Alasan Pilpres 2 Putaran Sulit Terwujud, Pakar Politik Unib Sebut Selisih Quick Count Beda Jauh

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Romi Juniandra

TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Pakar politik sekaligus akademisi Universitas Bengkulu (Unib),] Dr Panji Suminar MA menilai Pilpres 2024 untuk 2 putaran akan sulit terwujud.

Jika didasarkan oleh penghitungan cepat atau quick count yang dilakukan oleh sejumlah lembaga survei, suara yang diperoleh pasangan calon (paslon) 02, Prabowo - Gibran berada antara 56 hingga 60 persen.

Sementara, margin of error hanya 1 atau 2 persen.

"Jadi, kalau saya melihatnya dari sisi akademis dan pengalaman saya mengajar 30 tahun, agak susah pilpres menjadi 2 putaran," kata Panji kepada TribunBengkulu.com, Kamis (15/2/2024).

Jika angka yang ada hanya berselisih 1 atau persen, maka masih dimungkinkan untuk 2 putaran. Namun, dengan angka yang ada saat ini, kecil kemungkinan terjadi 2 putaran.

Untuk quick count ini sendiri, Panji mengatakan dirinya berasumsi baik, bahwa lembaga-lembaga survei telah melakukan prinsip ilmiah dan metode yang baku.

Karena itu, data quick count bisa dikatakan sebagai data yang objektif.

"Lalu, kalau soal percaya tidak percaya, itu soal subjektif," ujar direktur lembaga riset dan konsultan politik, Panji Research & Consulting (PRC) ini.

Untuk masyarakat sendiri, Panji juga mengatakan agar boleh mempercayai hasil quick count, namun juga boleh tidak percaya.

Sebagai masyarakat, langkah terbaik yang bisa diambil saat ini adalah menunggu real count atau hasil hitungan resmi dari KPU, yang akan dilakukan secara berjenjang.

"Jadi, real count ini yang utama," ungkap Panji.

Baca juga: Pernyataan Anies Tetap Optimis Masuk Putaran Kedua Pilpres Walau Tertinggal Hasil Hitung Cepat