Itu istilah temen-temen itu masyarakat bilang, biarin kita pemanasan dulu lah. Demo sekarang kan kita akan bikin berjilid-jilid nih demo,"

"Jadi kepengan tahulah apa reaksi Al Zaytun," lanjutnya lagi.

Ternyata, Imam mengungkapkan jika ada sebanyak 1500 polisi yang telah siap siaga.

"Berapa miliar dia harus bayar itu polisi? kan gitu," tandasnya.

PWNU Jawa Barat Larang Anak-anak Masuk Ponpes Al Zaytun

Belakangan Ponpes Al Zaytun jadi sorotan lantaran sederet kontroversi yang dilakukan pimpinan pondok pesantren Al-Zaytun Panji Gumilang.

Hal tersebut membuat Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat mengeluarkan pernyataan tegas terkait Pondok Pesantren Al-Zaytun di Indramayu tersebut.

Ketua PWNU Jabar, KH Juhadi Muhammad mengatakan, ponpes tersebut mengajarkan pelajaran yang menyimpang dari ajaran Islam.

Oleh sebab itu, sebagaimana yang telah diputuskan Lembaga Bahtsul Masail (LBM), memondokkan anak di Ponpes Al-Zaytuntidak dianjurkan.

Juhadi Mengatakan, sedikitnya ada tiga pertimbangan yang membuat PWNU tak menganjurkan untuk memondokkan anak di Ponpes Al Zaytun.

Pertama, memondokkan anak ke Ponpes Al-Zaytun sama halnya dengan membiarkan anak berada di lingkungan yang buruk.

Mengingat, banyak penyimpangan syariat dan tata cara beribadah yang dilakukan di ponpes pimpinan Syekh Panji Gumilang tersebut.

Mulai dari bercampurnya saf salat jemaah laki-laki dan perempuan, nyanyian lagu salam Yahudi, hingga menjalankan ibadah haji yang tidak harus pergi ke Makkah dan Madinah.

Alasan kedua, ujar Juhadi, memondokkan anak di Ponpes Al Zaytun tak dianjurkan karena sama halnya dengan memilihkan guru yang salah untuk anak.

Ketiga, memondokkan anak ke Al Zaytun tak dianjurkan karena hal itu sama saja dengan membiarkan jumlah keanggotaan kelompok yang menyimpang ini menjadi tambah banyak.

"Kewajiban orang tua adalah harus memilihkan pesantren yang baik dan masyhur kompetisinya di bidang agama," ujar Juhadi,seperti yang dikutip TribunBengkulu.com dari TribunJabar, Senin (19/6/2023).

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved