Harga Sawit Tak Menentu, Apkasindo Bengkulu Minta Gubernur Awasi Pabrik Sawit di Bengkulu

laporan invoice ini diperlukan saat penetapan harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit setiap bulannya.

Penulis: Romi Juniandra | Editor: Yunike Karolina
Romi Juniandra/TribunBengkulu.com
TBS sawit yang dipanen petani di seputaran Jalan Air Sebakul, Kota Bengkulu. Apkasindo Bengkulu memintah gubernur awasi pabrik sawit. 

 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Romi Juniandra

TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Provinsi Bengkulu menilai perusahaan yang ada di Bengkulu belum patuh menyerahkan invoice dari transaksi penjualan Crude Palm Oil (CPO) hasil produksi mereka ke pemerintah.

Padahal, laporan invoice ini diperlukan saat penetapan harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit setiap bulannya.

Salah satunya terjadi saat penetapan harga TBS di bulan Mei 2023 ini, pada 15 Mei 2023.

Saat itu, dari 30 perusahaan di Bengkulu, hanya 1 perusahaan yang menyerahkan invoice mereka. Akibatnya, tim penetapan harga yang salah satunya Apkasindo, memutuskan menunda penetapan harga di bulan Mei sampai semua perusahan menyerahkan invoice mereka.

"Dan keesokan harinya, tanggal 16 Mei, sudah keluar keputusan penetapan harga. Kami Apkasindo tidak tahu, apakah semua perusahaan sudah menyerahkan invoice ini atau tidak," kata Sekretaris DPW Apkasindo Bengkulu, Jon Simamora kepada TribunBengkulu.com, Minggu (28/5/2023).

Dalam penetapan harga di Bulan Mei ini, harga terendah berada di angka Rp 1.555,39 per kilogram, dan harga tertinggi ada di Rp 2.089,52 per kilogram.

Kejadian seperti ini selalu terulang setiap penetapan harga. Bahkan, paling banyak, hanya 9 dari 30 perusahaan yang menyerahkan invoice saat rapat penetapan harga.

Sikap lalai dan tidak patuh perusahaan ini membuat Apkasindo meminta Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah dan instansi terkait turun tangan mengawasi dan memanggil perusahaan ini agar taat aturan.

Untuk harga TBS saat ini, Apkasindo menilai tidaklah menggembirakan. Dengan harga saat ini, banyak petani yang terpaksa mengabaikan pemupukan, karena ongkos produksi tak lagi tertutupi oleh harga jual.

Ongkos produksi ini dimulai dengan pemupukan, biaya pengangkutan, hingga untuk kehidupan petani.

"Akibatnya, produksi buah berkurang. Inilah kondisi saat ini," ungkap Jon.

Baca juga: Harga TBS Sawit di Bengkulu Selatan dan Kaur Tertinggi Tingkat Petani Rp 1.400 tiap Kilogram

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved