OTT KPK di Basarnas

Kritik KPK Minta Maaf ke TNI, Novel Baswedan Sindir Firli Menghindar Pilih Main Badminton

Mantan penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan mengkritik keras permintaan maaf pimpinan KPK ke TNI terkait penetapan tersan

Editor: M Arif Hidayat
Tribunnews.com
Mantan penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan mengkritik keras permintaan maaf pimpinan KPK ke TNI terkait penetapan tersangka korupsi di lingkungan Basarnas. 

TRIBUNBENGKULU.COM - Mantan penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan mengkritik keras permintaan maaf pimpinan KPK ke TNI terkait penetapan tersangka korupsi di lingkungan Basarnas.

Menurut Novel, pimpinan KPK tak tanggung jawab soal penanganan kasus korupsi yang juga menjerat dua anggota aktif TNI itu.

Malah sebaliknya, pimpinan KPK yang minta maaf ke TNI cenderung menyalahkan tim penindakan atau penyidik KPK.

"Pimpinan KPK tidak tanggung jawab," cuit Novel Baswedan melalui akun Twitter pribadinya @nazaqistsha, dikutip Sabtu (29/7/2023).

Sebagai orang pernah aktif di KPK, Novel menyebut setiap proses penanganan kasus tidak lepas dari perintah pimpinan KPK.

Karena itu, Novel menilai tidak logis bila dalam operasi tangkap tangan (OTT) Basarnas itu yang disalahkan para penyelidik atau penyidik.

"Setiap kasus melalui proses yang detail bersama Pimpinan KPK dan pejabat struktural KPK.

"Kok bisa-bisanyanya menyalahkan penyelidik atau penyidik yaang bekerja atas perintah Pimpinan KPK," ujar Novel.

Novel pun menyayangkan sikap KPK yang seolah hanya menyalahkan pnyelidik atau penyidik.

"Pengambilan keputusan dalam setiap penanganan perkara adalah Pimpinan KPK. Penyelidik menyajikan fakta-fakta, dibahas dengan penyidik, Penuntut dan pejabat struktural di Penindakan KPK. Bisa-bisanya Pimpinan salahkan penyelidik, dagelan," katanya.

Lanjut Novel pun menyinggung soal Ketua KPK Firli Bahuri yang berada di Manado saat OTT di Basarnas.

Ia menyebut Firli sengaja menghindar dan bermain badminton.

Menurutnya, Firli Bahuri lah yang seharusnya bertanggung jawab atas polemik dan penanganan kasus ini.

"Kenapa tidak salahkan Firli yang menghindar dan main badminton di Manado," tegasnya.

Adapun permintaan maaf KPK ke TNI ini kemudian disusul dengan kabar Brigjen Asep Guntur Rahayu selaku Direktur Penyidikan KPK mengundurkan diri dari jabatannya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved