Keluhan PKL di Pasar Panorama Kota Bengkulu, Masih Berjualan di Badan Jalan Meski Sering Ditertibkan

Meski telah berulang kali dilakukan penertiban, ternyata masih banyak PKL yang berjualan di badan jalan Pasar Panorama di Kota Bengkulu.

Aghisty Firan Marenza/TribunBengkulu.com.
Panorama Kota Bengkulu 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Aghisty Firan Marenza 

TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Meski telah berulang kali dilakukan penertiban, ternyata masih banyak Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berjualan di badan jalan Pasar Panorama di Kota Bengkulu.

Berdasarkan penelusuran TribunBengkulu.com, sejumlah PKL memang masih berjualan di sepanjang badan jalan di Pasar Panorama Kota Bengkulu.

Pasar Panorama merupakan salah satu pasar tradisional terbesar di Kota Bengkulu yang selama ini dikenal semrawut dan sering terjadi kemacetan.

Kesemrawutan dan kemacetan tersebut disinyalir karena banyak pedagang kaki lima yang berjualan di badan jalan hingga mengganggu pengendara motor dan mobil.

TribunBengkulu.com mencoba menanyai sejumlah PKL di Pasar Panorama mengenai hal tersebut.

Salah satunya adalah Mila (46), ia mengaku tetap nekat berjualan di badan jalan meski sering ditertibkan dan mendapatkan peringatan.

Menurutnya, hal itu terpaksa dia lakukan karena menggantungkan hidup keluarganya dari hasil berjualan.

Mila tidak sendiri, nyatanya memang banyak pedagang kaki lima yang mengaku bahwa berjualan di badan jalan merupakan satu-satunya cara untuk mencari nafkah bagi keluarga mereka.

"Karena jual belinya lebih tinggi di sini, dibanding di dalam," ungkap Mila salah satu pedagang di pasar panorama.

Menurut Mila, jika menaruh barang dagangannya di luar Pasar Panorama bisa lebih cepat laku, dibanding berjualan di dalam pasar.

"Sayur kita itu, kalo dijual di sini 4,5 ton sayur itu bisa habis 2 hari, sedangkan kalo didalam 2 karung itu bisa 2 hari," jelas Mila.

Menurutnya, jika mereka harus pindah ke dalam  yang jauh dari jalan raya, pelanggan mereka akan sulit menemukan mereka.

Hal itu akan berdampak pada penghasilan mereka.

"Kalo di dalam, ada pembatas antar penjual, dan misal yang pake mobil itu, jarang mau turun kalo belanja," ujar Mila.

Selain itu, para PKL juga mengeluhkan harga bayar lapak di dalam itu satu lapaknya bisa sampai 2 juta," lanjut Mila.

Senada, Sinta (55) yang juga merupakan salah PKL di Pasar Panorama mengeluhkan sistem pembayaran kios di dalam Pasar Panorama.

"Yang pertama itu, untuk lapaknya sendiri bayar, kemudian harus bayar lahan parkir juga," ujar Sinta.

Sinta juga menjelaskan, jika berjualan di dalam Pasar Panorama tidak bisa sampai 24 jam.

"Jualan di dalam tidak bisa sampai 24 jam, untuk parkirnya juga harus bayar parkir dari pagi sampai sore," ujarnya.

Mereka berharap, agar pemerintah dapat memberikan solusi yang lebih baik terkait permasalahan tersebut.

Sehingga mereka dapat tetap mencari nafkah tanpa harus melanggar aturan. (**)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved