Berita DPRD Provinsi Bengkulu

DPRD Provinsi Bengkulu Dapil Mukomuko Sebut Pemkab Harus Turun Tangan soal Pondok Petani Dibakar

Belasan pondok petani di Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu diduga dibakar oknum satpam perusahaan perkebunan sawit.

TribunBengkulu.com
Renjes Zaetheddy Anggota DPRD Provinsi Bengkulu Dapil 3 Mukomuko.Persoalan pondok petani dibakar, pemkab harus turun tangan. 

Namun, hingga pada akhir tahun 2022, lanjut Simon, sekelompok orang mengatasnamakan Kelompok Tani Tanjung Sakti hadir dan mulai mengganggu dan menghalangi kegiatan perusahaan di wilayah tersebut.

Saat itu, pihak perusahaan juga sudah melakukan upaya persuasif, berusaha berkomunikasi dan menyampaikan imbauan lisan maupun tertulis secara berulang kepada seluruh pihak yang tanpa izin PT DDP menduduki dan mendirikan bangunan di lokasi tersebut.

PT DDP berharap dengan kejadian ini dapat disikapi dengan bijak dan dalam hal ini manajemen PT DDP selalu bekerja dalam koridor sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Tujuan dari PT DDP di kabupaten Mukomuko untuk membawa misi menjaga hubungan baik dengan seluruh lapisan masyarakat dan tentunya membawa kesejahteraan bagi seluruh masyarakat sekitar.

“Baik dalam hal penyedian lapangan pekerjaan maupun mendorong terciptanya kemajuan ekonomi Masyarakat di kabupaten Mukomuko,” beber Simon.

Kesaksian Petani

Pondok petani di Kabupaten Mukomuko diduga dibakar oleh oknum satpam dari perusahaan kelapa sawit.

Hal itu diungkapkan oleh salah seorang petani, Udin saat dikonfirmasi oleh TribunBengkulu.com, pada Rabu (20/3/2024).

“Kejadiannya hari Senin (18/3/2024), sekitar pukul 13.30 WIB, di Desa Serami Baru Kecamatan Malindeman, saat itu saya sedang bersantai di pondok tersebut,” ungkap Udin saat diwawancarai oleh TribunBengkulu.com, Rabu (20/3/2024).

Udin menjelaskan, saat dirinya sedang bersantai di pondok tersebut, datanglah oknum yang diduga merupakan satpam perusahaan menggunakan mobil hilux berwarna hitam.

Menurutnya ada sekitar 15 orang dari mobil tersebut turun dan melempari pondok yang ada dengan bensin atau bom molotov.

“Saya lihat ada satpam datang ke pondok kami, saya pikir waktu itu mereka patroli seperti biasa, orang yang diduduk di bagian belakang mobil langsung turun melempar bensi dengan kain atau bom molotov ke pondok kami,” beber Udin.

Udin juga menjelaskan, saat itu dirinya panik dan langsung keluar dari pondok. Ia sempat merekam kejadian kebakaran 16 pondok petani tersebut.

Ia mengaku sempat mendapatkan intimidasi dari oknum satpam yang datang tersebut.

“Sempat dapat intimidasi saat saya merekam, kamera hape saya dipukul, saya langsung mengambil golok, buat jaga-jaga kalau terjadi sesuatu dengan saya,” jelas Udin.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved