Berita Viral

Pedagang Kecil Cuhat Tak Punya Penghasilan Akibat Kebijakan Menkeu Purbaya: Kami Mau Makan Apa

Kebijakan Menkeu Purbaya untuk menumpas habis praktik impor ilegal membuat para pedagang kecil meringis pilu. 

Editor: Rita Lismini
TribunTrends.com/Tribunnews.com
MENKEU PURBAYA - Ilustrasi pedagang kecil yang meringis pilu karena kebijakan Menkeu Purbaya, Selasa (28/10/2025). 

TRIBUNBENGKULU.COM - Kebijakan Menkeu Purbaya untuk menumpas habis praktik impor ilegal membuat para pedagang kecil meringis pilu. 

Diketahui, Purbaya tengah menyiapkan aturan baru yang jauh lebih keras dan menyeluruh bukan hanya menindak barang, tapi juga menjerat pelakunya dengan sanksi finansial dan hukum yang berat.

“Jadi nanti barangnya dimusnahkan, orangnya didenda, dipenjara juga, dan akan di-blacklist. Yang terlibat itu saya akan dilarang impor seumur hidup,” ujar Purbaya tegas.

Jika sebelumnya sanksi terhadap pelaku impor ilegal hanya sebatas pemusnahan barang dan hukuman penjara, kini Purbaya ingin mengubah sistem agar negara tidak lagi menjadi pihak yang justru dirugikan.

“Negara Rugi, Pelaku Untung” - Purbaya Bongkar Paradoks Hukuman Lama

Dalam penjelasannya, Purbaya mengungkap ironi yang selama ini terjadi. Selama bertahun-tahun, pemerintah hanya bisa memusnahkan barang-barang ilegal dan memenjarakan pelakunya tanpa ada denda atau pengembalian kerugian negara.

“Rupanya selama ini hanya bisa dimusnahkan, dan yang impor masuk penjara.

Saya enggak dapet duit, (karena) enggak didenda. Jadi saya rugi. Keluar ongkos untuk memusnahkan barang itu, tambah ngasih makan orang-orang yang di penjara itu,” ujarnya dengan nada kesal.

Sistem lama, kata Purbaya, menciptakan lingkaran rugi. Negara harus menanggung biaya pemusnahan dan kebutuhan napi, sementara pelaku utama kerap lolos dari hukuman ekonomi yang sepadan.

Karena itu, aturan baru yang sedang disiapkannya akan menutup celah tersebut dengan kombinasi denda besar, kurungan, dan pemblokiran izin impor seumur hidup.

“Yang seperti ini harus diakhiri. Tidak boleh lagi negara tekor karena ulah segelintir orang yang cari untung lewat jalur haram,” tandasnya.

Ia juga mengungkap bahwa pemerintah kini telah mengantongi nama-nama besar di balik masuknya balpres ilegal. Mereka, tegasnya, akan menjadi prioritas utama dalam gelombang penindakan berikutnya.

Suara dari Pasar Senen: ‘Kami Mau Makan Apa?

Namun di balik ketegasan pemerintah, gema kecemasan terdengar dari lapisan bawah, para pedagang kecil di pasar-pasar tradisional.

Di Blok III Pasar Senen, Jakarta Pusat, suasana mendadak berubah muram. Fadilah (35), pengunjung asal Depok, mempertanyakan alasan pemerintah baru sekarang melarang thrifting.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved