Harga Kopi di Bengkulu

Harga Kopi di Rejang Lebong Bengkulu Tetap Stabil Diangka Rp 71 Ribu Perkilogram

Harga Kopi di Rejang Lebong Tetap Stabil, Diangka Rp 71 Ribu Perkilonya. Untuk kopi kualitas campuran/biasa sekira Rp 65 ribu perkilonya.

Penulis: M Rizki Wahyudi | Editor: Hendrik Budiman
M Rizki Wahyudi/Tribunbengkulu.com
BELUM PANEN - Sejumlah petani kopi masih belum panen dan buahnya masih hijau pada Minggu (9/2/2025). Saat ini harga kopi di Rejang Lebong masih tinggi yakni diangka Rp 71 ribu perkilogram. 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, M. Rizki Wahyudi

TRIBUNBENGKULU.COM, REJANG LEBONG - Harga kopi di Kabupaten Rejang Lebong hingga saat ini masih sangat tinggi.

Untuk kopi dengan kualitas bagus, harganya saat ini mencapai sekitar Rp 71 ribu per kilogram.

Angka tersebut kembali mengalami kenaikan sebesar Rp 1 ribu dari harga sebelumnya. 

Sedangkan untuk harga kopi biasa/campuran, berkisar diangka Rp 60 ribu hingga Rp 65 ribu perkilonya.

Meskipun harga kopi tinggi, para petani di daerah ini menghadapi tantangan dengan hasil panen. 

Dimana banyak petani yang belum mulai memasuki musim panen.

Musim panen raya kopi diperkirakan baru akan terjadi pada bulan April 2025 mendatang.

Baca juga: Sederet Perkara Ditangani Kejari Rejang Lebong Bengkulu di 2024, Selamatkan KN Rp 605 Juta

Para petani berharap agar saat musim panen raya nanti harganya bisa tetap tinggi sehingga dan hasilnya maksimal.

Para petani berharap harga kopi tidak anjlok saat mulai mendekati musim panen raya nantinya. 

"Iya pak, sekarang masih tinggi, ini kami belum panen pak, masih hijau, mudah-mudahan saat panen nanti harganya masih tinggi," kata salah satu petani kopi, Endah, Senin (10/2/2025).

Sejak awal tahun 2025, harga kopi di Rejang Lebong terus menunjukkan tren positif, tanpa adanya penurunan harga ini memberikan harapan bagi petani kopi di wilayah tersebut.

Mengingat Rejang Lebong merupakan salah satu daerah penghasil kopi terbesar di Provinsi Bengkulu. 

Ditengah harga kopi yang tinggi, para petani juga khawatir dengan aksi pencurian yang biasanya kerap terjadi.

Bahkan tak sedikit petani yang was-was dan terpaksa menginap di lahan kebunnya untuk menjaga buah kopi agar terhindari dari target pencurian. 

"Menginap kami pak, nunggu sampai panen, bahaya pak, rawan pencurian, kemarin ada orang mencurigakan bahkan melihat-lihat," jelas petani lainnya, Tono. 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved