Warga Mukomuko Diterkam Buaya

Buaya Sungai Selagan Serang Warga Mukomuko Lalu Antar Jasad Korban ke Tepi Sungai, Ini Kata BKSDA

Diungkapkan Kepala Desa Tanah Harapan Bujarman, dari dua kali kejadian buaya yang menerkam warga selalu mengantarkan jasad korban ke tepi sungai.

|
HO TribunBengkulu.com
Evakuasi jasad korban Ide (26) warga Desa Tanah Harapan Kabupaten Mukomuko setelah korban dikembalikan ke tepi sungai oleh buaya yang menerkamnya, pada Senin (15/4/2024). 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Panji Destama

TRIBUNBENGKULU.COM, MUKOMUKO - Buaya di Sungai Selagan Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu menyerang warga yang sedang mencari lokan, Senin (15/4/2024).

Kejadian itu bukan baru pertama kali terjadi. Sebelumnya di tahun 2022 kejadian warga Mukomuko diterkam buaya saat mencari lokan juga pernah terjadi.

Terbaru, buaya menyerang warga Desa Tanah Harapan bernama Ide (26) yang sedang mencari lokan di Sungai Selagan, Senin (15/4/2024).

Diungkapkan Kepala Desa Tanah Harapan Bujarman, dari dua kali kejadian buaya yang menerkam warga selalu mengantarkan jasad korban ke tepi sungai.

“Kalau yang dulu tahun 2022 itu, korban masih berada di mulut buaya, jadi tim sar dan buaya tersebut berebut jenazah korban,” ungkap Bujarman saat diwawancarai, pada Senin (15/4/2024).

Bujarman menjelaskan, untuk yang korban Ide ini, buaya mengigit korban di bagian kaki kiri lalu menenggelamkannya.

Kemudian buaya itu menampakan diri, dan mengantarkan korban ke tepi sungai lalu dievakuasi oleh warga.

“Kalau warga kita almarhum Ide ini, diantarkan baik-baik oleh buayanya. Sudah diantar oleh buaya baru kami berani mengevakuasi korban,” tutur Bujarman.

Bujarman juga menyimpulkan, jika buaya di Sungai Selagan memang berperilaku seperti itu.

Setelah buaya tersebut menenggelamkan korban, ia kembali mengantarkan korban ke tepi sungai.

“Dari dua kejadian ini, perilaku buaya tersebut seperti itu, sudah menenggelamkan ia kembalikan korban ke tepi sungai,” jelas Bujarman.

Terpisah, Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Bengkulu Said Jauhari menjelaskan yang dilakukan oleh buaya di Sungai Selagan sudah merupakan sifat alami dari buaya.

Pasalnya dari dua kasus yang sudah ada buaya tersebut tidak memangsa manusia.

“Buaya itu punya sifat alami, dan sungai tersebut merupakan habitatnya. Buaya itu tidak pernah memakan manusia,” ungkap Said saat dihubungi TribunBengkulu.com.

Kalau dilihat, buaya itu hanya mengigit dan menenggelamkan korban di dalam sungai tidak sampai memakan korban.

Hal itu merupakan hal yang wajar bagi buaya, karena buaya merasa ada yang masuk ke daerah kawasan atau kekuasaannya.

“Jadi buaya hanya menenggelamkan korban dan mengembalikan korban ke tepi sungai, sebagai penanda di sekitar tersebut merupakan wilayahnya,” jelas Said.

Ia juga meminta ke masyarakat di sekitar Sungai Selagan untuk memperhatikan habitat dari buaya tersebut.

Agar ke depan tak terjadi kembali peristiwa serupa hingga memakan korban jiwa.

“Memang mencari lokan itu sudah ada sejak nenek moyang mereka, namun biasanya yang tradisi itu mereka bisa hidup berdampingan dengan buaya tersebut,” ucap Said.

Baca juga: Warga Mukomuko Bengkulu Diterkam Buaya saat Cari Lokan Bukan Pertama Kali, Minta Solusi

Kronologi Kejadian

Kronologi Ide (26), pemuda Desa Tanah Harapan Kecamatan Kota Mukomuko Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu tewas diterkam buaya, Senin (15/4/2024).

Kejadian itu berawal saat korban bersama teman-temannya pergi mencari lokan di Sungai Selagan.

“Berangkat tadi sekitar jam 08.00 WIB dan 09.00 WIB ke sungai untuk cari lokan. Aada sekitar 8 orang tadi pergi,” ungkap Kasim yang ikut mencari lokan dan juga merupakan Kakek korban, saat diwawancara TribunBengkulu.com, Senin (15/4/2024).

Kasim menjelaskan, seperti biasa ia dan rombongan pergi menyelam di Sungai Selagan mencari lokan.

Namun saat sedang mencari lokan di tepian sungai, korban tidak timbul ke permukaan lagi.

“Sekitar jam 10 korban tidak timbul ke permukaan, kami mencari lokan itu pakai pelampung, akhirnya kami cari korban,” tutur Kasim.

Sekitar setengah jam pencarian, korban tidak timbul ke permukaan, lantas pihaknya melaporkan ke warga untuk membantu pencarian korban.

Saat itu, warga khawatir korban diterkam buaya, tak lama kemudian muncul kepala buaya seukuran lebih kurang 4 meter ke permukaan.

“Korban diantar buaya ke tepi sungai, lantas saya dan warga lainnya mengangkat jenazah korban dengan sampan, karena korban berada di seberang sungai,” jelas Kasim.

Akhirnya korban dievakuasi dibawa ke rumah duka untuk dikebumikan di di Tempat pemakaman umum (TPU) Tanah Rekah, Kecamatan Kota Mukomuko.

Minta Buaya Dipindahkan

Kejadian warga Mukomuko diterkam buaya di Sungai Selagan ini bukan yang pertama kali. Lantaran itu masyarakat setempat meminta solusi dari pemerintah.

“Kami warga Desa Tanah Harapan, meminta solusi dari pemerintah prihal buaya yang ada di Sungai Selagan ini,” ungkap Kepala Desa Tanah Harapan Bujarman saat diwawancarai pada Senin (15/4/2024).

Warga desa meminta Pemkab Mukomuko memindahkan buaya tersebut dari Sungai Selagan.

Pasalnya, masyarakat yang tinggal di tepi Sungai Selagan lebih dari 40 persen menggantungkan hidup di Sungai Selagan.

“Sudah dari nenek moyang kami, kami menggantungkan hidup di sungai ini. Baik itu mencari lokan maupun hasil sungai,” beber Bujarman.

Bujarman menjelaskan, kejadian seperti ini pernah terjadi pada tahun 2022 lalu. Saat itu korban bernama Sabri warga Desa Tanah Rekah juga sedang mencari lokan.

Naas korban yang juga diterkam buaya itu tak bisa diselamatkan dan akhirnya meninggal dunia.

“Kejadian seperti ini sudah dua kali terjadi, sebelumnya tahun 2022 lalu bulan Februari kejadiannya,” jelas Bujarman.

Ia mengatakan, warga yang mencari lokan di sekitar Sungai Selagan tak berani membunuh buaya sungai tersebut.

Warga takut dengan hukum dan aturan yang ada, karena memburu buaya tersebut.

“Kami juga takut dengan hukum dan aturan yang ada kalau kami memburu buaya tersebut,” ungkap Bujarman.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved