Santri di Kediri Tewas Dianiaya

Awal Kecurigaan Keluarga Santri yang Tewas Dianiaya di Ponpes Kediri, Berceceran Darah Dari Keranda

Kakak Balqis, Mia Nur Khasanah menjelaskan, kecurigaan keluarga berawal dari adanya ceceran darah dari keranda yang dipakai untuk membawa Bintang.

Editor: Hendrik Budiman
HO TribunBengkulu.com/Istimewa
Kolase Foto Bintang Semasa Hidup (kiri) dan Ibu Korban saat Minta Bantuan ke Hotman Paris (Kanan). Awal Kecurigaan Keluarga Santri yang Tewas Dianiaya di Ponpes Kediri, Berceceran Darah Dari Keranda 

TRIBUNBENGKULU.COM - Kecurigaan keluarga saat jenazah Bintang Balqis Maulana (14) santri asal Banyuwangi yang tewas dianiaya di Pondok pesantren di Kediri, penuh luka hingga darah berceceran dari keranda.

Kakak Balqis, Mia Nur Khasanah menjelaskan, kecurigaan keluarga berawal dari adanya ceceran darah dari keranda yang dipakai untuk membawa Bintang.

Keluarga pun meminta agar kain kafan pembungkus tubuh korban dibuka.

Saat membuka kain kafan, keluarga korban terperangah. Kondisi jenazah korban penuh dengan luka dan lebam. Luka banyak terlihat di bagian wajah dan dada.

Mia menjelaskan, kondisi lain adiknya, yakni terlihat luka seperti bekas jeratan leher. Tulang hitung korban juga terlihat seperti patah.

Ada juga luka yang mirip dengan bekas sudutan rokok pada kaki korban.

"Ini pasti bukan karena jatuh, tapi dianiaya," tambahnya

Isi Chat Korban Minta Dijemput Ibu

Terungkap isi chat Bintang Balqis Maulana (14) Santri asal Banyuwangi ke ibunda sebelum tewas dianiaya di Pondok pesantren Kota Kediri.

Sebelum tewas, BBM ternyata sempat minta dijemput oleh ibunya, Suyanti (38).

Permintaan itu disampaikan korban melalui pesan lewat aplikasi WhatsApp (WA) sekira seminggu sebelum tewas.

Dalam pesan itu, korban juga mengungkapkan ketakutannya saat berada di pondok pesantren.

"Sini jemput bintang. Cepat ma ke sini. Aku takut ma, maaaa tolonggh. Sini cpettt jemput," kata korban yang disampaikan melalui tulisan pesan WA kepada ibunya, dikutip Kompas.com, Senin (26/2/2024).

Suyanti mengungkapkan, beberapa hari sebelum meninggal dunia, sang anak kerap menghubunginya.

Dalam komunikasi itu, BBM meminta untuk dijemput.

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved