Bocah Bunuh Ayah dan Nenek di Jaksel

Dipaksa Belajar-Dapat Bisikan Gaib, Pemicu Bocah 14 Tahun Bunuh Ayah dan Nenek di Jaksel

Kasus ayah dan nenek di Lebak Bulus, Jakarta Selatan yang tewas ditangan MAS hingga saat ini masih menjadi perhatian.

Editor: Hendrik Budiman
Twitter (X)/tribunnews.com
Foto MAS (kiri) dan rumah tempat kejadian perkara. Pengakuan MAS nekat habisi nyawa ayah dan neneknya. 

Informasi beredar luas ada yang mengatakan bahwa pelaku memiliki tekanan yang begitu hebat hingg akhirnya nekat bunuh ayah dan ibunya.

Seorang netizen bernama Aci mengaku bahwa anaknya merupakan teman MAS.

Dia menuliskan cerita bahwa MAS selalu dipaksa selalu belajar.

"Pelaku adalah teman sewaktu SD dengan anak saya dan saya sangat iba sebenarnya dengan pelaku yang mengalami depresi akibat ambisi orang tuanya semenjak kecil. Bayangkan saja saat pelaku masih duduk di bangku SD kelas, dia sering tertidur di kelas, saat ditanya oleh wali kelasnya saat itu pelaku menjawab karena dia baru tidur jam 1 pagi sebab harus belajar dan mengerjakan tugas dari tempat lesnya waktu itu," tulisnya.

Bahkan sebelum menusuk ibu, ayah dan neneknya, kata Aci MAS sempat menulis status WhatsApp mengeluh soal paksaan belajar.

"Anak saya kebeneran berteman dan ada kontak WA-nya, kemarin sorenya si pelaku masih mengungah status di WA seperti ini: 'Gue baru sampe rumah, udah disuruh belajar lagi, padahal ujian masih hari selasa'. Bisa disimpulkan sedikit dengan menarik track record masalah di waktu SD sama unggahan status WA pelaku kemarin sorenya gimana," katanya.

Soal dugaan motif anak bunuh ayah dan nenek di Lebak Bulus ini, Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Ade Rahmat Idnal juga masih mendalaminya.

"Sampai saat ini belum ada yah (motif dipaksa belajar). Itu nanti yang menyampaikan ahlinya, psikolog anak," katanya.

Setelah membunuh ayah dan nenek juga melukai ibunya, kata Ade, MAS sangat menyesal.

MAS juga menanyakan kondisi ibunya yang kini sedang dirawat di rumah sakit.

"Dia sendiri mempertanyakan gimana kondisi ibunya dia sangat menyesal dengan kejadian ini," katanya.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifatul Choiri Fauzi mengatakan setelah bertemu ia menilai sebenarnya MAS adalah anak yang baik.

"Tadi kami bertemu dengan ananda A, pasti sedih yah saya yah, karena anak baik, anak baik, sangat baik," katanya.

Ia mengatakan belum bertanya tentang kasus anak bunuh ayah dan nenek di Lebak Bulus.

"Dalam kondisi yang belum bisa ditanya lebih jauh karena kami juga menjaga secara psikoligis untuk tidak bertanya hal yang mengingatkan kembali karena ada ahlinya untuk bisa memperdalam apa yang sesungguhnya terjadi," katanya.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved