Viral Lokal
Jejak Penyebaran VIR di Rejang Lebong Bengkulu, Iming-Iming Foto Sampah Dapat Uang, Kini Tak Cair
Warga Rejang Lebong geger! Aplikasi VIR yang janjikan uang dari foto sampah kini tak bisa diakses, saldo pengguna raib.
Penulis: M Rizki Wahyudi | Editor: Ricky Jenihansen
Ringkasan Berita:
- Aplikasi VIR menjanjikan penghasilan dari unggah foto sampah setiap hari.
- Warga Rejang Lebong ikut bergabung karena tergiur keuntungan besar.
- Sosialisasi digelar dua kali di hotel Curup, dihadiri konten kreator.
- Aplikasi kini tak bisa diakses, saldo tak dapat ditarik karena alasan pajak 11 persen.
- Banyak pengguna rugi hingga jutaan rupiah, dugaan kuat VIR adalah skema ponzi.
Laporan Wartawan TribunBengkulu.com, M. Rizki Wahyudi
TRIBUNBENGKULU.COM, REJANG LEBONG – Aplikasi bernama VIR sempat ramai dibicarakan masyarakat di sejumlah daerah di Provinsi Bengkulu, termasuk di Kabupaten Rejang Lebong.
Aplikasi ini diklaim bisa menghasilkan uang hanya dengan mengunggah foto sampah setiap hari.
Banyak warga yang tergiur ikut mendaftar karena iming-iming keuntungan besar dengan tugas yang dianggap mudah.
Beberapa pihak bahkan sempat menggelar sosialisasi dan perekrutan anggota baru, termasuk kegiatan meriah di salah satu hotel di Rejang Lebong untuk memperluas jaringan pengguna.
Namun belakangan, aplikasi yang disebut-sebut telah resmi terdaftar itu kini tidak bisa diakses lagi.
Sejumlah pengguna mengeluhkan uang atau saldo mereka tak bisa ditarik, dengan alasan harus membayar pajak sebesar 11 persen dari total saldo.
Kondisi ini membuat banyak pengguna mulai sadar bahwa aplikasi VIR diduga kuat merupakan skema ponzi atau penipuan investasi digital.
Berdasarkan penelusuran TribunBengkulu.com, penyebaran aplikasi ini di Rejang Lebong mulai masif setelah dua kali kegiatan sosialisasi di sebuah hotel di kawasan Curup.
Kegiatan kedua bahkan digelar cukup besar, dengan mengundang sejumlah konten kreator yang telah lebih dulu bergabung di aplikasi tersebut.
Kehadiran para konten kreator ini membuat masyarakat semakin tertarik untuk bergabung.
Dalam kegiatan tersebut, tidak ada ajakan secara langsung, melainkan dengan cara halus.
“Bagi yang mau bergabung silakan, bagi yang tidak mau tidak apa-apa,” ungkap salah satu peserta menirukan.
Selain melalui kegiatan tatap muka, promosi aplikasi VIR juga menyebar luas di media sosial seperti Facebook dan TikTok.
Para pemain yang sudah lebih dulu bergabung kerap memamerkan tangkapan layar (screenshot) keuntungan yang mereka peroleh, sehingga banyak warga lain yang ikut tergiur untuk mendaftar.
Salah satu warga berinisial A (35) mengaku baru saja bergabung sebelum aplikasi tersebut tiba-tiba tak bisa diakses.
Ia akhirnya tertarik setelah berulang kali menerima ajakan dari pemain lainnya.
Dengan iming-iming keuntungan tambahan, ia akhirnya tertarik mendaftar.
“Awalnya saya nggak yakin, tapi lama-lama kok banyak yang posting dapat uang. Akhirnya saya ikut juga. Baru sehari gabung, aplikasinya sudah tutup. Saya sempat bayar Rp980 ribu untuk ikut,” ungkap A kepada TribunBengkulu.com.
Sementara itu, pemain lain berinisial D (28) mengaku ditawari secara langsung oleh pemain lain yang datang ke rumahnya.
Sistem yang ditawarkan disebut mirip investasi, dengan berbagai level paket mulai dari Rp980 ribu hingga puluhan juta rupiah.
Dimana setiap harinya akan melaksanakan tugas dan mendapatkan uang.
Bahkan ada iming-iming, hanya perlu waktu 20 hari untuk mengembalikan modal awal.
“Saya ambil yang Rp980 ribu. Terakhir narik tanggal 7 kemarin, sempat balik modal,” kata D.
D menambahkan, berbagai acara seperti seminar dan pelatihan juga sering diadakan oleh pemain yang ingin mendapatkan jejaring untuk menaiki level akunnya.
Dalam kegiatan itu, peserta bahkan diberi souvenir setelah acara selesai.
“Dulu sering ada seminarnya, diajarin sampai bisa, pulangnya dikasih souvenir,” tambahnya.
Namun, tidak semua warga tergiur.
Salah satu warga lainnya, E (48), justru bersyukur tidak jadi bergabung.
Ia mengaku curiga sejak awal karena sistemnya tidak masuk akal.
“Saya curiga, masa cuma upload foto sampah bisa dapat uang. Saya dulu pernah ketipu sama aplikasi seperti itu, jadi nggak mau lagi,” ujarnya.
Namun saat ini banyak pengguna yang telah menyetor uang jutaan rupiah dan kini kehilangan akses terhadap saldo mereka.
Aplikasi itu tidak bisa lagi digunakan dengan alasan pajak.
Tak sedikit pemain yang merasa tertipu karena berbeda dengan yang dijanjikan pada awalnya, terutama pemain-pemain yang baru bergabung sebelum aplikasi ini menjadi scam.
Klarifikasi Promotor VIR
Sementara itu, promotor VIR di Kabupaten Kepahiang dan Rejang lebong Provinsi Bengkulu, Faisol Husein akhirnya angkat bicara.
Faisal Husein angkat bicara mengenai banyak anggota atau member yang mengaku tidak bisa lagi menarik uang mereka di aplikasi VIR.
Usai ke Polres Kepahiang pada Rabu (12/11/2025), Faisol mengatakan selama ini, dirinya berhasil di VIR, dan sudah bisa menarik Rp 50 juta, per bulan.
Tapi, beberapa hari ini, seluruh dana di aplikasi tidak bisa dicairkan, dan tiba-tiba ada kewajiban untuk membayar pajak.
Faisol sendiri mengatakan ia harus membayar pajak sebesar Rp 57 juta, baru dana bisa dicairkan.
"Kata perusahaan, bayar pajak dulu, baru bisa dana dicairkan. Tapi, tidak ada jaminan setelah bayar pajak, saldo itu bisa dicairkan. Makanya saya bilang ke anggota, saya tidak akan bayar pajak, karena tidak ada jaminan bayar pajak besok saldo bisa cair," kata Faisol.
Faisol sendiri membenarkan bahwa dirinya yang pertama memperkenalkan VIR di Kepahiang dan Bengkulu.
Awalnya, dia mengetahui VIR dari media sosial Facebook, dan mengembangkannya di Kepahiang, dengan modal awal Rp 300 ribu, dan terus berkembang.
Karena itu, dia memiliki banyak anggota, dan banyak yang tertahan saldonya.
Beberapa anggota ini kemudian mengancam akan membakar dan menjarah rumahnya pada Selasa (11/11/2025) malam.
Karena merasa terancam, Faisol pada Rabu pagi kemudian berkonsultasi ke Polres Kepahiang, dengan ancaman yang dia terima.
"Dan katanya, polres siap membantu, kalau ada orang yang mengancam saya," ungkap dia.
Sementara, di media sosial yang ada di Kepahiang, beberapa akun mengaku jadi korban dengan aplikasi VIR, dengan dana atau saldo yang sudah tidak bisa ditarik.
Salah satu korban, yang enggan disebutkan namanya, mengatakan dirinya telah mengalami kerugian sampai jutaan Rupiah.
Awalnya, penarikan saldo lancar, dan sudah sempat beberapa kali penarikan.
Namun, pada Selasa (11/11/2025) malam, saldo tidak bisa lagi ditarik, dengan alasan pajak.
"Pokoknya, jutaan saya rugi," kata dia.
Cerita Warga Rejang Lebong
Tidak hanya di Kepahiang, aplikasi bernama VIR kini ramai dibicarakan masyarakat di sejumlah daerah di Provinsi Bengkulu, termasuk di Kabupaten Rejang Lebong.
Aplikasi ini diklaim bisa menghasilkan uang dengan hanya mengunggah foto sampah setiap hari.
Banyak warga yang tergiur ikut mendaftar karena iming-iming keuntungan besar dengan tugas yang mudah.
Beberapa pihak bahkan sempat menggelar sosialisasi dan perekrutan anggota baru, serta kegiatan meriah di sebuah hotel di Rejang Lebong untuk memperluas jaringan pengguna.
Namun belakangan, aplikasi yang disebut-sebut telah resmi terdaftar itu kini tidak bisa diakses lagi.
Uang atau saldo para penggunanya tak dapat ditarik dengan alasan harus membayar pajak sebesar 11 persen dari total saldo.
Kondisi ini membuat banyak pengguna mulai sadar bahwa aplikasi VIR diduga kuat merupakan skema ponzi atau penipuan investasi digital.
Salah satu warga Rejang Lebong yang sempat menjadi pengguna VIR, berinisial D (25) mengaku awalnya tergiur setelah banyak melihat promosi aplikasi itu di media sosial.
Terutama di sejumlah akun-akun facebook dan tiktok dengan pengikut yang lumayan banyak.
Ia kemudian ditawari oleh temannya untuk ikut berinvestasi dengan modal awal atau “deposito” sebesar Rp 980 ribu uang tersebut disebut sebagai modal yang bisa ditarik kembali.
“Tugasnya cuma upload foto sampah setiap hari, itu juga bisa ambil di google, nanti dapat uang. Kalau mau dapat bonus besar, harus ngajak orang lain gabung,”ujar D saat dikonfirmasi TribunBengkulu.com pada Rabu (12/11/2025).
Karena banyak yang membicarakan, ia akhirnya ikut mencoba. Beruntung, D sempat mencairkan sebagian saldo sebelum aplikasi VIR tidak bisa digunakan lagi.
“Alhamdulillah modal hampir balik, walaupun nggak penuh. Untung nggak nambah modal lagi. Tadinya mau top up lagi, tapi batal,”ungkapnya.
Berbeda dengan D, warga lain berinisial L (40) justru mengalami kerugian.
Ia mengaku baru seminggu bergabung, namun aplikasi sudah tak bisa digunakan.
Menurutnya, banyak warga lain di sekitar tempat tinggalnya juga ikut menjadi korban.
“Jutaan saya modalnya, gak bisa ditarik. Baru seminggu saya main soalnya, Bingung juga, apakah bisa dilaporkan ini,”kata L dengan nada pasrah.
Menanggapi hal ini, Kasat Reskrim Polres Rejang Lebong, Iptu Reno Wijaya, saat dikonfirmasi TribunBengkulu.com membenarkan bahwa pihaknya sudah mendengar kabar soal dugaan penipuan investasi berkedok aplikasi VIR tersebut.
Namun, hingga saat ini belum ada laporan resmi yang masuk ke pihak kepolisian.
“Belum ada laporan yang masuk. Tapi memang kami dengar banyak masyarakat yang tertipu aplikasi itu,” ungkap Reno.
Gabung grup Facebook TribunBengkulu.com untuk informasi terkini
| Klarifikasi Promotor VIR di Kepahiang Bengkulu, Banyak Member Dirugikan |
|
|---|
| Cerita Warga Rejang Lebong Ikut Investasi Aplikasi VIR, Kini Tak Bisa Tarik Uang |
|
|---|
| Nama Bupati Kepahiang Sempat Dicatut Dukung GIR/VIR, Diskominfo Sampai Lakukan Klarifikasi |
|
|---|
| Heboh Aplikasi VIR di Kepahiang Bengkulu, Ini Pengalaman Warga yang Hampir Bergabung, Scam? |
|
|---|
| Kondisi Vita Amalia, ASN Viral Injak Al-Quran di Kepahiang Bengkulu Usai Dipecat: Masih Bungkam |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bengkulu/foto/bank/originals/Vir-masif-penyebaran-RL.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.