Berita Kriminal

Polda Bengkulu Ungkap Masih Ada Warga Seluma Korban LPK Ilegal Terlantar di Jepang

Polda Bengkulu menyebut masih ada warga Seluma korban LPK ilegal terlantar di Jepang, Selasa (18/11/2025).

Penulis: Beta Misutra | Editor: Yunike Karolina
Beta Misutra/TribunBengkulu.com
PMI TERLANTAR - Gedung Subdit IV Renakta Ditreskrimum Polda Bengkulu, Senin (17/11/2025). Polda Bengkulu menyebut masih ada warga Seluma korban LPK ilegal terlantar di Jepang. 

Ringkasan Berita:
  • Polda Bengkulu menyebut masih ada warga Seluma korban LPK ilegal terlantar di Jepang
  • Penyidik Polda Bengkulu menerima laporan tambahan mengenai warga Seluma lain yang direkrut oleh LPK yang sama, dengan Adelia Meysa

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Beta Misutra

TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU – Polda Bengkulu mengungkap fakta baru bahwa masih terdapat korban Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Kabupaten Seluma terlantar di Jepang.

PMI asal Seluma ini terlantar setelah diberangkatkan melalui jalur yang ilegal oleh sebuah Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) tidak resmi.

Temuan ini setelah polisi terus melakukan melakukan investigasi mendalam terkait kasus penipuan yang menyebabkan seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) bernama Adelia Meysa, meninggal dunia di Jepang. 

Adelia, yang berasal dari Desa Kampai, Kabupaten Seluma, Bengkulu, diketahui menjadi korban perdagangan manusia oleh LPK yang diduga tidak bertanggung jawab.

Adelia diketahui sebelumnya berangkat melalui jalur ilegal setelah menjadi korban penipuan sebuah LPK di Bogor, Jawa Barat.

Temuan ini mempertegas dugaan bahwa jaringan penipuan tersebut tidak hanya menjerat satu korban, melainkan sejumlah warga lainnya yang mengalami nasib serupa.

Penyataan ini disampaikan Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Bengkulu Kombes Pol Andjas Adipermana melalui Kasubdit Renakta, AKBP Julius Hadi. 

Ia menyebutkan bahwa penyidik menerima laporan tambahan mengenai warga Seluma lain yang direkrut oleh LPK yang sama dan kini tak memiliki dokumen serta terlantar di Jepang.

"Kami mendapat laporan masih ada beberapa korban lain yang masih telantar di Jepang. Mereka juga diduga direkrut oleh LPK yang sama," ungkap AKBP Julius saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (17/11/2025).

Dari pendalaman awal, LPK di Bogor yang mengurus keberangkatan korban, menjalankan perekrutan di berbagai daerah termasuk Bengkulu.

Sengan modus menjanjikan pelatihan singkat dan penempatan kerja di Jepang, dan setelah membayar sejumlah uang, para korban diberangkatkan tanpa dokumen resmi yang sah.

Saat ini polisi masih mengumpulkan bukti untuk memastikan keterlibatan oknum tertentu yang berperan dalam kasus ini.

Sebelumnya Kabid Humas Polda Bengkulu Kombes Pol Andy Pramudya Wardana menyebutkan bahwa kepolisian telah membentuk tim investigasi khusus yang bekerja sama dengan polres jajaran di seluruh Bengkulu.

"Kami sudah membentuk tim khusus untuk menangani kasus ini. Tim investigasi saat ini tengah melakukan penelusuran terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam perekrutan dan pengiriman para korban," kata Andy.

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved