Pasutri Korban Salah Tangkap Polisi

Imbas Salah Tangkap Pasutri Penjual Keripik di Bogor, 7 Anggota Polsek Cileungsi Diperiksa Propam

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jabar Kombes Ibrahim Tompo mengatakan, tujuh anggota Unit Reskrim Polsek Cileungsi tengah diperiksa Propam

Editor: Hendrik Budiman
KOMPAS.COM/M. Elgana Mubarokah
Kolase Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol Ibrahim Tompo (kiri) dan Detik-detik Penangkapan Pasutri di Bogor (kanan). Imbas Salah Tangkap Pasutri Penjual Keripik di Bogor, 7 Anggota Polsek Cileungsi Diperiksa Propam 

Namun, setelah diperiksa, dia bukanlah pelaku perampokan.

Meski begitu, pasutri penjual keripik tersebut sempat diseret, dijedotin diikat dan ditodong pistol.

Setelah menyadari salah tangkap, polisi itupun pergi begitu saja tanpa meminta maaf.

Kronologi Kejadian

Kronologi pasutri penjual keripik jadi korban salah tangkap polisi di Bogor.

Detik-detik pasutri di Bogor jadi korban salah tangkap polisi di Bogor akhirnya terkuak.

Melalui video yang tersebar di media sosial, inilah detik-detik pasutri yang merupakan pedagang keripik jadi korban salah tangkap dan nasibnya kini.

Baru-baru ini video rekaman kamera CCTV yang menayangkan pasangan suami istri tiba-tiba ditangkap petugas dan ditodong pistol viral di media sosial.

Peristiwa itu terjadi di SPBU yang berada di Kelurahan Pasar Angin, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Pasutri tersebut disergap saat sedang berada di dalam mobil dan sedang mengisi isi bensin.

Pasutri bernama Subur (45) dan Titin (43) mengatakan bahwa mereka disergap sekelompok orang yang mengaku buser di SPBU pada Rabu (7/2/2024) siang.

"Jadi saya sama istri ditinggal dan dibebaskan begitu saja.
Gak ada permintaan maaf apa gimana," ujarnya, dilansir dari Kompas.com, Sabtu (10/2/2024).

"Langsung pergi aja, gak ada bahasa minta maaf, gak ada," imbuhnya.

Sosok pasangan suami istri tersebut ternyata merupakan penjual keripik.

Mereka berjualan keliling menggunakan mobil.

Ada sekitar 15 polisi yang menyergap mobil pasutri tersebut.

Petugas datang menggunakan lima mobil.

Ketika Subur dan Titin sedang mengisi bensin, polisi mengepung mobil pasutri itu.

"Yang buka pintu mereka, dibuka paksa, ditarik, saya kemudian dimasukin ke mobil Avanza, terus tangan saya diikat pakai tali rapia," ucapnya.

Ketika berada di dalam mobil polisi, Subur mengaku ditodong pistol.

Ia dipaksa mengakui keterlibatannya dalam perampokan.

Sewaktu ditangkap, Subur sempat berontak.

Akan tetapi, polisi tetap membawanya ke mobil.

Menurut Subur, polisi sudah mengambil KTP dan ponsel miliknya, hanya saja polisi tetap ngotot bahwa Subur adalah perampok.

"KTP sudah diambil, HP sudah diambil, seharusnya paham gitu, di SPBU itu saya ditanya-tanya dan ngotot," ungkapnya.

Beberapa saat kemudian, polisi membebaskan Subur karena dia bukanlah pelaku yang diincar.

Ia mengatakan, polisi menyergapnya karena mobilnya sama dengan yang dipakai perampok.

Usai peristiwa itu, Subur dan Titin melapor ke kantor Kepolisian Sektor (Polsek) Cileungsi.

Artikel ini telah tayang di TribunNewsBogor.com

Dapatkan informasi lainnya di GoogleNews: Tribun Bengkulu

Ikuti saluran WA TribunBengkulu.com

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved