Pemilu 2024

Capres PDIP Nyungsep, Pengamat: Efek Megawati Sombong Sebut Jokowi Kasihan Tanpa PDIP

Konstelasi pemilu 2024 telah usai, paslon Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming unggul hitung suara di atas 50 persen, mengungguli paslon lainnya.

TribunBengkulu.com/Ist
Capres PDIP tumbang dianggap karena efek Megawati yang sering menyerang Jokowi. 

Partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu tetap menang di kandangnya sendiri.

Contohnya saja di daerah pemilihan (dapil) Jateng I di mana. Menurut real count sementara KPU, PDIP unggul dari partai lain dengan raihan 39.881 ribu suara atau 23,27 persen.

Selain itu, di Jateng IV, PDIP lagi-lagi unggul dengan meraih 26.079 suara atau 36,93 persen.

Sementara di Bali, PDIP masih perkasa dibanding partai lain dengan meraih suara mencapai 40.149 suara atau 56,15 persen.

Sementara berdasarkan hasil quick count dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), per Rabu (14/2/2024) pukul 18.44 WIB, tren suara Ganjar-Mahfud juga tidak cukup baik.

Ganjar-Mahfud hanya memperoleh 35,07 persen suara dan kalah dari capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang meraih 51,8 persen suara di Jawa Tengah.

Melihat fakta ini, apa penyebab Ganjar-Mahfud justru kalah di kandang PDIP dan partai berlambang banteng itu tetap menang?

Baca juga: Beredar Intruksi Caleg PDIP Terancam Tak Dilantik Jika Suara Ganjar-Mahfud Tidak Linear

Jokowi Effect

Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin awalnya mengatakan bahwa sebenarnya hasil semacam ini juga di luar dugaan dari PDIP sendiri di mana Ganjar-Mahfud kalah dari Prabowo-Gibran di Jateng dan Bali.

Padahal, sambungnya, kampanye terakhir Ganjar-Mahfud digelar di Solo, Jawa Tengah yang kerap diibaratkan juga sebagai lumbung suara PDIP.

Ujang mengatakan kampanye terakhir yang digelar tersebut ternyata hanya bisa berefek kepada suara PDIP dan tidak berdampak pada raihan suara Ganjar-Mahfud di Jawa Tengah.

"Ya ini di luar dugaan PDIP ya. PDIP merasa percaya diri dan kampanye terakhir di Jawa Tengah, besar-besaran untuk menjaga suara partai sekaligus yang sama untuk memenangkan Ganjar-Mahfud."

"Tapi fakta dan kenyataannya, mereka bisa mengawal suara partai, tetapi tidak bisa memenangkan Ganjar-Mahfud," katanya kepada Tribunnews.com, Kamis (15/2/2024).

Ujang menilai tergerusnya suara Ganjar-Mahfud di Jawa Tengah akibat 'Jokowi Effect' di mana Presiden Jokowi terus menyasar Jawa Tengah dan Bali lewat gelontoran bantuan sosial (bansos) yang kerap disalurkannya menjelang pencoblosan.

"Mungkin ada faktor lain yaitu efek Jokowi, ya yang melakukan operasi di Jawa Tengah untuk memenangkan Prabowo-Gibran dan hasilnya Prabowo-Gibran menang."

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved