Berita Bengkulu

Terungkap! Modus LPK Berangkatkan Adelia, PMI Asal Bengkulu yang Meninggal di Jepang

Disnakertrans Provinsi Bengkuku ungkap Modus LPK yang Berangkatkan Adelia PMI asal Seluma meninggal di Jepang.

M Bima Kurniawan/TribunBengkulu.com
KEPULANGAN JENAZAH PMI - jenazah saat di pindahkan ke ambulan untuk dibawa kerumah duka pada Jumat (14/11/2025). Momen kepulangan jenazah Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Seluma bernama Adellia Mesya (23) telah tiba di Bandara Fatmawati pada Jumat (14/11/2025). 

“Kami sedang menelusuri siapa perekrutnya. Saat ini perekrut tersebut masih berada di Jepang,” jelas Julius, Senin (17/11/2025).

Kasus ini mengungkap sisi gelap pengiriman PMI dan modus LPK yang memanfaatkan minimnya pemahaman calon pekerja, hingga berujung pada kematian tragis Adelia di negeri orang.

Baca juga: Polda Bengkulu Ungkap PMI Seluma Lain Telantar di Jepang, Korban LPK Ilegal yang Sama dengan Adellia

Ada PMI Seluma Lain Terlantar

Sementara itu, Polda Bengkulu mengungkap fakta baru bahwa masih terdapat korban Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Kabupaten Seluma yang hingga kini telantar di Jepang.

Korban tersebut diberangkatkan melalui jalur ilegal oleh sebuah Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) yang tidak resmi.

Temuan ini diperoleh setelah polisi melakukan investigasi mendalam terkait kasus penipuan yang menyebabkan seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) bernama Adelia Meysa meninggal dunia di Jepang.

Adelia, yang berasal dari Desa Kampai, Kabupaten Seluma, Bengkulu, diketahui menjadi korban perdagangan manusia oleh LPK yang diduga tidak bertanggung jawab.

Adelia sebelumnya diketahui berangkat melalui jalur ilegal setelah menjadi korban penipuan sebuah LPK di Bogor, Jawa Barat.

Temuan ini mempertegas dugaan bahwa jaringan penipuan tersebut tidak hanya menjerat satu korban, melainkan sejumlah warga lainnya yang mengalami nasib serupa.

Pernyataan ini disampaikan Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Bengkulu Kombes Pol Andjas Adipermana melalui Kasubdit Renakta, AKBP Julius Hadi.

Ia menyebutkan bahwa penyidik menerima laporan tambahan mengenai warga Seluma lain yang direkrut oleh LPK yang sama dan kini tidak memiliki dokumen serta terlantar di Jepang.

"Kami mendapat laporan masih ada beberapa korban lain yang masih telantar di Jepang. Mereka juga diduga direkrut oleh LPK yang sama," ungkap AKBP Julius saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (17/11/2025).

Dari pendalaman awal, LPK di Bogor yang mengurus keberangkatan korban menjalankan perekrutan di berbagai daerah termasuk Bengkulu.

Dengan modus menjanjikan pelatihan singkat dan penempatan kerja di Jepang, para korban diminta membayar sejumlah uang sebelum akhirnya diberangkatkan tanpa dokumen resmi yang sah.

Saat ini polisi masih mengumpulkan bukti untuk memastikan keterlibatan oknum tertentu yang berperan dalam kasus ini.

Sumber: Tribun Bengkulu
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved