Berita Kepahiang

Kasus DBD di Kepahiang Tercatat 79 Kasus, Dinkes Sebut Gejala Mirip Cikungunya

Tercatat 79 kasus DBD di Kabupaten Kepahiang, Dinas Kesehatan sebut Gejala mirip dengan Cikungunya.

Panji Destama/ Tribunbengkulu.com
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kepahiang, Wisnu Irawan, saat diwawancarai, pada Kamis (4/1/2024). Tercatat 79 kasus DBD di Kabupaten Kepahiang, Dinas Kesehatan sebut Gejala mirip dengan Cikungunya. 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Panji Destama

TRIBUNBENGKULU.COM, KEPAHIANG - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kepahiang menyebutkan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) tercatat 79 kasus selama tahun 2023 hingga awal tahun 2024. 

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kepahiang, Wisnu Irawan mengatakan gejalanya mirip cikungunya

"DBD dan Cikungunya ini, sama-sama disebabkan gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Gejalanya hampir mirip dan biasanya masyarakat lebih familiar dengan DBD," ungkap Wisnu , pada Kamis (4/1/2024).

Memang beberapa hari ini ada informasi masyarakat yang diduga terdampak Cikungunya. 

Namun dari survei yang dilakukan pihaknya, belum ada laporan masyarakat Kepahiang yang terdampak dengan Cikungunya. 

Laporan yang diterima pihak Dinas Kesehatan Kepahiang, lanjut Wisnu hanya masyarakat yang terdampak DBD.

"Gejalanya DBD dan Cikungunya ini sama, seperti pasien mengalami demam, nyeri sendi, nyeri mata, dan ruam. Gejala DBD lebih ke gejala perdarahan, sedangkan chikungunya lebih ke otot dan persendian," tutur Wisnu. 

Baca juga: DPO Selama 3 Tahun, Pelaku Pembunuhan Karyawan SPBU Kepahiang Diringkus Sedang Bawa Truk

Terkait penanganan nyamuk Aedes Aegypti, sambung Wisnu, sudah dilakukan oleh pihaknya. 

Namun karena saat ini, kondisi cuaca sedang hujan, akan menyebabkan peningkatan kasus. Karena berkembang biaknya nyamuk Aedes Aegypti ini akan berkembang biak di air bersih. 

"Biasanya peningkatan kasus DBD ini di awal dan akhir tahun karena kondisi cuaca hujan, nyamuk Aedes Aegypti itu berkembang biak di air bersih yang ditinggalkan," jelas Wisnu. 

Masyarakat Kepahiang, yang terdampak oleh nyamuk Aedes Aegypti ini, biasanya kalangan remaja ke atas. 

Baik dari anak sekolah hingga orang yang sudah masuk usia produktif yang terdampak. Dalam 79 kasus DBD yang tercatat, penderita tidak sampai meninggal dunia. 

"Untuk mencegah terjadinya penyebaran wabah dari nyamuk Aedes Aegypti, kami mengingatkan masyarakat untuk menerapkan 3M yakni menguras, menutup, dan mengubur," tutup Wisnu. 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved