Pembunuhan di Curup

Terbentur Alibi Kuat, Polisi Kesulitan Ungkap Kasus Pembunuhan Resma Reta di Curup Bengkulu

Kasus pembunuhan Resma Reta di Curup masih misterius. Polisi terkendala alat bukti dan alibi kuat terduga.

|
Penulis: M Rizki Wahyudi | Editor: Ricky Jenihansen
M Rizki Wahyudi/Tribunbengkulu.com
PEMBUNUHAN RESMA RETA – Kolase foto korban Resma Reta dan lokasi kejadian pembunuhan yang terjadi pada 10 Juni 2025. Hingga kini, kasus pembunuhan tersebut masih menjadi misteri karena pelaku belum berhasil diungkap dan pihak kepolisian terbentur alibi kuat nama-nama yang dicurigai. 

Meski demikian, motif pembunuhan masih menjadi teka-teki.

Polisi memastikan pembunuhan tersebut bukan merupakan aksi pencurian dengan kekerasan (curas), karena sebagian besar barang berharga milik korban tidak diambil.

Pelaku hanya membawa kabur satu unit laptop dan sebuah dompet berisi kartu identitas serta ATM milik korban.

Hal ini memperkuat dugaan bahwa motif pembunuhan berkaitan dengan dendam atau persoalan pribadi, bukan murni perampokan.

Sebelumnya, Kasat Reskrim Polres Rejang Lebong, Iptu Reno Wijaya, S.E., M.H., melalui Kanit Pidum Polres Rejang Lebong, Ipda Andhar Wicaksono, S.Tr.K., menyampaikan bahwa penyelidikan masih terus dilakukan oleh tim kepolisian.

Namun, sejauh ini belum ada titik terang terkait identitas pelaku maupun motif pembunuhan.

“Untuk sejauh ini motifnya juga belum bisa dipastikan. Terkait permasalahan pribadi pun tidak ada fakta yang didapat, termasuk dari riwayat chat maupun email di HP korban,” sampai Ipda Andhar saat dikonfirmasi TribunBengkulu.com, Rabu (30/7/2025) sore.

Pihak kepolisian, lanjut Andhar, masih terus berupaya keras melakukan digital forensik terhadap perangkat milik korban.

Termasuk ponsel dan akun media sosialnya, guna mencari petunjuk baru yang bisa mengarah pada pelaku, serta mencari petunjuk-petunjuk lain yang mengarah pada dugaan motif yang ada.

"Namun yang jelas, kita bisa pastikan ini bukan curas. Tapi untuk motif pastinya karena apa, kita belum dapat sampaikan karena masih diselidiki," lanjut Ipda Andhar.

Sayangnya, keterbatasan alat bukti menjadi tantangan utama dalam pengungkapan kasus ini.

Salah satunya adalah minimnya rekaman kamera pengawas atau CCTV yang dapat mendukung proses penyelidikan.

Begitu pula keterangan saksi, baik yang berada di sekitar lokasi kejadian maupun dari tempat lainnya.

“Rekaman CCTV yang kita dapat kondisinya blur dan tidak ada yang mengarah langsung ke rumah korban,” jelasnya.

Meski demikian, pihak kepolisian memastikan tidak akan menyerah dan akan terus berupaya menuntaskan kasus ini demi keadilan bagi korban dan keluarganya.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved