Misteri Kematian Deki di Bengkulu, Keluarga Curiga Bukan Bunuh Diri-Makam Dibongkar Polisi

Kematian Deki (32) warga Perumahan Kandang Mas Mulya Kelurahan Kandang Mas Kecamatan Kampung Melayu Kota Bengkulu masih menjadi misteri.

Penulis: Beta Misutra | Editor: Yunike Karolina
HO/TribunBengkulu.com
Kolase Foto : Makam Deki (32) warga Kelurahan Kandang Mas Kecamatan Kampung Melayu Kota Bengkulu yang ada di Desa Taba Kabupaten Seluma dibongkar polisi untuk dilakukan autopsi. Keluarga janggal dengan kematian Deki. 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Beta Misutra

TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Kematian Deki (32) warga Perumahan Kandang Mas Mulya Kelurahan Kandang Mas Kecamatan Kampung Melayu Kota Bengkulu masih menjadi misteri.

Korban dinyatakan meninggal dunia pada hari Selasa 4 Juni 2024 sekitar pukul 21.00 WIB, dengan dugaan waktu itu akibat bunuh diri.

Pengakuan dari tetangga korban, meninggalnya Deki pertama kali diketahui oleh warga usai istrinya ke luar rumah, sambil berteriak meminta tolong sembari mengatakan jika suaminya meninggal dunia akibat bunuh diri.

Kemudian tetangga korban yang mendengar permintaan tolong istri korban langsung bergegas ke rumah korban.

Saat itu tetangga korban masuk ke dalam rumah, dan posisi korban sudah berada di pangkuan istrinya di kamar mandi, dengan posisi kain yang disebut oleh istri korban digunakan untuk gantung diri, sudah terlepas dan berada di bawah badan korban.

"Posisi kepala korban sudah ada di pangkuan istrinya. Cuman saat kejadian yang kami lihat dia tidak tergantung, dia ada di bawah," ungkap salah satu tetangga korban.

Usai kejadian tersebut korban kemudian langsung dibawa ke ke rumah sakit, namun saat di rumah sakit korban dinyatakan sudah meninggal dunia.

Polisi sempat ingin melakukan autopsi kepada korban dan meminta persetujuan dari sang istri.

Akan tetapi istri korban menolak untuk dilakukan autopsi, kemudian korban langsung dibawa malam itu juga ke desa tempat tinggal orang tua korban, yaitu di Desa Taba Kecamatan Talo Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu.

Selanjutnya keesokan harinya yaitu pada tanggal 05 Juni 2024 korban dimakamkan di pemakaman umum Desa Taba.

Terpisah Ketua RT setempat, Nadi Muhammad Sutikno menyatakan dirinya sendiri awalnya tidak mengetahui kejadian tersebut.

Ia baru mengetahui kejadian tersebut usai pihak kepolisian meminta untuk didampingi ke rumah korban.

"Saya sempat marah juga kepada tetangga dekat rumah korban itu karena tidak memberi tahu," kata Nadi.

Belakangan diketahui pihak keluarga korban ada yang merasa janggal atas kematian korban tersebut.

Pasalnya saat memandikan jenazah korban pihak keluarga ada yang melihat adanya bekas memar pada badan korban.

Selain itu ada juga anggota keluarga korban yang pada saat memandikan jenazah korban, ada keluar darah dari bagian hidung dan telinga.

Atas dasar itulah kemudian keluarga korban melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kepolisian untuk ditindaklanjuti.

"Saya dapat juga infonya kemarin polisi membongkar makam korban kabarnya untuk dilakukan autopsi. Namun saya hanya dapat kabarnya saja, karena makamnya itu di desanya di Desa Taba," kata Nadi.

Atas pembongkaran tersebut TribunBengkulu.com sudah melakukan konfirmasi kepada PLH Kapolsek Kampung Melayu Kota Bengkulu, Iptu Darto.

Akan tetapi kapolsek mengatakan bahwa penyelidikan kasus tersebut sudah dibackup oleh Polresta Bengkulu.

Sehingga dirinya belum bisa untuk memberikan keterangan terakait perkembangan kasus tersebut.

"Mungkin lebih baik konfirmasi ke Polresta saja, mungkin bisa ke Waka Polresta atau Kasat Reskrim," kata Darto.

Sementara itu saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, baik Wakapolresta Bengkulu AKBP Max Mariners maupun PS Kasat Reskrim Polresta Bengkulu AKP Mulyo Hartomo masih belum memberi keterangan.

TribunBengkulu.com masih terus mencoba untuk mengkonfirmasi terkini kasus ini kepada pihak kepolisian Polresta Bengkulu.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved