Viral Lokal
VIR Bikin Heboh, Pemkab Kepahiang Bengkulu Minta Masyarakat Cerdas: Dapat Uang Itu Harus Kerja!
Pemkab Kepahiang ikut mengomentari soal aplikasi VIR yang kini membuat heboh warga Kepahiang dan Rejang Lebong, Bengkulu.
Penulis: Romi Juniandra | Editor: Ricky Jenihansen
Ringkasan Berita:
- Aplikasi VIR kini membuat heboh warga Kepahiang dan Rejang Lebong Bengkulu.
- Kini banyak member yang mengaku rugi jutaan rupiah karena saldo tidak dapat ditarik.
- Setelah heboh soal VIR, Pemkab Kepahiang ikut buka suara.
Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Romi Juniandra
TRIBUNBENGKULU.COM, KEPAHIANG - Aplikasi Veolia International Resource Recycling Group Indonesia (VIR), aplikasi dengan klaim bisa menghasilkan uang dengan mengunggah foto sampah tengah viral di Kepahiang, Bengkulu.
Di media sosial, para member mengaku kini saldo sudah tidak bisa ditarik, dan membuat mereka merugi hingga jutaan Rupiah.
Menanggapi kejadian ini, Sekda Kepahiang Hartono akhirnya angkat bicara.
Menurut Hartono, sah-sah saja jika masyarakat ingin mencari uang dan penghasilan tambahan, baik harian, mingguan, hingga bulanan dan tahunan.
Akan tetapi, masyarakat juga harus cerdas, dan mencari uang tambahan dengan hati-hati, agar tidak menjadi korban skema tertentu.
"Mendapatkan uang itu kan, ada yang harus kita kerjakan. Supaya nanti tidak menjadi korban penipuan, orang yang mengambil keuntungan pribadi, kita yang jadi korban," kata Hartono kepada TribunBengkulu.com, Kamis (13/11/2025) pukul 14.50 WIB sore.
Ditambahkan Hartono, apapun penawaran menarik, masyarakat harus cerdas, dan banyak-banyak bertanya, agar tidak menjadi korban.
Sebelumnya, aplikasi VIR, sebuah aplikasi dengan klaim bisa menghasilkan uang dengan membuat foto sampah tengah viral di Kepahiang, Bengkulu.
Salah satu warga Kepahiang, Weni menceritakan pengalamannya saat hampir bergabung dengan VIR, diajak seorang kenalan.
Di tahap awal, Weni diminta membuat akun dan membuka rekening, dan kemudian membayar uang sejumlah Rp 480 ribu.
Uang ini disebut dikatakan uang deposito, modal awal untuk kemudian bisa ditarik kembali.
Lalu, untuk tugasnya, Weni diminta untuk mengunggah atau memposting foto sampah, dan kemudian bisa menghasilkan uang.
"Kemaren seperti itu yang diminta. Tapi, saya belum ada uang, jadi tidak sempat gabung," kata Weni kepada TribunBengkulu.com, Rabu (12/11/2025).
Weni juga sempat diingatkan sang suami, agar tidak bergabung, karena merasa tidak ada produk yang dijual atau dihasilkan selain mengunggah foto sampah.
"Makanya, tidak jadi gabung sampai sekarang," ungkap Weni.
Sementara, di media sosial yang ada di Kepahiang, beberapa akun mengaku jadi korban dengan aplikasi VIR, dengan dana atau saldo yang sudah tidak bisa ditarik.
Salah satu korban, yang enggan disebutkan namanya, mengatakan dirinya telah mengalami kerugian sampai jutaan Rupiah.
Awalnya, penarikan saldo lancar, dan sudah sempat beberapa kali penarikan.
Namun, pada Selasa (11/11/2025) malam, saldo tidak bisa lagi ditarik, dengan alasan pajak.
"Pokoknya, jutaan saya rugi," kata dia.
Baca juga: Apa Itu VIR, Aplikasi yang Mendadak Bikin Heboh Rejang Lebong dan Kepahiang Bengkulu?
Ahli Ekonomoi Universitas Bengkulu: Tak Masuk Akal
Sementara itu, Prof Kamaludin selaku pengamat ekonomi sekaligus Wakil Rektor I Universitas Bengkulu ikut menanggapi soal VIR.
Ia mengatakan, modus penipuan saat ini sudah berkembang pesat.
“Jadi saat ini modus penipuan sudah sangat inovatif, canggih, dan berkembang. Saya lihat apa yang terjadi ini (Investasi Aplikasi VIR, red) kurang logis,” ungkap Kamaludin saat diwawancarai TribunBengkulu.com, Kamis (13/11/2025) pukul 11.11 WIB.
Kamaludin menjelaskan, pola aplikasi VIR tidak masuk akal karena pengguna diminta menyetorkan uang terlebih dahulu ke aplikasi, kemudian uang tersebut tidak bisa diambil kembali.
Selain itu, pengguna juga dijanjikan akan mendapatkan gaji tertentu dengan melakukan deposito atau top up.
“Pengguna diminta untuk menyetorkan sejumlah uang ke aplikasi, hingga akhirnya pengguna tak bisa mengambil uang tersebut. Pengguna juga diming-imingi mendapatkan gaji tertentu dengan melakukan deposito atau top up,” tutur Kamaludin.
“Sementara tidak ada sesuatu yang dilakukan, hanya sekadar foto-foto. Manfaatnya apa foto-foto bagi aplikasi tadi,” lanjutnya.
Menurut Kamaludin, aplikasi VIR memiliki indikasi dugaan penipuan. Ia mengingatkan masyarakat agar tidak mudah percaya terhadap aplikasi serupa.
Pasalnya, aplikasi seperti VIR dibuat menarik bagi masyarakat awam dengan iming-iming kemudahan memperoleh keuntungan besar tanpa bekerja.
Hal itu dinilainya tidak masuk akal, apalagi dengan klaim keuntungan yang sangat tinggi. Misalnya, suku bunga deposito sekitar 4 persen, tetapi keuntungan di aplikasi ini diklaim jauh lebih besar.
Namun, sistem tersebut dibuat seolah-olah logis sehingga banyak orang tertarik bergabung.
“Jadi kita harus waspada dan mencari informasi, baik kepada teman maupun lembaga resmi seperti OJK, agar mengetahui apakah aplikasi ini benar atau tidak,” tutup Kamaludin.
Klarifikasi Promotor VIR di Kepahiang
Sementara itu, promotor aplikasi VIR di Kabupaten Kepahiang, Faisol Husein, akhirnya buka suara terkait banyaknya anggota yang mengaku tidak bisa menarik uang mereka.
Usai mendatangi Polres Kepahiang pada Rabu (12/11/2025), Faisol mengatakan selama ini dirinya berhasil mendapatkan keuntungan dari VIR dan bahkan sempat menarik hingga Rp50 juta per bulan.
Namun, dalam beberapa hari terakhir, seluruh dana di aplikasi tidak dapat dicairkan. Ia juga diminta membayar pajak terlebih dahulu sebelum pencairan.
Faisol mengaku harus membayar pajak sebesar Rp57 juta agar saldo dapat dicairkan.
“Kata perusahaan, bayar pajak dulu, baru bisa dana dicairkan. Tapi, tidak ada jaminan setelah bayar pajak, saldo itu bisa dicairkan. Makanya saya bilang ke anggota, saya tidak akan bayar pajak, karena tidak ada jaminan bayar pajak besok saldo bisa cair,” kata Faisol.
Ia membenarkan bahwa dirinya merupakan orang pertama yang memperkenalkan VIR di Kepahiang dan Bengkulu.
Awalnya, ia mengetahui aplikasi tersebut dari media sosial Facebook dan mengembangkannya di Kepahiang dengan modal awal Rp300 ribu hingga terus berkembang.
Karena itu, ia memiliki banyak anggota, dan banyak di antaranya kini tidak dapat menarik saldo.
Beberapa anggota bahkan mengancam akan membakar dan menjarah rumahnya pada Selasa (11/11/2025) malam.
Merasa terancam, Faisol kemudian melapor ke Polres Kepahiang pada Rabu pagi untuk berkonsultasi terkait ancaman yang diterimanya.
“Dan katanya, polres siap membantu kalau ada orang yang mengancam saya,” ujarnya.
Sementara itu, di media sosial Kepahiang, beberapa akun mengaku menjadi korban aplikasi VIR karena saldo mereka tidak bisa ditarik.
Salah satu korban yang enggan disebutkan namanya mengaku mengalami kerugian hingga jutaan rupiah.
Awalnya, penarikan saldo lancar dan sempat dilakukan beberapa kali. Namun pada Selasa (11/11/2025) malam, saldo tidak bisa lagi ditarik dengan alasan pajak.
"Pokoknya, jutaan saya rugi," kata korban tersebut.
Gabung grup Facebook TribunBengkulu.com untuk informasi terkini
Viral Lokal
VIR
kepahiang
Veolia International Resource Recycling Group Indo
Eksklusif
Rejang Lebong
Bengkulu
| Ahli Ekonomi Universitas Bengkulu Sebut Skema VIR Tak Masuk Akal, Hanya Foto-Foto Tapi Dapat Uang |
|
|---|
| Apa Itu VIR, Aplikasi yang Mendadak Bikin Heboh Rejang Lebong dan Kepahiang Bengkulu? |
|
|---|
| Jejak Penyebaran VIR di Rejang Lebong Bengkulu, Iming-Iming Foto Sampah Dapat Uang, Kini Tak Cair |
|
|---|
| Klarifikasi Promotor VIR di Kepahiang Bengkulu, Banyak Member Dirugikan |
|
|---|
| Cerita Warga Rejang Lebong Ikut Investasi Aplikasi VIR, Kini Tak Bisa Tarik Uang |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bengkulu/foto/bank/originals/Sekda-Kepahiang-Hartono-soal-VIR.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.