Harga Cabai di Bengkulu Bertahan Rp 100 Ribu per Kg, BI Prediksi Sebabkan Inflasi hingga Januari

Harga cabai merah di Kota Bengkulu masih bertahan di harga Rp 100 ribu per kilogram.

Penulis: Romi Juniandra | Editor: Yunike Karolina
Romi Juniandra/TribunBengkulu.com
Cabai merah di Pasar Minggu Kota Bengkulu, Senin (4/12/2023). Harga di pedagang masih berkisar Rp 90 hingga Rp 100 ribu. 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Romi Juniandra

TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Harga cabai merah di Kota Bengkulu masih bertahan di harga Rp 100 ribu per kilogram.

Seperti yang terpantau di Pasar Minggu Kota Bengkulu, Senin (4/12/2023) siang, harga cabai merah, tergantung pedagang, antara Rp 90 ribu dan Rp 100 ribu, per kilogram.

Salah satu pedagang, Rini mengatakan jika kenaikan harga cabai merah terus terjadi dalam beberapa bulan ini.

Sekitar 2 bulan lalu, harga cabai merah masih ada di harga Rp 60 ribu hingga Rp 70 ribu.

Kemudian, perlahan-lahan naik ke Rp 80 ribu, dan kini Rp 100 ribu per kilogram.

"Kalau untuk penyebab, kami tidak tahu pasti, tapi katanya di petani kosong," kata Rini kepada TribunBengkulu.com.

Selain cabai merah, yang juga mengalami kenaikan lonjakan harga adalah cabai rawit, yang kini Rp 90 ribu per kilogram.

Kemudian, ada cabai hijau, dengan harga Rp 45 ribu per kilogram.

Sementara, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bengkulu mencatat kenaikan harga cabai merah terjadi di pertengahan bulan Oktober 2023 lalu, dari harga Rp 40 ribu melonjak ke harga Rp 80 ribu.

BI juga memprediksi jika cabai merah, bersama tarif air minum PAM dan rokok kretek filter masih akan menjadi penyebab inflasi hingga bulan Januari 2024 mendatang.

"Ada beberapa cara menjaga pasokan untuk menekan inflasi, seperti sidak pasar, dan gerakan menanam," ujar Kepala BI Bengkulu Darjana.

Baca juga: Anies Baswedan ke Bengkulu 6 Desember 2023, Begini Penjelasan Tim Pemenangan Daerah

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved