Jalan Rusak di Bengkulu Utara

Keluh Kesah Penjual di Pinggir Jalan Rusak di Bengkulu Utara: Hujan Kena Lumpur, Panas Banyak Debu

Tepat di depan pondokan Eti dan Nundrianto, jalan provinsi tak lagi mulus. Bagian aspal telah mengelupas.

|
Penulis: Romi Juniandra | Editor: Yunike Karolina
Romi Juniandra/TribunBengkulu.com
Tepat di depan pondokan penjual Eti dan Nundrianto, jalan provinsi di Kabupaten Bengkulu Utara tak lagi mulus, Minggu (16/72023). Bupati Bengkulu Utara Mian pun sudah dua kali menyurati gubernur. 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Romi Juniandra

TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Dua orang penjual, Eti Putria dan Nundrianti menceritakan keluh kesah mereka selama berjualan di depan jalan provinsi yang menghubungkan Tanjung Agung Palik - Kerkap Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu.

Untuk berjualan jagung, mereka mendirikan pondokan kayu di pinggir jalan, tepatnya di Desa Padang Sepan, Kecamatan Tanjung Agung Palik.

Di dalam pondokan ini, ada kursi dan meja kayu yang diperuntukkan bagi pembeli yang datang. Ada juga semacam etalase, untuk memperlihat jagung-jagung yang mereka jual.

Tepat di depan pondokan Eti dan Nundrianto, jalan provinsi tak lagi mulus.

Bagian aspal telah mengelupas, menimbulkan banyak lubang dengan diameter yang bervariasi, antara 30 cm hingga 40 cm.

Jalanan juga dipenuhi tanah dan debu, serta batu-batu jalan. Kondisi ini membentang sekitar 200 meter.

Akibatnya, pondokan Eti dan Nundrianti dipenuhi debu yang beterbangan karena kendaraan yang lewat. Termasuk, debu menempel di kulit jagung yang mereka jual.

"Kalau jagungnya kami buka dari kulitnya, pasti tak ada yang mau beli. Untung kulit jagung ini tebal, banyak lapisannya," kata Eti kepada TribunBengkulu.com, Minggu (16/7/2023).

Pembeli sendiri masih ada yang singgah, 1 atau 2 orang. Namun, semua mengeluhkan debu, dan tak ada yang mau duduk lama.

"Apalagi yang pesan kopi, tidak ada. Bagaimana mau ngopi, kalau debu semua," ujar Eti.

Keluhan penjual jagung ini ternyata tak terbatas pada debu, tapi juga lumpur. Biasanya, jalanan depan pondok mereka akan berlumpur saat musim hujan.

Tidak jarang, kendaraan yang lewat membuat percikan lumpur mengenai pondok mereka, dan juga ke dagangan jagung yang ditampilkan.

"Apalagi kalau kendaraan mereka kencang, kena semua," cerita Eti.

Pedagang jagung di Desa Padang Sepan sendiri hanya bisa berharap pemerintah segera memperbaiki jalan ini. Dengan demikian, pondokan mereka bisa ramai dikunjungi pembeli.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved