Penculikan Anak di Bengkulu

Mencuat Sangkaan Penculikan Anak di Bengkulu, 3 Murid SD di Bengkulu Nyaris Jadi Korban

Sangkaan aksi penculikan anak di Bengkulu kembali mencuat, 3 orang murid SD di Kota Bengkulu mengaku nyaris jadi korban, Sabtu, 18 Mei 2024.

Penulis: Beta Misutra | Editor: Ricky Jenihansen
Kompas
Ilustrasi. Mencuat sangkaan penculikan anak di Kota Bengkulu, 3 murid SD nyaris jadi korban, Sabtu, 18 Mei 2024. 

Seperti kepada orang berseragam seperti petugas satpam atau karyawan toko yang besar kemungkinan memberikan bantuan.

Orangtua juga perlu membantu anak dalam mengenali identitas diri. Anak diajari untuk mengingat namanya, orangtua, alamat rumah, serta nomor telepon orangtua. Demikian pula anak-anak perlu dibiasakan untuk selalu minta izin kepada orangtua setiap akan melakukan sesuatu.

Putri mengingatkan agar orangtua dan pihak sekolah memperkuat edukasi kepada anak terutama ketika bertemu dengan orang asing.

Hal semacam ini sudah diajarkan di taman kanak-kanak, tetapi belum merata sehingga perlu bagi orangtua untuk mengedukasi anak tentang hal tersebut di rumah.

”Jika orang asing mengajak bicara terlalu lama, segera memanggil ibu, ayah, atau guru. Jika ada orang asing yang mencoba meraba, menyentuh, atau memaksakan sesuatu, ajarkan untuk berani berteriak sekeras mungkin," kata Putri.

"Jika ada orang asing memberikan makanan dan minuman, orangtua mengajarkan (kepada) anak (agar) berani menolak."

Selanjutnya, orangtua harus selalu waspada dengan mengenali baik-baik lingkungan bermain anak, termasuk orangtua atau keluarga dari teman bermain si anak. Selain itu, juga penting untuk dekat dengan tetangga atau masyarakat sekitar.

Bagi orangtua yang memiliki anak balita atau yang belum mampu berbicara dan membaca, kata Putri, anak perlu dilengkapi semacam data diri yang dipasang di setiap baju anak.

Hal ini dapat membantu dalam pencarian anak korban penculikan, dan mengurangi kemungkinan anak hilang.

”Penting juga, orangtua harus menjadi teman bagi anak sehingga muncul komunikasi dan saling percaya,” kata Putri.

Di era digital ini, orangtua juga harus waspada terhadap dampak negatif media sosial.

Karena itu, orangtua perlu memberikan literasi kepada anak terkait keamanan dalam bermedia sosial.

Anak diberikan pengertian untuk tidak membagikan informasi pribadi di media sosial.

”Kasus penculikan secara tidak langsung, tak jarang juga berawal dari media sosial atau bermain gim yang rentan terjadi terutama pada anak praremaja dan remaja sehingga perlu diberikan pendidikan terkait kemanan siber,” ujarnya. (**)

 

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Bengkulu dan Google News Tribun Bengkulu untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

 

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved