Cerita Guru MAN 1 Pamekasan Dimutasi

Pengakuan Guru MAN 1 Pamekasan Dimutasi Gegara Tak Setuju Toilet Sekolah Dikenakan Tarif Rp 500

Seorang guru Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 di Pamekasan, Madura jadi sorotan usai menolak pemberlakuan tarif toilet bagi siswa.

Editor: Kartika Aditia
Instagram @ndorobei.official
Mohammad Arif. Pengakuan Guru MAN 1 Pamekasan Dimutasi Gegara Tak Setuju Toilet Sekolah Dikenakan Tarif Rp 500 

Pasalnya, dalam SK dari Kementrian Agama Jawa Timur menyebutkan Hal Usul Mutasi.


Dimana Pihaknya tidak pernah melakukan usulan mutasi sesuai keterangan pada SK tersebut yang menyebutkan Undang – Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang hal mutasi.

"Ini surat SK mutasi, kok bisa seperti itu kan tidak ada pemberitahuan sebelumnya," jelasnya.

"Saya tidak pernah minta dan usul, ini dari keputusan Kemenag katanya," lanjutnya.

Dalam pengakuan Mohammad Arif, ia tidak pernah mengajukan diri untuk proses mutasi.

Rupanya bukan Arif saja yang mendapat mutasi penyegaran, namun juga beberapa orang guru lainnya di lingkungan Kemenag Pamekasan.

Ia lantas berencana untuk melaporkan hal tersebut ke Komisi ASN dan Ombudsman.

Kasus ini baru viral setelah beberapa media sosial kembali mengangkatnya dalam beberapa konten TikTok, YouTube, dan Facebook.

"Jadi pemutusan sepihak," ungkapnya lagi.

Pernyataan Arif ini lantas ramai dikomentri oleh para warganet.

"Pepet teruss pungli tipis2nya," tulis salah satu warganet.

"Walaah ide bagus bisa gw terapin dirumah nih," tulis warganet lainya.

"Uang saku abis buat bayar Toilet klo kebelet," timpal warganet lainya lagi.

Diketahui, Mohammad Arif juga menjabat sebagai bagian dari tim pengendali mutu MAN 1 Pamekasan.

Ketika kepala sekolah menjabat, Mohammad Arif mengaku sebagai guru Bahasa Indonesia.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved