Budidaya Magot, Kiat Vira Ria Rinjiani Mengolah Sampah Sayur Menjadi Uang

Banyak orang mengenal magot sebagai belatung. Magot sendiri merupakan larva dari jenis lalat Black Soldier Fly (BSF) yang hidup dari sampah makanan.

Editor: Yunike Karolina
HO/TRIBUNBENGKULU
Vira Ria Rinjiiani kolase foto dengan kandang magot yang ia budidayakan. 

Tahun 2019 Vira melakukan pemberdayaan di Desa Watas Marga Kecamatan Curup Selatan Kabupaten Rejang Lebong. Lokasi budidaya magot di des aitu masih berlangsung hingga sekarang. Sekalipun Vira juga mendirikan lokasi budidaya magot di Desa Kota Bingin Kabupaten Kepahiang.

Saat memulai kembali, Vira hadir dengan semangat baru. Ia menyosialisasikan dengan warga setempat bahwa magot menjadi peluang usaha yang baik. Ia menyampaikan ke warga bahwa harga magot yang dijual ke pasaran bisa mencapai Rp 100.000 per kilogramnya.

“Setelah tahu bahwa membudidayakan magot bisa menghasilkan uang, barulah warga mulai meilirik Magot Recycle Center,” tuturnya.

Magot Recycle Center membuat pelatihan bagi desa-desa yang lain. Saat itu ia merasa memerlukan tenaga yang ekstra untuk membuat teman-teman tetap bertahan dan giat melakukan kegiatan budidaya.

Termasuk untuk mengumpulkan sampah organik seperti sayur, buah-buahan yang tidak layak makan. Bahan makanan ini biasanya melalui proses fermentasi sebelum diberikan sebagai makanan magot.

Pangsa Pasar Magot

Pangsa pasar magot saat ini masih untuk lokal saja. Selain karena kandangnya belum terlalu besar dan panennya masih terbatas, pengelolaan lanjutan seperti pengemasan, masih tradisional. Vira dan rekan-rekannya masih menjual magot segar saja.

Kedepannya Vira berkeinginan agar pengolahan dan pengemasan lanjutan bisa dikembangkan oleh Magot Recycle Center. Sehingga mereka bisa memproduksi magot dalam bentuk kering dan bubuk.

Saat ini magot lebih banyak dijual ke kolam pemancingan dan penjual ikan hias. Larva margot cocok buat pakan ternak ikan karena punya protein tinggi. “Kalau sudah bisa diolah menjadi dry magot (magot kering) dan powder (bubuk) ini harganya bisa lebih mahal lagi dan bisa diekspor,” jelas Vira.

Magot Recycle Center, lanjut Vira, sekarang dikelola oleh 6 pemuda desa. Sebelumnya anggota budidaya sempat mencapai 20 orang.

Vira saat ini juga Tengah berupaya menjalin kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong. Khususnya dalam hal mengumpulkan sampah-sampah organik sayur dan buah, agar bisa dilimpahkan ke Magot Recycle Center.

 

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved