Pelajar SMK Kota Bengkulu Dibacok

Kronologi Pelajar SMK di Kota Bengkulu Diserang hingga Dibacok Gerombolan Remaja

Kronologi pelajar SMK Kota Bengkulu diserang hingga dibacok sekelompok remaja saat mabar game online di Taman Pantai Berkas, pada Sabtu malam.

|
Editor: Yunike Karolina
M Bima Kurniawan/TribunBengkulu.com
Kolase TKP pelajar SMK Kota Bengkulu dibacok-korban pembacokan. Kronologi pelajar SMK di Taman Pantai Berkas Kota Bengkulu diserang hingga dibacok sekelompok remaja saat mabar game online di Taman Berkas, pada Sabtu malam (2/11/2024). 

Regi pun harus pulang ke rumah dalam kondisi bersimbah darah. Melihat kondisi sang anak, sang ayah pun langsung membawa korban ke rumah sakit dan memilih melapor ke Polresta Bengkulu.

Baca juga: Breaking News: Pelajar SMK Kota Bengkulu Dibacok saat Mabar Game Online di Taman Berkas

Kondisi Korban Dapat 26 Jahitan

Kondisi terkini Muhammad Regi Ramadan (15), pelajar SMK Kota Bengkulu yang menjadi korban penyerangan dan pembacokan segerombolan remaja saat mabar game online di Taman Pantai Berkas.

Regi mendapat 26 jahitan dari luka-luka akibat serangan segerombolan remaja, pada Sabtu malam (2/11/2024). Luka jahitan terdapat di wajah sebanyak 14 jahitan, 5 jahitan di jari telunjuk tangan kanan, 7 jahitan di pinggang, serta luka bacok di dada, dan punggung,

Diungkapkan orangtua korban Efan Syafrizal (45), sang anak pulang dengan diantarkan salah satu temannya dalam kondisi wajah penuh darah. 

Mendapati kondisi sang anak, Efan sempat kebingungan namun saat itu juga ia langsung mengantarkan anaknya ke rumah sakit untuk diobati.

Tiba di rumah sakit, korban langsung ditangani dan sempat ditanyakan oleh pihak rumah sakit apakah ingin melakukan operasi bedah plastik. Mengingat biaya operasi yang mahal, korban pun hanya menerima jahitan.

"Operasi bedah plastik biayanya mahal, kita orang tidak mampu," ungkap Efan kepada TribunBengkulu.com. 

Lanjut Efan, karena lukanya cukup dalam dan hanya dijahit maka luka itu akan membekas di wajah sang anak. Ia pun merasa tidak tega melihat bekas luka pada wajah anaknya, akan tetapi karena kondisi ekonomi mereka maka untuk operasi pun tidak bisa dilakukan.

"Fatal lukanya dalam, terbelah wajahnya jadi cacat di jahit luar dalam," kata Efan dengan raut wajah sedih. 

Dari pengobatan yang telah dilakukan pihak rumah sakit, Efan harus membayar uang sejumlah Rp 1.000.000. Setelah anaknya diobati, sekitar pukul 00.00 WIB Efan lalu mendatangi Polres Bengkulu untuk melaporkan kejadian yang dialami sang anak.

"Saya berharap pelaku bisa ditangkap, dan bertanggungjawab atas perbuatannya. Anak saya tidak ada masalah apa-apa, tapi jadi korban," ujar Efan.

 

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved