Berita Mukomuko

Nelayan di Mukomuko Diminta Tinggalkan Pukat Harimau, Gunakan Alat Tangkap Ramah Lingkungan

Penggunaan Alat Tangkap Ramah Lingkungan, Dinas Perikanan Mukomumo akan lakukan pelatihan.

Panji Destama/ Tribunbengkulu.com
Nelayan di Kelurahan Koto Jaya, Kecamatan Kota Mukomuko saat pulang dari menangkap ikan. Nelayan di Mukomuko Diminta Tinggalkan Pukat Harimau, Gunakan Alat Tangkap Ramah Lingkungan 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Panji Destama

TRIBUNBENGKULU.COM, MUKOMUKO - Dinas Perikanan Kabupatan Mukomuko berencana akan menggelar pelatihan untuk seluruh nelayan di Kabupaten Mukomuko agar para nelayan di Kabupten Mukomuko meninggalkan pukat harimau.

Kepala Dinas Perikanan Mukomuko Eddy Aprianto menjelaskan, penggunaan alat tangkap pukat harimau dinilai bisa merusak populasi ikan dan ekosistem biota laut yang lain.

“Sebelumnya kami sudah merancang bakal menggelar pelatihan bagi nelayan tentang cara memodifikasi pukat trawl atau harimau menjadi alat tangkap yang ramah lingkungan,” ungkap Eddy, Senin (25/3/2024).

Eddy menjelaskan, untuk pelatihan yang sudah direncanakan oleh pihaknya ini, masih menunggu petunjuk dari Pemerintah Provinsi Bengkulu. 

Hingga saat ini belum ada petunjuk lanjutan terkait pelatihan modifikasi alat tangkap nelayan tersebut. 

“Kegiatan ini merupakan tindaklanjut dari program Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Bengkulu,” tutur Eddy.

Terkait dengan penerapan penggunaan alat ramah lingkungan nantinya yang akan digunakan nelayan di Kabupaten Mukomuko

Pihaknya akan mendatangkan tenaga ahli untuk melatih nelayan tentang cara memodifikasi pukat trawl atau harimau menjadi alat tangkap ramah lingkungan. 

Baca juga: Pondok Petani Diduga Dibakar Oknum Satpam Perkebunan Sawit, Wakil Bupati Mukomuko Angkat Bicara

“Kami juga telah menyampaikan kepada nelayan agar mereka bersabar menunggu petunjuk lebih lanjut dari pemerintah provinsi terkait pelatihan modifikasi pukat trawl atau harimau menjadi alat tangkap ramah lingkungan,” jelas Eddy.

Pihaknya belum memgetahui pelatihan nanti itu, akan dilaksana kan di Kota Bengkulu atau Kabupaten Mukomuko.

Terkait modifikasi pukat trawl, seperti ada rantai kejut diganti dengan timah dan ada kantong alat tangkap betuk ketupat diganti bentuk kotak. 

Termasuk ukuran alat tangkap diganti dari satu inci menjadi dua inci, agar alat tangkap dengan ukuran tersebut masih dapat menyelamatkan ikan kecil. 

Selain itu, alat tangkap dengan ukuran satu inci berbentuk ketupat pada saat penuh ikan tidak ada ikan kecil yang bisa keluar.

"Jadi alat tangkap itu, sistem kotak kalau ukuran alat tangkap dua inci dia tetap dua inci dan kalau dia satu inci dia tetap satu inci, sehingga ada ruang ikan kecil keluar," kata Eddy. 

Sebelumnya juga, pihaknya sudah memberi kesempatan untuk melakukan modifikasi pukat trawl menjadi alat tangkap ramah lingkungan hingga di bulan Desember 2023 lalu. 

Sebab pemerintah juga sudah lama memberikan kesempatan bagi nelayan yang menggunakan pukat trawl, untuk berahli menggunakan alat tangkap yang ramah lingkungan.

"Nelayan diharuskan untuk segera beralih menggunakan alat tangkap ramah lingkungan sesuai yang dianjurkan oleh pemerintah," tutup Eddy.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved