Pembunuhan Satu Keluarga di PPU Kaltim

Kesaksian Palsu Siswa SMK Usai Bunuh Satu Keluarga di Kaltim, Lapor RT Lihat Kejadian Pembunuhan

Usai membunuh, JND berganti baju lalu mengajak kakaknya melapor ke RT soal adanya kasus pembunuhan di rumah tetangganya, WL

Editor: Hendrik Budiman
HO TribunBengkulu.com/Istimewa
Kolase Tampang JND (Kiri) dan TKP Kejadian (Kanan). Kesaksian Palsu Siswa SMK Usai Bunuh Satu Keluarga di Kaltim, Lapor RT Lihat Kejadian Pembunuhan 

Namun penyelidikan dan olah TKP juga terus dilakukan.

Seiring keluarnya hasil olah TKP dan keterangan yang diberikan olehnya tidak masuk akal, maka ditetapkan bahwa ia adalah tersangka tunggal kasus ini.

“Selesai melakukan pembunuhan, tersangka mengajak kakaknya ke pak RT untuk melapor terkait adanya kasus pembunuhan ini, ia beralibi kalau pelakunya bukan dia,” terangya.

Kapolres menjelaskan bahwa tersangka juga akan diperiksa kejiwaannya dan mendalami motifnya melakukan pembunuhan berencana ini.

Tersangka diketahui masih dibawah umur, yakni kurang dari 18 tahun dan merupakan siswa salah satu sekolah menengah di Babulu.

Pelaku Mabuk-mabukan Sebelum Beraksi

JND Siswa SMK pelaku pembunuhan satu keluarga di PPU Kaltim sempat mabuk-mabukan sebelum beraksi.

Diketahui, JND menghabisi nyawa 5 anggota keluarga di Desa Babulu Laut, Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) Kalimantan Timur, pada Selasa (6/1/2024).

Kapolres PPU, AKBP Supriyanto mengatakan, berdasarkan penyelidikan awal motif pembunuhan yakni karena sakit hati atau dendam.

Puncak kekesalan tersangka diduga tepat tadi malam sekitar pukul 01.30 Wita.

Tersangka sebelum melakukan aksi kejinya, ia sempat mabuk-mabukan bersama temannya tidak jauh dari lokasi rumah korban.

Tersangka sempat pulang ke rumahnya untuk mengambil parang, kemudian menuju rumah korban, untuk melakukan aksinya.

“Sementara ini, dendam karena percekcokan antar tetangga sebelah, permasalahan ayam, kemudian juga korban meminjam helm belum dikembalikan selama tiga hari,” ungkap Kapolres AKBP Supriyanto pada Selasa (6/2/2024).

Saat tersangka berada di rumah korban, ia mematikan meteran listrik sebelum masuk ke dalam rumah.

Pada saat itu hanya ada Ibu berinisial SW, anak pertama RJ, anak kedua VD, dan anak terakhir yang masih berusia 3 tahun yakni SAD, di dalam rumah.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved