Berita Kepahiang

Harga Kopi di Kepahiang Bengkulu Rp 62 Ribu Jelang Akhir Tahun, Bupati Pesan Tetap Jaga Kualitas

Harga kopi kering di Kepahiang, Bengkulu, kini stabil di harga Rp 60 ribuan per kilogram.

Penulis: Romi Juniandra | Editor: Ricky Jenihansen
Romi Juniandra/TribunBengkulu.com
KOPI KEPAHIANG - Biji kopi yang dijemur warga di Kepahiang, Provinsi Bengkulu pada Senin (18/8/2025) lalu. Harga kopi menjelang akhir tahun 2025 ini stabil di kisaran Rp 60 ribuan di pengepul besar. 
Ringkasan Berita:
  1. Harga kopi kering di Kepahiang stabil di kisaran Rp60.000–Rp63.000 per kilogram, tergantung kualitas dan kadar air.
  2. Bupati Kepahiang sekaligus pengusaha kopi, Zurdi Nata, mengatakan harga bisa mencapai Rp63.000 jika kualitas panen baik

 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Romi Juniandra

TRIBUNBENGKULU.COM, KEPAHIANG - Harga kopi kering di Kepahiang, Bengkulu, kini stabil di harga Rp 60 ribuan per kilogram.

Bupati yang juga pengusaha kopi di Kepahiang, Zurdi Nata mengatakan harga kopi kini ada di Rp 62 ribu, per kilogram.

Akan ada penyesuaian menjadi Rp 63 ribu jika kualitasnya baik, atau dibawah itu jika kadar airnya terlihat lebih tinggi.

"Kita beli Rp 62 ribu, Rp 63 ribu per kilogram. Beli, cocok, bayar," kata Nata kepada TribunBengkulu.com, Minggu (2/11/2025).

Dikatakan Nata, meski harga kopi saat ini tidaklah sampai Rp 70 ribu per kilogram seperti awal dan pertengahan tahun lalu, petani harus tetap menjaga kualitas panen dan kualitas kebun.

Setidaknya, kata dia, hasil panen bisa lebih banyak jika kebun dirawat dengan baik, bahkan bisa mencapai 1 ton atau lebih per hektar.

"Kita juga membuat lomba kebun kopi kemarin. Masyarakat bisa mencontoh mereka yang berhasil merawat kebun kopi mereka, hasil panen lebih banyak," ujar dia.

Sementara, pengepul kopi lain di Kepahiang, Nendi mengatakan dirinya juga membeli kopi petani di harga Rp 60 ribu, tergantung kualitas kopi.

Untuk di akhir tahun ini, Nendi mengatakan memang tidak banyak kopi yang baru dipanen, karena sebagian besar kopi masih berbuah hijau, belum masanya panen.

"Tapi, banyak petani kita yang masih menyimpan kopi mereka, lalu dijual secara berangsur-angsur, sampai masa panen kembali," ungkap dia.

Gabung grup Facebook TribunBengkulu.com untuk informasi terkini

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved