Viral Lokal

Ahli Ekonomi Universitas Bengkulu Sebut Skema VIR Tak Masuk Akal, Hanya Foto-Foto Tapi Dapat Uang

Ahli ekonomi UNIB nilai aplikasi VIR tak masuk akal. Pengguna diminta setor uang, hanya foto sampah tapi dijanjikan gaji tinggi.

|
Panji Destama/TribunBengkulu.com
APLIKASI VIR – Pengamat ekonomi sekaligus Wakil Rektor I Universitas Bengkulu, Prof Kamaludin, saat diwawancarai di Gedung Magister Manajemen Unib, Kota Bengkulu, Kamis (13/11/2025). Akademisi Unib menyebut investasi aplikasi VIR sebagai modus penipuan model baru. 

Ringkasan Berita:
  1. Aplikasi VIR heboh di Bengkulu karena menjanjikan uang dengan tugas memfoto sampah.
  2. Pengamat ekonomi UNIB, Prof Kamaludin, menyebut pola VIR tidak logis dan mengindikasikan penipuan.
  3. Pengguna diminta setor uang (deposito/top up) sebelum mendapat imbalan.
  4. Promotor VIR di Kepahiang, Faisol Husein, mengaku saldo tak bisa dicairkan dan diminta bayar pajak.
  5. Sejumlah warga di Kepahiang dan Rejang Lebong alami kerugian jutaan rupiah.

 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Panji Destama

TRIBUNBENGKULU.COM, MUKOMUKO – Investasi aplikasi VIR yang menghebohkan masyarakat Bengkulu beberapa waktu terakhir mendapat tanggapan dari ahli ekonomi sekaligus akademisi Universitas Bengkulu (UNIB).

Sebelumnya, pengguna aplikasi investasi VIR di Bengkulu dilaporkan tidak bisa lagi melakukan penarikan uang, meskipun sebelumnya sempat berhasil menarik beberapa kali.

Dalam sistem aplikasi ini, pengguna diharuskan melakukan deposito terlebih dahulu sebelum menjalankan tugas memfoto sampah untuk mendapatkan uang. Namun, pendapatan dari aplikasi VIR kemudian tidak bisa ditarik dengan alasan pajak.

Terkait hal itu, Prof Kamaludin selaku pengamat ekonomi sekaligus Wakil Rektor I Universitas Bengkulu mengatakan, modus penipuan saat ini sudah berkembang pesat.

“Jadi saat ini modus penipuan sudah sangat inovatif, canggih, dan berkembang. Saya lihat apa yang terjadi ini (Investasi Aplikasi VIR, red) kurang logis,” ungkap Kamaludin saat diwawancarai TribunBengkulu.com, Kamis (13/11/2025) pukul 11.11 WIB.

Kamaludin menjelaskan, pola aplikasi VIR tidak masuk akal karena pengguna diminta menyetorkan uang terlebih dahulu ke aplikasi, kemudian uang tersebut tidak bisa diambil kembali.

Selain itu, pengguna juga dijanjikan akan mendapatkan gaji tertentu dengan melakukan deposito atau top up.

“Pengguna diminta untuk menyetorkan sejumlah uang ke aplikasi, hingga akhirnya pengguna tak bisa mengambil uang tersebut. Pengguna juga diming-imingi mendapatkan gaji tertentu dengan melakukan deposito atau top up,” tutur Kamaludin.

“Sementara tidak ada sesuatu yang dilakukan, hanya sekadar foto-foto. Manfaatnya apa foto-foto bagi aplikasi tadi,” lanjutnya.

Menurut Kamaludin, aplikasi VIR memiliki indikasi dugaan penipuan. Ia mengingatkan masyarakat agar tidak mudah percaya terhadap aplikasi serupa.

Pasalnya, aplikasi seperti VIR dibuat menarik bagi masyarakat awam dengan iming-iming kemudahan memperoleh keuntungan besar tanpa bekerja.

Hal itu dinilainya tidak masuk akal, apalagi dengan klaim keuntungan yang sangat tinggi. Misalnya, suku bunga deposito sekitar 4 persen, tetapi keuntungan di aplikasi ini diklaim jauh lebih besar.

Namun, sistem tersebut dibuat seolah-olah logis sehingga banyak orang tertarik bergabung.

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved